Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117648| Title: | Peranan sektor informal masyarakat pemukiman kumuh dalam menunjang ekonomi kota dan kehidupan masyarakat |
| Authors: | Soetarto, Endriatmo Barus, Baba Moentoha Apsari, Rini |
| Issue Date: | 2005 |
| Publisher: | IPB (Bogor Agricultural University) |
| Abstract: | Dalam perencanaan pembangunan wilayah, sektor informal menjadi bagian penting yang perlu mendapat perhatian. Sektor ini berpotensi menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar; terutama bagi masyarakat kelas bawah yang berpendidikan rendah. Sektor informal di perkotaan tidak terlepas dari migrasi sirkuler dan pemukiman kumuh di perkotaan. Kaum migran yang tinggal dan mencari ke1ja di kota berusaha meminimalisasi pengeluaran dengan tinggal di pemukiman kumuh (slum) danpemukiman liar (squatters). Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran masyarakat pemukiman kumuh dilihat dari aspek sosial, ekonomi, serta fisik lingkungan, dan perumahannya. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran mengenai peranan sektor informal masyarakat pemukiman kumuh dalam menunjang ekonomi kota dan kehidupan masyarakat. Penelitian dilakukan di Kotamadya Jakarta Utara, dengan lokasi penelitian di Kecamatan Penjaringan. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapang di Kecamatan Penjaringan dengan menggunakan metode sampling bertahap. Penelitian menggunakan dua strata, yaitu pemukiman kumuh legal (RW 012 kelurahan Penjaringan) dan pemukiman kumuh ilegal ( di bawah jembatan tol Penjaringan). Unit sampel yang digunakan adalah rumahtangga sedangkan unit penelitian adalah pekerja sektor informal. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar masyarakat pemukiman kumuh di Penjaringan adalah kaum migran, khususnya migran sirkuler. Provinsi asal migran terbesar adalah Jawa Tengah, kemudian disusul Jawa Barat, Banten, dan Jawa timur, sisanya dengan persentase yang sangat kecil dari provinsi lain. Rata-rata tingkat pendidikan paling tinggi SD dan kondisi ekonomi secara umum "kurang" atau "sedang", hanya sebagian kecil yang relatif "baik". Lebih dari 90% masyarakat pemukiman kumuh bekerja di sektor informal. Dari aspek fisik lingkungan, pemukiman kumuh di Penjaringan dicirikan dengan tata letak bangunan yang tidak teratur, konstruksi bangunan tempat tinggal semi permanen dan -tidak permanen, serta luas bangunan yang sangat sempit dan tidak memiliki halaman rumah. Lebih dari separuh (50.33%) lokasi pemukiman kumuh yang ada di Jakarta Utara menyalahi RTRW Kotamadya, yakni berada pada lahan peruntukan industri, perkantoran, gudang, ruang terbuka hijau, dan badan air. Meskipun sektor informal pada masyarakat pemukiman kumuh dianggap menganggu ketertiban umum, namun sektor ini memiliki peranan dalam menunjang kehidupan ekonomi masyarakat kota. Penyerapan tenaga kerja sektor informal pada masyarakat pemukiman kumuh lebih tinggi dibandingkan sektor informal secara umum, yakni 94% berbanding 72.5%. Selain memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pendapatan asli daerah (PAD), sektor ini juga memberi kemudahan pada konsumen, khususnya masyarakat kelas bawah. Keterkaitan sektor informal dengan sektor formal ditunjukkan dengan kemampuan sektor informal dalam menyediakan bahan input yang relatif murah. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117648 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 2005rap.pdf Restricted Access | Full text | 6.94 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.