Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118261
Title: Aktivitas Antioksidan Fraksi Flavonoid Daun Jati Belanda dan Salam Serta Peranannya dalam Memodulasi Apoptosis Sel Khamir
Authors: Sulistiyani
Artika, I Made
Syaefudin
Issue Date: 2012
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Dua tanaman yang tengah dikembangkan sebagai fitofarmaka pengendali penyakit kardiovaskuler dan aterosklerosis adalah jati belanda dan salam. Syaefudin (2008) melaporkan bahwa ekstrak daun jati belanda dan salam memiliki aktivitas antioksidasi yang setara dengan α-tokoferol (vitamin E) 200 ppm. Jati belanda juga diketahui dapat menghambat terjadinya aterosklerosis serta berpotensi sebagai agen antihiperlipidemia (Sulistiyani et al. 2003) dan antihiperkolesterolemia (Darusman et al. 2009). Oleh karena itu, tumbuhan ini berpeluang untuk dijadikan sebagai obat penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler (Darusman et al. 2002). Tahapan kerja radikal bebas dalam menyebabkan penyakit kardiovaskuler, khususnya yang disebabkan oleh aterosklerosis sudah mulai banyak dikaji. Oksidasi terhadap lipoprotein pengangkut kolesterol atau lipoprotein berdensitas rendah (LDL, low density lipoprotein) akan menghasilkan LDL teroksidasi (ox- LDL) yang mudah ditangkap oleh makrofag sehingga membentuk sel busa (foam cells). Penimbunan sel busa dalam pembuluh darah merupakan fenomena khas pada patogenesis aterosklerosis awal (Spagnoli et al. 2007). Oleh karena itu, pengaturan pembentukan sel busa menjadi langkah yang tepat untuk mencegah terjadinya aterosklerosis. Regulasi ini dapat dilakukan dengan menginduksi atau menghambat terjadinya apoptosis sel makrofag oleh antioksidan (Tabas & Moore 2011; Tabas & Ron 2011). Penelitian yang berusaha mengungkap dan memanfaatkan fenomena apoptosis sebagai dasar pengobatan umumnya menggunakan model Saccharomyces cerevisiae (sel khamir). Penggunaan sel khamir sebagai model didasarkan pada kemiripan fenomena apoptosis yang terjadi di sel tersebut dengan sel mamalia, termasuk manusia (Madeo et al. 2002). Sel khamir yang mengalami apoptosis dapat diketahui dengan mengamati terjadinya kondensasi dan fragmentasi DNA sel, pembentukan sel petite (cell shrinkage), eksternalisasi fosfatidilserin, pembentukan badan apoptosis, serta pelepuhan pada membran (membrane blebbing) (Kerr et al. 1972; Hacker 2000; Granot et al. 2003; Ziegler & Groscurth 2004). Penelitian ini bertujuan membandingkan daya antioksidasi fraksi flavonoid kedua tanaman serta perananannya dalam memodulasi apoptosis sel khamir. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai mekanisme seluler metabolit sekunder kedua tanaman dalam mengobati penyakit degeneratif. Selain itu, hasil penelitian ini juga menjadi bagian dari upaya saintifikasi jamu dan komersialisasi tanaman herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Daun jati belanda dan salam diperoleh dari Kebun Cikabayan, Pusat Studi Biofarmaka, IPB. Ekstraksi dedaunan kedua tanaman menggunakan teknik maserasi. Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan oleh Sulistiyani et al. (2011), dedaunan tanaman mengandung beberapa metabolit sekunder, seperti flavonoid, tanin, dan hidrokuinon. Penelitian ini menggunakan senyawa metabolit sekunder...dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118261
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2012sya.pdf
  Restricted Access
Full text5.1 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.