Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118217
Title: Karakterisasi kimia dan ekstraksi minyak ikan dari kulit ikan hasil samping pengolahan surimi
Authors: Suseno, Sugeng Heri
Santoso, Joko
Huli, La Ode
Issue Date: 2015
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Hasil samping dari industri pengolahan surimi diantaranya adalah kepala, jeroan, tulang dan kulit sekitar 10-15% dari total produksi yang belum termanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi kulit ikan hasil samping pengolahan surimi dan menentukan kualitas minyak ikan dari kulit ikan hasil samping pengolahan surimi terpilih. Penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, karakterisasi kimia kulit ikan hasil samping pengolahan surimi untuk mengetahui komposisi proksimat, kandungan logam berat dan komposisi asam lemak terutama eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosaheksaenoic acid (DHA). Tahap kedua, ekstraksi minyak ikan untuk mengetahui rendemen minyak ikan, karakteristik kimia minyak ikan meliputi: peroksida (PV), asam lemak bebas (FFA), anisidin, bilangan asam (AV) dan total oksidasi (TOTOX), komposisi asam lemak dan klasifikasi minyak ikan dari kulit ikan terpilih berdasarkan perlakuan terbaik. Ekstraksi minyak ikan dilakukan dengan metode Wet Rendering dengan perlakuan suhu 60, 70, 80, 90 dan 100 oC selama 20, 30 dan 40 menit. Profil asam lemak dianalisis dengan perangkat gas chromatography (GC) merk Shimadzu 2010+. Klasifikasi minyak ikan dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil karakterisasi kimia kulit ikan hasil samping pengolahan surimi diperoleh kadar air tertinggi pada kulit ikan kapasan yaitu 81,81% dan terendah diperoleh pada kulit ikan swangi 65,70%. Kadar abu tertinggi pada kulit ikan swangi 8,82%. Kadar lemak tertinggi diperoleh pada kulit ikan swangi 1,41% dan kadar protein tertinggi diperoleh pada kulit ikan swangi 20,83%. Kadar logam berat masih di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) yaitu 1 ppm. Persentase saturated fatty acid (SFA) tertinggi diperoleh pada kulit ikan kuniran 36,33%, sedangkan persentase monounsaturated fatty acid (MUFA), polyunsaturated fatty acid (PUFA), EPA dan DHA tertinggi diperoleh pada kulit ikan swangi masing-masing 15,6%, 30,21%, 5,84% dan 19,95% sehingga kulit ikan swangi dijadikan sebagai kulit ikan terpilih. Hasil ekstraksi minyak kulit ikan swangi menunjukkan bahwa rendemen minyak ikan tertinggi dari masing-masing perlakuan suhu dan lama ekstraksi diperoleh suhu ekstraksi 60 oC selama 30 menit 0,33%, suhu 70 oC selama 30 menit 0,46%, suhu 80 oC selama 30 menit 1,23%, suhu 90 oC selama 20 menit 1,14% dan suhu ekstraksi 100 oC selama 20 menit 0,84% dan hasil tersebut lebih rendah dibandingkan metode ekstraksi Bligh and Dyer dan Soxhlet. Kualitas minyak ikan terbaik diperoleh pada suhu ekstraksi 60 oC selama 30 menit dengan nilai PV, FFA, Anisidin, AV dan TOTOX masing-masing 9,17 meq/kg, 6,92%, 0,86 meq/kg, 13,77 mg KOH/kg dan 19,19 meq/kg. Komposisi asam lemak PUFA minyak ikan khususnya EPA dan DHA metode ekstraksi Wet Rendering diperoleh 0,73% dan 2,53% lebih rendah dibandingkan dengan metode ekstraksi Bligh and Dyer 3,66% (EPA), 13,29% (DHA) dan metode ekstraksi Soxhlet 2,78% (EPA) dan 9,62% (DHA). Hasil klasifikasi minyak kulit ikan swangi oleh KLT memiliki nilai Rf 0,85 dan 0,90 yang teridentifikasi pada tiga metode ekstraksi berbeda dan termasuk dalam kelompok triasilgliserol dan kolesterol. Kulit ikan swangi merupakan kulit ikan terpilih. Rendemen tertinggi minyak kulit ikan swangi diperoleh pada perlakuan suhu ekstraksi 80 oC selama 30 menit dan kualitas minyak ikan terbaik diperoleh pada perlakuan suhu ekstraksi 60 oC selama 30 menit
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118217
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015loh.pdf
  Restricted Access
Fulltext17.34 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.