Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118111
Title: Kajian Hubungan antara Pola Pengembangan Perkebunan Rakyat dan Penerapan Teknik Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau
Authors: Yahya, Sudirman
Wachjar, Ade
Ital, Udin
Issue Date: 2012
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji kesesuaian lahan dan produktivitas lahan untuk kelapa sawit; (2) mengkaji berbagai perbedaan pola pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat dan perbedaan penerapan teknik budidaya dari masing-masing etnis (suku) melalui penerapan teknik budidaya. Penelitian dilaksanakan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Singingi dan Kecamatan Singingi Hilir. Kabupaten Kuantan Singingi. Pemilihan kedua kecamatan tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa kedua kecamatan tersebut memiliki lahan perkebunan kelapa sawit rakyat yang cukup dominan, adanya penerapan berbagai pola pengembangan kelapa sawit, yaitu Pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR), Pola Kredit Koperasi Primer Kepada Anggota (KKPA), dan Pola Swadaya. Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan April 2010 sampai dengan bulan Oktober 2011. Kelas kesesuaian lahan pada ketiga pola pengembangan adalah kelas S3 dengan faktor pembatas retensi hara (KTK dan pH) dan ketersedian hara N yang rendah. Produktivitas dari ketiga pola pengembangan terdapat perbedaan. Perbedan ini erat kaitanya dengan penerapan teknik budidaya, baik antar pola pengembangan maupun antar etnis. Perbedaanya antara lain bibit yang dipakai oleh petani swadaya tidak diketahui asal usulnya sehingga berdasarkan ketebalan tempurung diketahui bahwa kebun swadaya rata-rata menggunakan varietas dura. Untuk pemeliharaan tanaman kelapa sawit, umumnya petani swadaya dan plasma PIR belum optimal dalam hal melakukan pemupukan, penunasan, pengendalian gulma, dan pengendalian hama penyakit. Pupuk yang digunakan baik oleh kebun inti, plasma dan swadaya adalah urea, SP-36 dan KCl, belum menggunakan pupuk organik, cara pemupukan adalah dengan cara ditabur di atas tanah di sekeliling piringan. Pemangkasan di kebun inti dilakukan secara optimal sedangkan di kebun plasma dan swadaya tidak optimal dan hanya dilakukan sekali dalam setahun (tidak dilakukan secara optimal). Hama dan penyakit yang sering muncul adalah ulat api, petani mengalami kesulitan dalam pengendalian hama ulat api ini karena target jauh dari jangkauan. Hasil pengamatan buah matang tidak dipanen di kebun inti masih tinggi dibandingkan dengan kebun plasma dan swadaya. Sebaliknya pada perkebunan swadaya, buah mentahpun sudah dipanen.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118111
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2012udi.pdf
  Restricted Access
Full text2.32 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.