Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117377
Title: Keragaman Genetik, Filogeni dan Konservasi Ikan pelangi (Melanotaeniidae) dari Papua Barat dan Prospeknya sebagai komoditas baru ikan hias
Authors: Carman, Odang
Avarre, Jean Christophe
Widyastuti, Utut
unior, Muhammad Zairin
Nugraha, Media Fitri Isma
Issue Date: 2015
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Melanotaenia boesemani adalah ikan hias air tawar yang sangat terkenal di dunia. Spesies ini berasal dari Papua Barat Indonesia, mendiami dua danau Ayamaru dan danau Uter di wilayah Kepala Burung Papua. Spesies telah dibudidayakan oleh banyak pembudidaya Indonesia sejak tahun 1983. Indonesia merupakan pengekspor utama spesies ini dengan nilai harga produksi diperkirakan mencapai US$ 2.250-3.750 per minggu (data karantina ikan, komunikasi pribadi). Hal ini telah menyebabkan meningkatnya minat konsumen untuk mengetahui kualitas dan asal M. boesemani seperti yang dilaporkan Smith et al. (2007), mengatakan bahwa anggota The Australia New Guinea Fishes Association (ANGFA) tidak suka mengambil stok hasil budidaya dari Indonesia, karena sulit untuk mengkonfirmasi keaslian rainbowfish, bahwa spesies tersebut bukan hasil persilangan dengan spesies lain. Pemerintah Indonesia menghadapi masalah dalam menentukan asal-usul spesies, yang sangat penting dalam menegakkan peraturan yang bertujuan untuk mempromosikan hasil akuakultur Indonesia. Spesies M. boesemani telah masuk dalam daftar (The Convention on International Trade in Endangered Species / CITES), sebagai spesies yang terancam punah pada tahun 2004. Oleh karena itu penelitian ini mempunyai tiga tujuan: 1) Mengembangkan marka DNA mikrosatelit baru spesifik famili Melanotaenia, 2) Menentukan asalusul geografis dan keragaman genetik dari ikan pelangi (M. boesemani) yang telah dibudidayakan di Indonesia, dan 3) Mendeskripsikan spesies baru ikan pelangi (Melanotaeniidae) dari Kepala Burung, daerah Papua Barat Indonesia. Pada Penelitian pertama dikembangkan 12 marka mikrosatelit untuk ikan pelangi Melanotaenia boesemani yang terancam punah. Dua puluh delapan individu dari Danau Ayamaru dianalisis dan semua lokus polimorfik dengan jumlah alel per lokus bervariasi dari 3 sampai 18. Rata-rata heterozigositas yang teramati dan heterozigositas ekspektasi masing-masing adalah 0,681 dan 0,678. Amplifikasi antar spesies pada 21 spesies Melanotaenia, dengan nilai jumlah alel per lokus berkisar antara 1 dan 20. Rata-rata heterozigositas yang teramati dan heterozigositas ekspektasi bervariasi antara 0,105-0,708 dan 0,118-0,755, pada masing-masing spesies. Sebanyak 21 nilai Fis yang kelebihan homozigot secara signifikan di antara 264 nilai Fis dari perhitungan lokus per lokus. Pengujian terhadap kesalahan dalam uji genotipe mengungkapkan bahwa empat dari 21 nilai Fis signifikan dapat dijelaskan karena adanya null alel. Marka mikrosatelit yang baru dikembangkan ini sangat handal untuk tujuan konservasi lebih lanjut, atau studi genetik populasi dari banyak spesies ikan pelangi yang terancam punah. Tahapan kedua dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui asal-usul M. boesemani yang telah didomestikasi dan dibudidayakan di Indonesia. Dua belas marka mikrosatelit yang telah dikembangkan pada penelitian pertama, digunakan untuk menganalisis 183 sampel yang diperoleh dari pembudidaya Indonesia, dan sampel dari pasar ikan hias di kota Montpellier Perancis, sebagai sampel komoditas..dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117377
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015mfn.pdf
  Restricted Access
Full text52.43 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.