Diagnosis Status Hara Menggunakan Jaringan Daun untuk Menyusun Rekomendasi Pemupukan pada Tanaman Jeruk Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.)

Abstract

Jeruk pamelo merupakan salah satu jeruk unggul yang mempunyai kelebihan dibanding jeruk lainnya, karena karakteristiknya yang khas, berukuran besar, memiliki rasa segar dan daya simpan yang lama sampai 4 bulan. Produktivitas jeruk pamelo masih rendah hanya sekitar 12-22 ton ha-1 dari potensi hasilnya yang dapat mencapai 40 ton ha-1. Salah satu masalah rendahnya produktivitas dan mutu buah jeruk pamelo tersebut disebabkan oleh pemupukan yang belum sepenuhnya memperhatikan tingkat kandungan hara dalam jaringan tanaman. Penentuan rekomendasi pemupukan yang tepat harus didasarkan pada analisis jaringan daun karena konsentrasi hara dalam daun menggambarkan status hara tanaman yang berhubungan dengan perubahan produksi. Penelitian secara umum bertujuan untuk membangun rekomendasi pemupukan tanaman jeruk pamelo berdasarkan analisis jaringan daun dan menetapkan kategori tingkat kecukupan hara dan dosis maksimum pada tanaman jeruk pamelo. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: 1) mengkaji hubungan antara status hara N, P dan K daun pada posisi yang berbeda dengan produksi buah sebelumnya, 2) mengkaji hubungan status hara N, P dan K daun setelah panen dan menjelang berbunga dengan produksi buah berikutnya, 3) menetapkan batas kritis defisiensi, kecukupan dan kelebihan hara N, P dan K pada tanaman jeruk pamelo, 4) mendapatkan hubungan status hara dan dosis pupuk N, P dan K pada tanaman jeruk pamelo dan 5) menentukan rekomendasi dosis pupuk N, P dan K untuk produksi maksimum pada tanaman jeruk pamelo. Hasil penelitian ini akan menjadi acuan untuk penentuan pemupukan pada tanaman jeruk pamelo, khususnya di Propinsi Sulawesi Selatan dan Indonesia pada umumnya. Penelitian pertama dan kedua dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai Mei 2013, di lahan petani jeruk pamelo Pangkep pada ketinggian tempat 17-35 meter di atas permukaan laut. Penelitian menggunakan 150 pohon tanaman jeruk produktif, umur 5-8 tahun dan pengelolaan relatif seragam. Pengambilan sampel penelitian pertama dilakukan setelah panen dengan mengambil daun tiga-empat dan lima-enam, pada penelitian kedua pengambilan sampel daun dilakukan setelah panen dan menjelang berbunga dengan mengambil daun tiga-empat masing-masing pada daun dewasa (trubus akhir) dengan posisi cabang bagian atas. Data yang dikumpulkan adalah produksi buah sebelumnya (penelitian pertama) dan produksi buah berikutnya (penelitian kedua). Analisis terhadap hara N, P dan K daun dilakukan dengan metode Semi-mikro Kjeldahl untuk N, Spectrophotometer UV-VIS untuk P dan Flamephotometer untuk K di Laboratorium Tanah BPTP Sulawesi Selatan. Data hasil penelitian dianalisis dengan pendekatan analisis model regresi dan boundary line method. Penelitian ketiga yaitu optimasi pupuk N, P dan K pada tanaman jeruk pamelo dilaksanakan di lahan petani jeruk pamelo Pangkep, Sulawesi Selatan pada ketinggian tempat 35 meter di atas permukaan laut pada bulan Juni 2012 sampai Oktober 2013. Perlakuan dosis pupuk N terdiri dari: 0, 100, 200, 300, 400 N; P: 0, 100, 200, 300, 400 P2O5; K: 0, 150, 300, 450, 600 K2O/pohon/tahun. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan lima perlakuan dan setiap perlakuan terdiri atas enam ulangan. Pupuk N, P dan K yang bersumber dari unsur (Urea, SP-36 dan KCl) diaplikasikan secara tunggal pada tanaman jeruk sebanyak 90 pohon dengan umur produktif kurang lebih 7 tahun yang dipilih dengan tingkat relatif seragam dan sehat. Pengamatan dilakukan terhadap peubah jumlah buah per pohon, bobot per buah, bobot buah total per pohon dan total berat buah per hektar. Data hasil pengamatan diuji dengan analisis ragam. Apabila terdapat pengaruh yang nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji ortogonal polinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar hara daun ke tiga-empat yang diambil setelah panen lebih baik digunakan untuk mendiagnosis status hara N, P dan K pada tanaman jeruk pamelo karena korelasinya lebih kuat dibanding daun ke lima-enam. Konsentrasi hara N, P dan K pada produksi buah sebelumnya dengan daun ke tiga-empat masing-masing adalah: rendah (<1.38%; <0.11%; <1.13%), sedang (1.38-2.15%; 0.11-0.20%; 1.02-2.31%) dan tinggi (>2.22%; >0.20%; >2.31%), konsentrasi optimum dengan hasil relatif 85% masing-masing (1.77%; 0.16%; >1.67%). Konsentrasi hara N, P dan K pada produksi buah berikutnya masing-masing adalah: rendah (<1.48%; <0.15%; <1.43%), sedang (1.48-2.00%; 0.15-0.21%; 1.43-1.79%) dan tinggi (>2.00%; >0.21%; >1.79%). Konsentrasi optimum dengan hasil relatif 75% masing-masing (1.69%; 0.19%; >1.55%), konsentrasi hara daun dengan produksi buah menunjukkan hubungan positif. Rasio daun per buah yang rendah atau beban buah tinggi menunjukkan konsentrasi hara N, P dan K yang rendah. Sebaliknya, rasio daun per buah yang tinggi atau beban buah rendah menunjukkan konsentrasi hara N, P dan K yang tinggi. Respon tanaman terhadap pemupukan nitrogen nyata meningkatkan komponen produksi jumlah buah per pohon, berat buah per pohon dan hasil per hektar dengan pola kuadratik. Pemupukan fosfor sangat nyata memberi respon terhadap komponen produksi jumlah buah per pohon dan nyata terhadap hasil per hektar dengan pola kuadratik. Pemupukan kalium memberi respon yang sangat nyata terhadap komponen produksi bobot buah, berat buah per pohon dan hasil per hektar dengan pola kuadratik. Rekomendasi pemupukan N, P dan K tanaman jeruk pamelo pada status hara rendah, yaitu: 527 g N, 443 g P2O5 dan 513 g K2O/pohon/tahun atau setara dengan 1.15 kg urea, 1.23 kg SP-36 dan 1.14 kg KCl/pohon/tahun, sedangkan pada status hara sedang, yaitu: 392 g N, 352 g P2O5 dan 461 g K2O/pohon/tahun atau setara dengan 0.85 kg urea, 0.98 kg SP-36 dan 1.02 kg KCl/pohon/tahun.