Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118325
Title: Kestabilan Genetik Somaklon Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Hasil Kultur In Vitro Menggunakan Marka SSR
Authors: Wiendi, Ni Made Armini
Toruan-Mathius, Nurita
Cahyono, Yuni Fitri Cahyaningsih
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Teknik kultur jaringan telah dilakukan sejak tahun 1960 untuk perbanyakan tanaman kelapa sawit dengan karakter agronomis yang penting seperti produktifitas tinggi, resisten terhap hama dan penyakit, serta efisien dalam penyerapan hara dan air. Perbanyakan tanaman kelapa sawit secara kultur jaringan dilakukan dengan menggunakan metode embriogenesis. Sel-sel somatik dari tanaman ortet terpilih diinduksi untuk membentuk kalus yang kemudian berdiferensiasi membentuk bibit (ramet). Namun timbulnya variasi somaklonal pada tanaman kelapa sawit hasil kultur jaringan menjadi suatu kendala. Variasi somaklonal perlu dideteksi lebih awal untuk mengetahui kestabilan genetik tanaman klonal hasil kultur jaringan. Deteksi kestabilan genetik ini dapat dilakukan dengan menggunakan marka SSR. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan tingkat kestabilan genetik tanaman klonal hasil perbanyakan kultur jaringan. Sebanyak delapan ortet dari jenis Tenera (D×P) dan 20 tanaman klonalnya masing-masing diekstraksi menggunakan Kit GenElute kemudian diamplifikasi menggunakan 20 pasang primer SSR. Hasil amplifikasi kemudian diseparasi menggunakan PAGE. Pita-pita yang diperoleh dari hasil separasi kemudian diubah menjadi data sesuai format perangkat lunak yang digunakan yaitu NTSys dan PowerMarker. Hasil analisis berdasarkan 20 pasang primer SSR menggunakan perangkat lunak PowerMarker menunjukkan bahwa seluruh primer yang digunakan bersifat polimorfis. Jumlah alel yang dihasilkan sebanyak 55 alel dengan 1-4 alel dihasilkan dari setiap primer. Nilai rata-rata PIC 0.39 dengan nilai PIC terbesar 0.52 yang dihasilkan dari primer mEgCIR0521 dan mEgCIR2569. Hasil analisis keragaman genetik delapan ortet berdasarkan 20 pasang primer SSR menggunakan perangkat lunak NTSys menunjukkan bahwa keragaman genetik antar ortet berkisar 7%-30%. Ortet IS 10 dan IS 20 memiliki kemiripan genetik yang paling besar diantara ortet. Ortet IS 17 adalah ortet yang memiliki kemiripan genetik yang paling rendah dengan ortet-ortet lainnya. Hasil analisis kemiripan genetik ortet dan 20 tanaman klonalnya berdasarkan 20 pasang primer SSR menggunakan perangkat lunak NTSys menunjukkan bahwa 90% tanaman klonal dari ortet IS 10, IS 20, IS 40, dan IS 36 memiliki tingkat kemiripan genetik 100% dengan ortetnya masing masing. Ortet IS 39 memiliki 45% tanaman klonal pada tingkat kemiripan genetik 100%. Penelitian ini menunjukkan bahwa kestabilan genetik tanaman klonal dipengaruhi oleh genotipe ortet. Ortet yang berbeda memberikan respon yang berbeda pada kondisi kultur yang seragam. Tanaman ortet yang menghasilkan tanaman klonal dengan tingkat kestabilan genetik yang tinggi berpotensi menghasilkan tanaman klonal yang identik dengan ortetnya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118325
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015yfc.pdf
  Restricted Access
Fulltext15.79 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.