Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118437
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorNurrochmat, Dodik Ridho-
dc.contributor.advisorNugroho, Bramasto-
dc.contributor.authorInsusanty, Enny-
dc.date.accessioned2023-06-06T04:17:18Z-
dc.date.available2023-06-06T04:17:18Z-
dc.date.issued2011-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118437-
dc.description.abstractKontribusi sektor kehutanan dihitung berdasarkan nilai produknya yaitu kayu sedangkan nilai lingkungan yang dihasilkan biasanya tidak diperhitungkan. Manfaat intangible yang sangat besar dari sektor kehutanan dan kontribusinya terhadap penciptaan nilai tambah bagi sektor lain tidak tercermin dalam nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk mengintegrasikan nilai lingkungan tersebut maka dikembangkan konsep PDRB Hijau yang memasukkan nilai deplesi dan degradasi lingkungan. Perhitungan PDRB Hijau yang dilakukan selama ini hanya memasukkan nilai deplesi dan degradasi sebagai faktor pengurang (disinsentif) sedangkan nilai jasa lingkungan belum dihitung sebagai faktor penambah (insentif). Jika nilai PDRB Hijau dihitung dengan hanya melihat faktor deplesi dan degradasi maka nilai yang dihasilkan tidak akan pernah lebih besar dibandingkan dengan PDRB konvensional. Sehingga, untuk mengetahui kontribusi sektor kehutanan perlu ditambahkan nilai jasa lingkungan. Pada penelitian ini ada dua unsur jasa lingkungan yang dihitung dalam komponen jasa lingkungan yaitu tata air dan karbon. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Provinsi Riau pada kurun waktu lima tahun terakhir mengalami fluktuasi dengan kontribusi rata-rata sektor kehutanan pada tahun 2004-2009 sekitar 6,56%. Namun dari tingkat pertumbuhan ekonomi sektor kehutanan mengalami perlambatan. Dari segi sumberdaya, telah terjadi degradasi dan deforestasi yang antara lain disebabkan oleh pengelolaan hutan yang tidak tepat, alih fungsi lahan, illegal logging, perambahan, okupasi lahan dan kebakaran hutan. Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah membuat rekomendasi kebijakan untuk merealisasikan nilai jasa lingkungan hutan dari fungsi tata air dan penyerapan/penyimpanan karbon, sedangkan tujuan khususnya adalah menghitung kontribusi sektor kehutanan dengan memasukkan unsur deplesi sumberdaya hutan, degradasi lingkungan dan nilai tambah jasa lingkungan hutan fungsi tata air dan penyerapan/penyimpanan karbon; mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan kelembagaan jasa lingkungan hutan untuk fungsi tata air dan penyerapan/penyimpanan karbon; menganalisis faktor-faktor kegagalan kebijakan untuk merealisasikan jasa lingkungan hutan untuk fungsi tata air dan penyerapan/penyimpanan karbon sebagai kontribusi sektor kehutanan terhadap perekonomian Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Riau pada bulan Juli sampai September tahun 2010 dengan metode survey dan melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci. Penelitian ini dibatasi pada pengambilan hasil hutan, degradasi lingkungan dan jasa lingkungan (air dan karbon) dengan menggunakan metode benefit transfer. Nilai kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB konvensional Provinsi Riau dari tahun 2005-2008 berturut-turut sebesar Rp 4,92 trilyun; Rp 5,07 trilyun....dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleImplikasi Kebijakan Peningkatan Kontribusi Sektor Kehutanan dari Tata air dan Karbon di Provinsi Riauid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordPDRB Hijauid
dc.subject.keywordKontribusiid
dc.subject.keywordPembayaran Jasa Lingkunganid
dc.subject.keywordTata Airid
dc.subject.keywordKarbonid
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2011ein.pdf
  Restricted Access
Full text779.55 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.