Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118454
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPurwanto, Bagus Priyo-
dc.contributor.advisorSuryahadi-
dc.contributor.authorSanusi, Imam-
dc.date.accessioned2023-06-06T05:14:56Z-
dc.date.available2023-06-06T05:14:56Z-
dc.date.issued2013-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118454-
dc.description.abstractKambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan salah satu kambing lokal yang berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Keunggulan kambing PE diantaranya (1) investasi kecil karena ukuran tubuh yang kecil; (2) selektif terhadap pakan dan kemampuan mencerna hijauan berserat kasar tinggi; (3) penghasil susu yang memiliki butiran lemak lebih kecil dan homogen sehingga lebih mudah dicerna tubuh (Sutama dan Budiarsana 2009); (4) ternak fertil dengan generasi interval pendek. Keunggulan kambing PE didukung dengan peluang bisnis yang ada di Indonesia, yaitu (1) permintaan daging yang terus meningkat dengan kontribusi daging kambing sebesar 5% dari total konsumsi daging nasional; (2) kondisi agroklimat dan sumber daya lahan cukup tinggi; (3) tersedianya sumber daya ternak kambing yang adaptif dengan kondisi lingkungan Indonesia yang panas; (4) serta permintaan pasar regional yang tinggi, diantaranya adalah Malaysia, Brunei, dan Timur Tengah (khususnya Arab Saudi)(Sutama dan Budiarsana 2009). Kambing PE yang banyak dikembangkan di masyarakat salah satunya adalah kambing kaligesing. Kambing kaligesing banyak diperdagangkan sebagai bibit. Pada prakteknya, penentuan bibit kambing kaligesing banyak yang berdasarkan grade. Grade kambing menentukan harga jualnya. Semakin tinggi grade, semakin mahal harga jualnya (Kambingetawa 2011). Namun dalam perkembangannya, banyak terjadi perbedaan-perbedaan dalam menentukan kriteria grading. Permasalahan lainnya adalah sistem grading tersebut tidak pernah mengacu pada standar bibit kambing PE yang telah ada, yaitu SNI 7352:2008. Perlunya upaya membandingkan kriteria-kriteria grading dengan standar bibit kambing PE sehingga dapat dijadikan acuan bagi peternak untuk mencapai produksi yang tinggi secara kualitas maupun kuantitas. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui faktor-faktor determinan dalam pengelompokan (grading) kambing kaligesing; (2) membuat kartu skor (score card) untuk penilaian sistem grading dan kontes kambing kaligesing; (3) mengetahui kesesuaian kriteria grading di tingkat peternak dengan standar bibit kambing Peranakan Ettawa (SNI 7352:2008). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor determinan dalam sistem grading kambing kaligesing yang telah lama berlaku di tingkat peternak, yaitu faktor ukuran tubuh, profil muka dan leher, serta ukuran telinga. Faktor ukuran badan yang meliputi tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, dan bobot badan memiliki korelasi yang tinggi (Herman et al. 1985; Lukman et al. 1985; Isroli 2001) sehingga dapat ditandai sebagai kapasitas tubuh. Kapasitas tubuh merupakan salah satu komponen dalam penilaian eksterior kambing perah. Kapasitas tubuh kambing perah memiliki definisi ukuran tubuh yang relatif besar secara proporsional untuk ukuran, umur, dan masa laktasi ternak (HF 2010).id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcAnimal Husbandryid
dc.titlePembuatan Kartu Skor (Scorecard) untuk Penilaian Sistem Grading dan Kontes Kambing Kaligesingid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordKaligesing goatid
dc.subject.keywordgrading systemid
dc.subject.keywordscore cardid
dc.subject.keywordlivestock contestid
Appears in Collections:MT - Animal Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2013isa1.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.08 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.