Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117848
Title: The Environmental Quality and Economic Growth: A study on Environmental Kuznets Curve for Deforestation in Indonesia.
Other Titles: Kualitas Lingkungan dan Pertumbuhan Ekonomi: Sebuah studi terhadap hubungan Kurva Lingkungan Kuznets (EKC) untuk deforestasi di Indonesia
Authors: Nuryantono, Nunung
Oak, Mandar
Adila, Dara
Issue Date: 2020
Abstract: Indonesia had about 118 million ha (hectare) of tropical forest in 1990 or 65.4% of the land area (World Bank 2019). However, in 26 years (data 2016), the forest cover area of this country declined to about 49.86% of the land area, even though the annual deforestation decreased from 1900 ha per year in 1990 to 500 ha per annum in 2010 (FAO 2015, 2016; World Bank 2019). According to FAO (2015), the forest depletion in Indonesia is caused by land conversion to other land-use (deforestation) and forest degradation or declining in forest quality. Particularly, both drivers caused by intensification in timber concession for agricultural and mining activities, plantations and transmigration (Ministry of Environment and Forestry Indonesia 2018). In addition, unsustainable forest management, illegal logging, encroachment and illegal occupation within forest areas and forest fires are some other factor which have effect on deforestation and forest degradation. These issues then become challenges for the Indonesian Government to gain sustainability, which is not only in the economic growth but also its natural resources, particularly in the forestry sector. Indonesia memiliki sekitar 118 juta hektar hutan tropis di tahun 1990 atau 65.4% dari luas lahan keseluruhan. Namun, dalam 26 tahun berdasarkan data tahun 2016, area tutupan hutan di Indonesia menurun menjadi 49.86% dari luas area, meskipun deforestasi tahunan menurun dari 1900 hektar per tahun ditahun 1990 menjadi 500 hektar per tahun pada tahun 2010. Penurunan luas hutan di Indonesia disebabkan oleh diubahnya lahan dari hutan ke lahan pennggunaan lain dan menurunnya kualitas hutan di Indonesia. Khususnya, kedua faktor tersebut disebabkan oleh intensifikasi konsesi kayu untuk pertanian maupun kegiatan pertambangan, perkebunan dan juga transmigrasi. Selanjutnya, pengelolaan hutan yang tidak berkelanjutan, penebangan liar, pembukaan lahan dan penempatan liar didalam hutan serta kebakaran hutan merupakan beberapa factor lainnya yang berdampak pada deforestasi dan juga degradasi hutan. Permasalahan ini kemudian menjadi tantangan bagi Pemerintah Indonesia dalam mencapai keberlanjutan, tidak hanya dalam perihal pertumbuhan ekonomi namun juga dalam sumber daya alam, terutama disektor kehutanan. Penelitian ini menyajikan temuan tentang bagaimana hubungan deforestasi dengan pendapatan per kapita dari 32 provinsi di Indonesia. Untuk memperkaya diskusi terhadap isu deforestasi, studi ini juga menyelidiki bagaimana dampak dari faktor populasi, produksi kayu bulat, luas lahan dan produksi dari beberapa tanaman perkebunan terhadap deforestasi. Tanaman perkebunan yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelapa sawit, kopi, kelapa, karet dan kakao. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan Kurva Lingkungan Kuznets (EKC) diantara deforestasi dan pendapatan per kapita di Indonesia. Studi ini juga menemukan bahwa sektor pertanian memberikan dua efek yang berbeda terhadap deforestasi di Indonesia: menurunkan dan meningkatkan deforestasi. Produksi kelapa sawit secara positif memberikan dampak terhadap peningkatan deforestasi, sedangkan produksi dari karet menunjukkan hal yang berkebalikan dari produksi kelapa sawit, yaitu produksi karet menurunkan angka deforestasi.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117848
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2020dad.pdf
  Restricted Access
Fullteks12.2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.