Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117789
Title: Dampak Program Pakan Ikan Mandiri terhadap Kinerja Usaha Budidaya Ikan
Other Titles: Impact of Self-Sufficiency Fish Feed Program on The Fish Farming Business Performance
Authors: Kusnadi, Nunung
Tinaprilla, Netti
Rachmawati, Sari
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Pada beberapa dekade terakhir, sektor perikanan budidaya berkembang secara signifikan dibandingkan perikanan tangkap. Meningkatnya kebutuhan konsumsi ikan masyarakat sebesar 2,9% setiap tahunnya, menuntut pemenuhan dari produksi sektor perikanan budidaya. Hal ini dikarenakan produksi dari sektor perikanan tangkap relatif stabil yang dipengaruhi oleh menurunnya ketersediaan ikan di alam akibat overfishing. Perkembangan sektor perikanan budidaya tersebut berimplikasi pada meningkatnya permintaan pakan. Pakan ikan merupakan input penting dalam kegiatan budidaya ikan. Selama ini, kebutuhan pakan dipenuhi oleh pakan komersial yang diproduksi dari industri pakan. Dalam memproduksi pakan, industri pakan menggunakan bahan baku impor yang harganya cenderung meningkat. Tingginya permintaan pakan disertai dengan peningkatan harga bahan baku menyebabkan harga pakan komersial cenderung meningkat. Peningkatan harga pakan tersebut akan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas usaha budidaya ikan, terutama bagi usaha budidaya ikan skala kecil. Hal ini dikarenakan pakan merupakan komponen terbesar dalam struktur biaya produksi yaitu sebesar 40-60%, sehingga kenaikan harga pakan akan secara signifikan meningkatkan biaya pakan. Menghadapi permasalahan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuat kebijakan untuk menurunkan biaya pakan melalui Program Pakan Ikan Mandiri. Program ini bertujuan menyediakan pakan berbahan baku lokal yang diharapkan dapat menurunkan harga pakan sehingga dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan pembudidaya. Program ini telah diimplementasikan sejak tahun 2015, namun dalam pelaksanaannya masih menghadapi kendala, diantaranya pembudidaya belum menguasai teknologi produksi pakan, beragamnya kualitas bahan baku dan belum terstandarisasi serta terbatasnya ketersediaan bahan baku lokal. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas pakan mandiri yang dihasilkan, sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja usaha budidaya ikan. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi Program Pakan Ikan Mandiri dan menganalisis dampak Program Pakan Ikan Mandiri terhadap kinerja usaha budidaya ikan. Metode analisis yang digunakan dalam mendeskripsikan implementasi program adalah Logical Framework Approach (LFA). Dampak program terhadap kinerja usaha budidaya ikan dianalisis menggunakan metode Propensity Score Matching (PSM). Data yang digunakan diperoleh dari sampel pembudidaya ikan yang dipilih secara purposive. Sampel pembudidaya ikan sebanyak 107 pembudidaya ikan, terdiri atas 22 pembudidaya dengan program (treatment) dan 85 pembudidaya tanpa program (control). Kinerja diukur dengan biaya, penerimaan, keuntungan, R/C rasio, FCR dan efisiensi teknis. Efisiensi teknis diestimasi menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Hasilnya menunjukkan bahwa pelaksanaan program dilakukan melalui kegiatan penyaluran bantuan sarana pakan ikan mandiri, berupa mesin pembuat pakan dan bahan baku pakan, yang diberikan kepada kelompok pembudidaya ikan dan kelompok masyarakat yang diatur dalam petunjuk teknis penyaluran bantuan. Bantuan sarana pakan ikan mandiri sebanyak 810 paket telah disalurkan ke seluruh wilayah Indonesia hingga tahun 2022. Bantuan bahan baku pakan hanya diberikan sekali dan tidak kontinu. Kegiatan program ini tidak disertai dengan bimbingan teknis/pendampingan tentang teknis produksi pakan secara intensif. Evaluasi terhadap keberhasilan program ini dilakukan secara berkala di tingkat kementerian dengan menekankan evaluasi pada level output dengan IKU yaitu tersalurkannya paket bantuan sarana pakan ikan mandiri. Berdasarkan LAKIP DJPB, program ini telah dilaksanakan dengan baik dan efisien, dimana capaian IKU terealisasi sesuai dengan target yang direncanakan. Evaluasi lebih lanjut pada level outcome dan impact belum dilakukan karena indikatornya belum ditetapkan dan keterbatasan anggaran untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Hasil analisis dampak program dengan metode PSM menunjukkan bahwa Program Pakan Ikan Mandiri belum berdampak positif terhadap kinerja usaha budidaya ikan. Program berdampak signifikan terhadap biaya, penerimaan, keuntungan, R/C rasio, FCR dan efisiensi teknis. Pembudidaya dengan program memiliki rata-rata biaya dan FCR yang lebih tinggi dibandingkan pembudidaya without program. Pembudidaya dengan program memiliki penerimaan, keuntungan, R/C rasio dan efisiensi teknis yang lebih kecil dibandingkan pembudidaya without program. Hal ini dipengaruhi oleh kualitas pakan mandiri yang lebih rendah dibandingkan pakan komersial. Penguasaan teknologi dan kualitas bahan baku lokal yang belum terstandarisasi mempengaruhi kualitas pakan mandiri yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena Program Pakan Ikan Mandiri secara konseptual bertentangan dengan prinsip spesialisasi dalam sistem agribisnis. Oleh karena itu, untuk meningkatkan dampak program maka perlu mekanisme penyediaan bahan baku lokal yang berkualitas dan kontinu, pendampingan teknis untuk meningkatkan kompetensi kelompok produsen pakan mandiri, dan pentingnya spesialisasi dengan membentuk kelompok produsen pakan yang terpisah dari kelompok pembudidaya ikan. Penelitian lebih lanjut pada komoditas air tawar lain sangat diperlukan untuk mengurangi bias dalam analisis dampak program.
