Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117357
Title: Efektivitas Pemberian PMSG dengan Variasi Dosis dan Waktu Penyuntikan untuk Meningkatkan Sekresi Estrogen, Progesteron, dan Pertumbuhan Fetus tanpa Peningkatan Litter Size pada Kambing Kacang
Other Titles: IPB (Bogor Agricultural University)
Authors: Manalu, Wasmen
Boediono, Arief
Rahminiwati, Min
Amrozi
Andriyanto
Issue Date: 2016
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Penyuntikan PMSG pada dosis 15 IU/kg BB (superovulasi) mampu meningkatkan produktivitas sampai periode sapih, namun memiliki variasi litter size (anak sekelahiran) lebih dari 3 yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuntikan PMSG pada dosis dan waktu penyuntikan yang tepat untuk meningkatkan sekresi estrogen, progesteron, dan pertumbuhan fetus prenatal pada kambing kacang dengan litter size normal (1-2 ekor). Penelitian tahap pertama bertujuan mencari dosis efektif penyuntikan PMSG sebelum perkawinan pada kambing kacang yang meningkatkan sekresi estrogen praovulasi dan progesteron pascaovulasi dalam serum darah. Sebanyak 20 ekor kambing kacang betina yang telah dewasa kelamin dibagi secara acak ke dalam 5 perlakuan dosis penyuntikan PMSG, yaitu 0, 1, 7.5, 15, dan 20 IU/kg BB dan setiap perlakuan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan PMSG dosis 7.5, 15, dan 20 IU/kg BB meningkatkan jumlah folikel dominan, total diameter folikel dominan, dan konsentrasi estrogen dalam serum darah (P<0.05) dibandingkan kelompok kontrol. Konsentrasi estrogen dalam serum darah secara berurutan pada dosis 0, 1, 7.5, 15, dan 20 IU/kg BB sebesar 189.90±3.45, 196.48±1.60, 314.55±25.21, 391.72±19.53, dan 358.18±5.23 pg/mL. Konsentrasi hormon progesteron dalam serum darah secara berurutan pada dosis 0, 1, 7.5, 15, dan 20 IU/kg BB sebesar 0.75±0.12, 1.01±0.26, 1.90±0.67, 9.51±0.62, dan 6.65±1.03 ng/mL. Pemberian PMSG dosis 7.5 dan 15 IU/kg BB pada kambing kacang mampu menstimulasi peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron dalam serum darah. Penelitian tahap kedua dilakukan untuk mencari kombinasi dosis dan waktu PMSG yang optimal mampu menstimulasi peningkatan sekresi estrogen praovulasi dan progesteron pascaovulasi dengan jumlah korpus luteum normal. Sebanyak 48 ekor kambing kacang betina yang telah dewasa kelamin disinkronisasi dengan menggunakan PGF2α dosis 0.7 mg/kg BB sebanyak dua kali dengan interval penyuntikan 11 hari. Kambing penelitian dibagi secara acak mengikuti rancangan pola faktorial 3 x 4 dengan 4 ulangan. Faktor pertama ialah dosis pemberian PMSG yang terdiri atas 3 level, yaitu 0, 7.5, dan 15 IU/kg BB. Faktor kedua adalah waktu penyuntikan PMSG yang terdiri atas 4 level, yaitu 1 hari sebelum penyuntikan PGF2α yang kedua (preluteolisis), 0 hari atau bersamaan penyuntikan PGF2α yang kedua (bersamaan dengan luteolisis), 1 hari setelah penyuntikan PGF2α yang kedua (folikel preantral), dan 2 hari setelah penyuntikan PGF2α yang kedua (folikel antral). Pengamatan dilakukan pada folikel dominan praovulasi dan korpus luteum pascaovulasi berturut-turut pada 1, 2 dan 4, 8, 12, 16, 20 hari setelah penyuntikan PGF2α yang kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan dosis penyuntikan PMSG meningkatkan rataan jumlah folikel dominan (p<0.05). Dosis dan waktu penyuntikan PMSG memiliki interaksi dalam meningkatkan (p<0.01) rataan total diameter folikel dominan dan rataan total...dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/117357
Appears in Collections:DT - Veterinary Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2016and.pdf
  Restricted Access
Fullteks18.99 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.