Dampak Pinjaman Modal pada Efisiensi dan Kinerja Usahatani Padi di Jawa Timur.

Abstract

Sektor pertanian masih memegang peran penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Peran sektor ini dalam upaya pembangunan nasional yaitu pemenuhan kebutuhan pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan nasional mendapatkan tantangan karena sisi produksi akan berpangku pada pemanfaatan teknologi. Pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi pada sektor pertanian untuk mendukung kedaulatan pangan. Petani merupakan objek dari suatu kebijakan karena petani merupakan penopang perekonomian di pedesaan. Petani yang merupakan ujung dari setiap kebijakan apakah kesulitan dalam permodalan. Kredit pertanian merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat ekonomi pedesaan di sebagian besar negara berkembang. dari pembiayaan dapat dilihat dengan kinerja produksi dan efisiensi teknis. Pendekatan efisiensi teknis sangat relevan melihat seberapa jauh pemanfaatan teknologi. Pelaku ekonomi ini berupaya meningkatkan efisiensi teknis mereka, akan tetapi upaya mereka terbatas oleh modal yang dimiliki. Karena keterbatasan sumber pembiayaan pertanian mereka membuat akses terhadap teknologi lamban. Penggunaan teknologi terbaru diharapkan menjawab tantangan perubahan iklim dan alih fungsi lahan produksi pertanian. Hal ini sejalan dalam upaya membantu pembangunan pertanian dimana pembiayaan pertanian sering dianggap sebagai salah satu faktor utama dalam mengatasi stagnasi pertanian. Penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini dipilih karena provinsi ini merupakan salah satu provinsi penghasil gabah terbesar di Indonesia, dan merupakan provinsi yang menyerap subsidi bunga terbesar. Sampel dalam penelitian melakukan produksi pada periode musim tanam Juni – September 2013. Jumlah sampel yang akan dianalisis 6,988 responden. Semua faktor input, kecuali pestisida, mengalami peningkatan terhadap output padi, dan elastisitas input benih adalah yang tertinggi di antara semua faktor input, diikuti oleh pupuk, tenaga kerja, dan luas lahan. Semua koefisien variabel input usahatani padi diterima dengan taraf kepercayaan pada 1 persen. Pinjaman modal, penelitian ini menemukan pengaruh positif yang signifikan terhadap produksi, pinjaman modal secara parsial berpengaruh produksi. Indeks efisiensi teknis sebesar 78 persen, rata-rata indeks efisiensi alokatif sebesar 80 persen dan indeks efisiensi ekonomi sebesar 63 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa petani beroperasi dengan inefisiensi yang substansial dan karenanya memiliki potensi hasil yang cukup besar yaitu 37 persen yang masih dapat ditingkatkan. Kemudian rata-rata indeks efisiensi ekonomi menunjukkan bahwa petani dapat meningkatkan profitabilitas produksi beras sebesar 46.68 persen. Variabel-variabel yang signifikan keputusan petani melakukan pinjaman modal pada level 1 persen adalah tingkat pendidikan, jenis kelamin, keikutsertaan kelompok tani, status kepemilikan lahan, dan perubahan iklim. Terdapat 6 variabel yang tidak signifikan. Pinjaman modal secara konsisten berpengaruh dapat meningkatkan penggunaan input dan peningkatan output. Hasil PSM menunjukkan bahwa setelah mengontrol karakteristik sosial ekonomi pinjaman kredit secara signifikan meningkatkan efisiensi teknis usahatani padi di Jawa Timur. Hasil ini menyoroti peran penting kredit produksi dalam sistem produksi pertanian di wilayah penelitian. Pinjaman modal memungkinkan petani untuk berinvestasi dalam teknologi yang meningkatkan produksi, melalui penggunaan pupuk, pestisida, benih yang lebih baik, dan mekanisasi.