Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118470
Title: Evaluasi Keberlanjutan Pengelolaan Mangrove dengan Sistem Wanamina Di Pesisir Blanakan Subang Jawa Barat
Authors: Sulistiono
Pratiwi, Niken
Handayani, Endy
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Argicultural University (IPB)
Abstract: Mangrove menjadi ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir. Kabupaten Subang merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang masih memiliki kawasan mangrove. Hasil analisis data LANDSAT-TM Multitemporal menunjukkan pada periode 1988–1992 terjadi pengurangan luasan mangrove (dari 2.087,7 ha menjadi 958,2 ha) yang disebabkan oleh kegiatan konversi lahan termasuk perluasan area pertambakan, sedangkan penambahan luas (menjadi 3.074,3 ha) pada periode 1992–1995 menunjukkan keberhasilan program perhutanan sosial yang dilakukan melalui tambak tumpang sari/wanamina/silvofishery. Pemanfaatan mangrove untuk wanamina di Kabupaten Subang saat ini mengalami perkembangan yang pesat sehingga diperlukan penilaian keberlanjutan terhadap sumber daya dan usaha yang dilakukan dalam wanamina. Salah satu alat yang digunakan untuk mengevaluasi keberlanjutan pengelolaan mangrove dengan sistem wanamina ini adalah Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) yang merupakan metode penilaian keberlanjutan perikanan berbasis pendekatan multidimensional scaling. Tujuan penelitian adalah (1) menghitung tingkat kelayakan usaha dengan sistem wanamina, dan (2) menentukan status keberlanjutan pengelolaan mangrove dengan sistem wanamina di pesisir Blanakan Subang. Penelitian ini dilaksanakan di pesisir Desa Langensari, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat selama tiga bulan, yaitu pada bulan Oktober - Desember 2014. Kegiatan wanamina yang dilakukan di pesisir Langensari memiliki tingkat kelayakan yang cukup efektif dan efisien. Dari hasil analisis ekonomi terhadap empat parameter yang dipertimbangkan seluruhnya menunjukkan kontribusi yang positif terhadap keberlangsungan wanamina, yaitu (1) adanya interaksi biofisik, (2) terdapat sejumlah besar spesies yang memanfaatkan mangrove, (3) terdapatnya hasil budidaya ikan/udang dan hasil non budidaya mangrove yang cukup besar, dan (4) input yang rendah dari kegiatan wanamina. Hasil ordinasi RAPFISH terhadap seluruh dimensi keberlanjutan, baik itu dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial maupun multidimensi, seluruhnya menunjukkan status “cukup berkelanjutan” dengan nilai indeks berada pada selang nilai 51–75. Kondisi tersebut dapat mencerminkan bahwa pengelolaan mangrove dengan sistem wanamina di pesisir Blanakan, Kabupaten Subang berada dalam keadaan cukup optimal. Berdasarkan analisis Leverage dalam metode RAPFISH terdapat empat indikator yang dominan memberikan kontribusi terhadap nilai indeks keberlanjutan, yaitu (1) kualitas air, (2) kerapatan mangrove, (3) pasar hasil tambak, dan (4) jenis pekerjaan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118470
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015eha.pdf
  Restricted Access
Fulltext37.28 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.