Keragaan dan Stabilitas Hasil 14 Genotipe Tomat (Solanum lycopersicum L.) di Empat Lingkungan Dataran Rendah

Abstract

Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia. Budidaya tanaman tomat umumnya dilakukan di dataran tinggi. Namun, belakangan ini areal penanaman tomat dataran tinggi terbatas karena terjadi persaingan penanaman komoditas pertanian lain dan banyaknya daerah konservasi yang terletak di dataran tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan perluasan areal tanam tomat ke daerah dataran rendah. Perluasan areal tanam ke dataran rendah menyebabkan adanya perbedaan kondisi lingkungan sehingga varietas yang dikembangkan tidak berproduksi optimum. Oleh karena itu, usaha pemuliaan tomat unggul dataran rendah perlu dilakukan dengan kegiatan uji daya hasil tomat genotipe unggul di beberapa lokasi dataran rendah. Penelitian mencakup (1) kegiatan uji daya hasil di empat lokasi dataran rendah, (2) analisis stabilitas hasil dengan menggunakan pendekatan parametrik dan (3) analisis stabilitas hasil dengan menggunakan pendekatan nonparametrik. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan didapatkan kesimpulan: (1) Berdasarkan metode stabilitas parametrik, genotipe yang memiliki produktivitas yang tinggi menurut konsep stabilitas statis adalah IPBT78 dan menurut konsep stabilitas dinamis adalah IPBT64. Produktivitas IPBT78 dan IPBT64 masing–masing adalah 22.71 dan 22.97 ton ha–1. (2) Berdasarkan pengujian kestabilan dengan menggunakan 14 parameter analisis stabilitas parametrik dan nonparametrik, genotipe IPBT34, IPBT33, IPBT60 dan IPBT3 memiliki frekuensi kestabilan di atas lima kali, yaitu masing-masing 11 kali, 10 kali, 7 kali dan 6 kali. (3) Pendekatan nonparametrik dengan metode Thennarassu dan metode Nassar & Huehn merupakan metode stabilitas yang bersifat statis, akan tetapi pada penelitian ini pola stabilitas yang dihasilkan setara dengan konsep stabilitas parametrik yang bersifat dinamis.