Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Petani terhadap PHT Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) di Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut

Abstract

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang banyak diproduksi di Indonesia. Salah satu sentra produksi kentang di Jawa Barat adalah Kabupaten Garut dengan wilayah penghasil tertinggi di Kecamatan Cikajang. Adanya serangan hama dan patogen pada pertanaman kentang menjadi salah satu penyebab penurunan produksi kentang. Penyakit utama pada pertanaman kentang diantaranya layu bakteri, layu Fusarium, dan hawar daun kentang. Sementara hama yang sering menyerang tanaman kentang diantaranya ulat tanah, lalat pengorok daun, serta penggerek daun dan umbi kentang. Upaya pengendalian yang dilakukan oleh petani umumnya berupa langkah preventif dan responsif dengan menekankan pada penggunaan pestisida. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi mengenai karakteristik petani, teknik budi daya, serta pengetahuan, sikap, dan tindakan petani di Kecamatan Cikajang dalam mengendalikan hama dan penyakit kentang secara PHT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa pengumpulan data dengan metode wawancara terhadap 50 petani, serta pengamatan langsung ke lapangan untuk melihat hama dan penyakit yang dominan ditemukan pada pertanaman kentang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2013 dan SPSS 26. Petani di Kecamatan Cikajang umumnya sudah memiliki tingkat pengetahuan yang baik terutama mengenai teknik budi daya. Sikap dan tindakan petani pun sudah cukup sesuai dengan komponen PHT, namun mayoritas petani masih bergantung pada pestisida sebagai alternatif pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman). Beberapa OPT yang ditemukan di lapangan adalah hawar daun (Phytophthora infestans), ulat grayak (Spodoptera litura), aphid, dan thrips.

Potato (Solanum tuberosum L.) is one of the leading horticultural commodities which is widely produced in Indonesia. One of potato production centers in West Java is Garut Regency with the highest-producing area in Cikajang District. The presence of pests and pathogens in potato cultivation is one of the causes of a decrease in potato production. The main diseases in potato plantations include bacterial wilt, fusarium wilt, and potato leaf blight. While the pests that often attack potato plants include Agrotis ipsilon, leafminer flies, and Phthorimaea opeerculella. Control efforts carried out by farmers are generally in the form of preventive and responsive measures by emphasizing the use of pesticides. This study aims to obtain information on the characteristics of farmers, cultivation techniques, knowledge, attitudes, and practices of farmers in Cikajang District in controlling potato pests and diseases by IPM measurement. The method applyed in this study were data collection by interviewing 50 farmers, and observations to note which dominant pests and diseases were found in potato plantations. Data analysis was carried out using Microsoft Office Excel 2013 and SPSS 26. Farmers in Cikajang generally have good knowledge, especially regarding cultivation techniques. The attitudes and practices by farmers are also quite in accordance by the IPM components, but the majority of farmers still depend on pesticides as an alternative to control the pests and diseases at their farm. Several potato pests and diseases found in the field were leaf blight (Phytophthora infestans), armyworms (Spodoptera litura), aphids, and thrips.