Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118230
Title: Kajian Pengelolaan Berkelanjutan Sumber daya Perikanan Cakalang Berbasis Risiko : Studi Kasus Perairan Laut Banda, Maluku Tengah
Authors: Adrianto, Luky
Wisudo, Sugeng Hari
Usemahu, Amrullah
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Indonesia adalah negara tropis dengan kekayaan sumberdaya ikan yang berlimpah dan memiliki peran strategis pada pengelolaan perikanan tuna global. Indonesia merupakan penghasil tuna, cakalang, tongkol (TCT) yang terbesar di dunia. Jumlah hasil tangkapan sekitar 1,3 juta ton (20,06%) dari total produksi dunia dan bernilai US$ 5 milyar atau hampir Rp 71 trilyun setahun (KKP 2019). Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang begitu besar adalah Provinsi Maluku, yang mana Kabupaten Maluku Tengah dijadikan sebagai daerah sentra unggulan perikanan. Secara umum pengelolaan sumberdaya perikanan cakalang di Kabupaten Maluku Tengah berada pada dua wilayah pengelolaan perikanan (WPP) yakni Laut Banda (WPP 714) dan Laut Seram (WPP 715). Laut Banda memiliki potensi sumber daya perikanan cakalang yang begitu besar namun terindikasi telah mengalami gejala eksploitasi penuh dikarenakan hasil tangkapan nelayan yang terus menurun dan armada yang melakukan penangkapan ikan cakalang multigear. Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penangkapan ikan pelagis besar terutama cakalang sudah melewati jumlah tangkapan yang diperbolehkan (Waileruny 2014). Agar tidak terjadi kemerosotan terhadap sumber daya cakalang maka perlu dilakukan pendekatan pengelolaan perikanan cakalang berbasis risiko. Pendekatan ini memperhitungkan faktor-faktor seperti keberlanjutan sumber daya ikan secara biologi dan keseimbangan antara habitat dan ekosistem serta faktor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kerentanan dan risiko sumber daya cakalang sebagai spesies ikan target dan non target lainnya baik primer, sekunder dan Endangered species, Threatened species, and Protected species (ETP), menganalisis dampak alat tangkap pole and line terhadap habitat dan ekosistem serta merumuskan keputusan taktis dalam pemanfaatan sumber daya cakalang di Laut Banda agar berkelanjutan. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2020 bertempat pelabuhan perikanan swasta milik PT. Aneka Sumber Tata Bahari (ASTB) desa Tulehu Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Data primer meliputi pengukuran panjang cagak FL (fork lenght) dan bobot ikan target cakalang sebanyak 428 ekor serta melakukan wawancara dengan metode purpose sampling untuk 35 responden. Data sekunder merupakan data produksi ikan dan data statistik yang diperoleh melalui dari instansi teknis pemerintah dan lintas stakeholder perikanan lainnya serta studi literatur dikarenakan keterbatasan data (poor data) yang kemudian dianalisis. Analisis data untuk parameter biologi menggunakan bantuan perangkat lunak R versi 4.1.2 (R Core Team 2021) dengan paket-paket tidyverse (Wickham et al. 2019) dan TropFishR (Mildenberger et al.2017) untuk menganalisis distribusi dan hubungan panjang berat, laju dan pola pertumbuhan serta laju eksploitasi ikan cakalang. Selanjutnya menggunakan Consequence analysis (CA) dan Productivity and suceptibility analysis (PSA) untuk menganalisis ikan target. PSA juga digunakan untuk menganalisis spesies primer, sekunder dan ETP . Pada penilaian dampak alat tangkap pole and line terhadap habitat dan ekosistem menggunakan analisis Consequence and spatial analysis (CSA) dan Spatial Intensity Consequence Analysis (SICA) berdasarkan risk based framework (RBF) pada dokumen MSC versi 2.01 agustus 2018. Selanjutnya dilakukan perumusan langkah taktis pengelolaan menggunakan tactical decision. Berdasarkan hasil analisis data penelitian bahwa nilai konsekuensi untuk spesies target diberikan skor 60 sesuai indikator terhadap kategori ukuran populasi dengan skor MSC adalah 78 yang berarti kondisi status ikan target berada pada tingkat menengah (medium) salah satu indikatornya adalah bukan hanya alat tangkap pole and line saja yang melakukan penangkapan ikan cakalang, ada pula alat tangkap lainnya. Sesuai Hasil analisis PSA pada lembar kerangka kerja RBF untuk skor produktifitas cakalang adalah 1,57, tuna sirip kuning 1,57, tuna mata besar 1,71, tongkol krai 1,29, lemadang 1,43 sementara produktifitas ikan tembang dan teri sebagai ikan umpan skornya 1,40. Untuk tingkat suseptibilitas cakalang, tuna sirip kuning, tuna mata besar dan tongkol krai skornya 1,20 sedangkan tembang dan teri 1,13. Secara keseluruhan berdasarkan kategori pada penilaian Marine Stewardship Council (MSC) berada dalam kategori tingkat kerentanan rendah dan berisiko kecil dengan skoring MSC ≥ 80 berstatus unconditional pass. Pada Penilaian habitat, skor konsekuensi dan skor spasialnya adalah 2,11 dan 1,14 serta skor CSA 2,40 yang artinya alat tangkap pole and line tidak berdampak langsung terhadap habitat (diabaikan) sedangkan sesuai hasil analisis SICA pada ekosistem, dampaknya kecil. Keputusan taktis dilakukan secara temporal dan spasial salah satunya pengaturan waktu penangkapan ikan cakalang di Laut Banda pada bulan oktober sampai desember dimana ikan layak tangkap dan didominasi ukuran diatas 40 Lm dengan musim puncak penangkapan pada musim timur.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118230
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_AMRULLAH USEMAHU_SPL2019_090723.pdf
  Restricted Access
Cover407.49 kBAdobe PDFView/Open
FINAL TESIS_AMRULLAH USEMAHU_SPL2019_090723.pdf
  Restricted Access
Fulltext9 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran_AMRULLAH USEMAHU_SPL2019_090723.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.03 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.