Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117733
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSondita, Fedi Alfiadi-
dc.contributor.advisorYusfiandayani, Roza-
dc.contributor.authorMulyadi, Rama Agus-
dc.date.accessioned2023-05-19T07:50:49Z-
dc.date.available2023-05-19T07:50:49Z-
dc.date.issued2018-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117733-
dc.description.abstractSebaran dan kelimpahan ikan tuna sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, dua di antaranya adalah suhu dan kedalaman renang ikan. Mempertimbangkan dua faktor tersebut, nelayan tuna harus tepat dalam menentukan lokasi penangkapan ikan dan kedalaman pancing. Posisi swimming layer ikan pelagis, termasuk tuna, diketahui mengikuti pola tinggi matahari yang mempengaruhi sebaran vertikal mangsanya. Pada saat siang hari ketika matahari dalam posisi tertinggi, zooplankton cenderung menjauh dari permukaan laut untuk menghindari ultra violet yang dapat merusak tubuhnya dan akan mendekati permukaan laut ketika matahari pada posisi rendah, yaitu beberapa saat setelah matahari terbit atau menjelang tenggelam. Ikan-ikan pelagis yang mengandalkan zooplankton sebagai mangsanya akan mengikuti pola sebaran vertikal zooplankton tersebut. Selanjutnya, ikan-ikan pembentuk rantai makanan yang berbasis zooplankton akan memiliki pola distribusi vertikal yang berhubungan erat dengan pola sebaran vertikal zooplankton tersebut. Penggunaan cahaya sebagai alat bantu penangkapan ikan di malam hari dapat mempengaruhi arah renang ikan dan merubah posisi swimming layer, sehingga ikan mendekat dan berkumpul di dekat sumber cahaya. Fenomena ini kemungkinan terjadi selama proses penangkapan tuna yang dilakukan oleh nelayan tuna yang berbasis di Bungus, Sumatera Barat. Mereka menggunakan pancing ulur (handline) berumpan cumi-cumi hidup dan cahaya lampu listrik di atas kapal. Metode penangkapan ikan demikian diperkirakan akan menyebabkan tuna berukuran besar (40-80 kg) yang biasa tertangkap pada kedalaman di bawah 100 m juga banyak tertangkap pada kedalaman di atas 100 m. Penelitian ini bertujuan : (1) Mengeksplorasi hubungan suhu permukaan laut dan hasil tangkapan tuna pada saat penelitian, (2) Mengeksplorasi hubungan suhu permukaan laut bulanan dan produksi tuna bulanan PPS Bungus tahun 2013-2016, (3) Mengukur posisi kedalaman renang tuna mata besar dan sirip kuning menggunakan alat tangkap pancing ulur yang dilengkapi, (4) Menentukan panjang tali pancing terbaik untuk penangkapan tuna dengan bantuan lampu. Penelitian ini dilakukan di perairan sekitar pulau Mentawai dengan mengikuti satu trip operasi kapal ikan komersial yang berbasis di Bungus, Sumatera Barat.id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcfisheries Technologyid
dc.titleSuhu Permukaan Laut dan Kedalaman Tertangkapnya Tuna Oleh Kapal Pancing Ulur Menggunakan Lampuid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordHandlineid
dc.subject.keywordtunaid
dc.subject.keywordfishing depthid
dc.subject.keywordwater temperatureid
dc.subject.keywordBungusid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2018ram.pdf
  Restricted Access
Fulltext16.78 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.