In the last decades, aquaculture has developed significantly compared to capture fisheries. The increasing need for public fish consumption by 2.9% annually demands fulfillment from the production of the aquaculture sector. It is because production from the capture fisheries sector is relatively stable, which is affected by the declining availability of fish in nature due to overfishing. The development of the aquaculture sector has implications for increasing demand for fish feed. Fish feed is an essential input in fish farming activities. So far, demand for fish feed has been met by commercial feed produced by the feed industry. In producing feed, industry uses imported raw materials whose prices tend to increase. The high demand for fish feed with an increase in the price of raw materials causes increasing the commercial feed price. Increasing feed prices will significantly affect the profitability of fish farming businesses, especially for small-scale fish farming businesses. It is because fish feed is the most significant component in the production cost structure, which is 40-60%, so an increase in feed prices will significantly increase feed costs. The solution for these problems is the government, through the Ministry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF) made a policy to reduce feed costs through Self-Sufficiency Fish Feed Program. This program aims to provide fish feed made from local raw materials, which is expected to reduce feed prices to reduce production costs and increase farmer income. This program has been implemented since 2015, but program’s implementation still faces obstacles because farmers have not adopted feed production technology, the varied and unstandardized quality of raw materials, and the limited availability of local raw materials. It affects the quality of the self-sufficiency fish feed produced, affecting the performance of the fish farming business. Based on this background, this research aims to describe the implementation of Self-Sufficiency Fish Feed Program and analyze the impact of Self-Sufficiency Fish Feed Program on the fish farming business performance. Describing program implementation uses the Logical Framework Approach (LFA). The impact of the program on the fish farming business performance was analyzed using Propensity Score Matching (PSM) method. A purposive sampling technique is used to obtain the sample of aquaculture households to interview, which consisted of 22 farmers as treatment group and 85 farmers as a control group. Fish farming business performance was measured by cost, revenue, profit, R/C ratio, FCR and technical efficiency. Technical efficiency was estimated using Data Envelopment Analysis (DEA) method. The results show that The Self-Sufficiency Fish Feed Program was implemented efficiently. Program activities include provision with fish feed facilities,-feed manufacturing machines and raw materials given to fish farmer groups and community groups as regulated in the technical guidelines. Assistance for self-sufficiency fish feed facilities as many as 810 packages have been distributed to all regions of Indonesia until 2022. Raw materials is only given once and is not continuous. Evaluation of the success of this program is carried out periodically at the ministry level by emphasizing evaluation at the output level. Based on LAKIP DJPB, this program has been implemented efficiently, where indicator achievements have been realized by following the planned targets. Further evaluation at outcome and impact level has not been done because the indicators have not been determined, and the budget constraints for monitoring and evaluation have not been carried out. The impact analysis of the program using the PSM method shows that the Self-Sufficiency Fish Feed Program has not positively impacted the fish farming business's performance. The program significantly impacts costs, revenues, profits, R/C ratio, FCR and technical efficiency. Farmers with programs have a higher average cost and FCR than farmers without program. Farmers with program have lower acceptance, profit, R/C ratio and technical efficiency than farmers without program. The lower quality of self-sufficiency fish feed influence this compared to commercial feed. Mastery of technology and quality of local raw materials that have yet to be standardized affect the quality of the self-sufficiency fish feed. The Self-Sufficiency Fish Feed Program is conceptually contrary to the principle of specialization in agribusiness systems. Therefore, to increase the program's impact, providing a mechanism for providing quality and continuous local raw materials, technical assistance to improve the competence of self-sufficiency feed producer groups, and specialization by forming feed producer groups separate from fish farmer groups. Further research on other freshwater commodities is needed to reduce bias in the program’s impact analysis.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117789
Appears in Collections:MT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Lembar pengesahan, Prakata, Daftar isi.pdf
  Restricted Access
Cover615.08 kBAdobe PDFView/Open
H3501211018_Sari Rachmawati.pdf
  Restricted Access
Fullteks1.53 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran230.31 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.