Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117385Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Dharmawan, A. Hadi | - |
| dc.contributor.advisor | Fauzi, Akhmad | - |
| dc.contributor.advisor | Hutagaol, M. Parulian | - |
| dc.contributor.author | Alwi, La Ode | - |
| dc.date.accessioned | 2023-05-09T04:29:58Z | - |
| dc.date.available | 2023-05-09T04:29:58Z | - |
| dc.date.issued | 2016 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117385 | - |
| dc.description.abstract | Tantangan terbesar dalam pengelolaan tambang adalah ketika cadangan tambang habis. Banyak daerah yang sangat tergantung pada kegiatan tambang, ternyata kondisi seperti ini sangat berresiko, karena bencana lingkungan dapat muncul sewaktu-waktu walaupun walaupun kegiatan ekstraksi tambang telah selesai. Kawasan bekas tambang dapat berubah menjadi “kawasan hantu” , sebab kegiatan ekonomi, sosial dan keamanan lingkungan tidak dapat mendukung lagi keberlanjutan pembangunan dan kehidupan masyarakat. Dampak ini, akhirnya menjadi beban masyarakat, daerah atau negara dimana tambang itu dioperasikan. Tatangan lainnya adalah transfer benefit yang merupakan instrumen cash transfer dan suplemen sistem yang cenderung gagal mensejahterakan masyarakat dan melemahkan pengembangan sektor lainnya serta tata kelola kelembagaan yang tidak baik. Fenomena tersebut menuntut adanya pengembangan tata kelola mineral fund. Hal tersebut dilandasi dengan beberapa pemikiran, yakni : (i) rente ekonomi yang diperoleh oleh koorporasi tambang sungguhpun setelah dikurangi seperti royalty, landrent dan pajak, serta kewajiban lainnya tetap terlalu tinggi karena negative externality cost tidak pernah dihitung dan sampai kini segalah macam resiko kerusakan lingkungan hidup sebagai dampak aktivitas tambang dilimpahkan kepada publik; (ii) mineral fund berusaha melakukan pemupukan dana pemanfaatan hasil tambang untuk recovery, rehabilitasi dan restorasi lingkungan hidup yang rusak akibat aktivitas tambang sehingga ekosistem kawasan pulih kembali seperti sediakala atau sebelum aktivitas tambang beroperasi; (iii) mineral fund memberikan peluang pemanfaatan nilai tambah ekonomi yang dibangkitkan oleh aktivitas tambang, tidak hanya generasi saat ini melainkan melintas beberapa hingga beberapa generasi kedepan. Dengan cara ini dampak buruk ekonomi tambang berupa resource curse (kutukan SDA) dan ducth disease dapat ditekan atau ditiadakan; dan (iv) mineral fund sebagai dana abadi, dapat menghadapi persoalan tata kelola. Bila sistem pengelolaan mineral fund tidak disusun dengan memperhatikan prinsip-pronsip good governance, maka akan rawan dikorupsi dan diselewengkan. Oleh karena mineral fund memiliki tantangan dalam hal governance-nya..dst | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | IPB (Bogor Agricultural University) | id |
| dc.title | Pengembangan Tata Kelola Mineral Fund Dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan (Kasus: Pertambangan Emas Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara) | id |
| dc.type | Dissertation | id |
| dc.subject.keyword | tata kelola, mineral fund, sustanable development | id |
| Appears in Collections: | DT - Economic and Management | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 2016loa1.pdf Restricted Access | Full text | 2.9 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.