Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117794| Title: | Karakteristik Kimia dan Aktifitas Antirayap Tanah Ekstrak Kulit Kayu Eucalyptus pellita F Muell |
| Authors: | Sari, Rita Kartika Setiawan, Khoirul Himmi Arinana Andika, Riki |
| Issue Date: | 22-May-2023 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Eucalyptus pellita F Muell merupakan tanaman alternatif pengganti Acacia mangium dalam industri pulp dan kertas. Kulit kayu E. pellita tidak digunakan dalam proses pembuatan pulp dan kertas sehingga menjadi limbah industri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan kimia holoselulosa, alfa selulosa, lignin, serta zat ekstraktif kulit kayu E. pellita yang dibedakan berdasarkan bagian kulit dalam (inner bark), kulit bagian luar (outer bark), dan campuran (kulit kayu yang tidak dipisahkan bagian luar dan dalamnya). Selain itu penelitian juga bertujuan untuk menguji aktivitas antirayap ekstrak kulit kayu E. pellita dan ekstrak dengan aktivitas antirayap tertinggi kemudian dianalisis fitokimianya. Sampel kulit kayu E. pelita bagian kulit dalam (KD), kulit luar (KL), dan kulit campuran (KC) dibuat menjadi serbuk berukuran 40-60 mesh. Ekstraksi menggunakan metode sokletasi dengan pelarut berkepolaran bertingkat, yaitu n-heksana, etil asetat, dan metanol. Filtrat hasil ditentukan kadar zat ekstraktifnya. Selanjutnya residu dari sokletasi dianalisis kadar lignin, holoselulosa, serta alfa-selulosanya. Pengujian aktivitas antirayap ekstrak kulit kayu E. pellita dilakukan dengan metode no choice bioassays untuk menentukan persentase kehilangan berat contoh uji dan mortalitas rayap rayap tanah Coptotermes sp. Ekstrak dengan aktivitas antirayap tertinggi dianalisis dengan py-GCMS untuk mengidentifikasi komponen kimianya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara bagian kulit kayu E. pellita dan kepolaran pelarut mempengaruhi kadar zat ekstraktifnya. Kadar zat ekstraktif tertingi adalah bagian KL terlarut etil asetat, diikuti oleh KC, KD, dan KL terlarut metanol, serta KC terlarut etil asetat, dan KL terlarut n-heksana yang tergolong berkadar zat ekstraktif tinggi (4,86-6,34%), sedangkan kadar ekstraktif lainnya tergolong sedang (2,71-3,89%). Kadar zat ekstraktif total kulit kayu E. pellita hasil ekstraksi bertingkat tertinggi adalah KL (16,17%), diikuti KC (14,85%), dan KD (12,17%). Kulit kayu E. pellita bagian KD mengandung holoselulosa dan alfa selulosa yang relatif sama dengan KC tetapi lebih tinggi dari KL. Kadar holoselulosa kulit kayu E. pellita bagian KD, KC, dan KL berturut-turut sebesar 64,45%, 63,84%, dan 53,28%, dengan kadar alfa-selulosa sebesar 40,39%, 39,71%, dan 29,95%. Sementara itu, kadar lignin kulit kayu E. pellita bagian KL tergolong tinggi (37,66%), sedangkan kadar lignin KC (31,09%), dan KD (30,45%) tergolong sedang. Ekstrak metanol ketiga bagian kulit kayu E. pellita memiliki aktivitas anti rayap tanah Coptotermes sp. Tertinggi. Hal ini ditunjukkan dari nilai mortalitas tertinggi (100%) dan kehilangan berat kertas selulosa sekitar 9,57±6,66 mg. Ekstrak metanol kulit kayu E. pellita bagian KD, KL, dan KC berturut-turut terdeteksi mengandung 45, 35, dan 39 jenis senyawa yang didominasi oleh kelompok fenolik berupa tannin terkondensasi. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117794 |
| Appears in Collections: | MT - Professional Master |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| FULL TEXT_RIKI ANDIKA (E2501201008).pdf Restricted Access | Fulltext | 2.19 MB | Adobe PDF | View/Open |
| COVER_RIKI ANDIKA (E2501201008).pdf Restricted Access | Cover | 1.32 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.