Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116933
Title: Etnobotani Tumbuhan Pangan Liar dan Semi-liar Masyarakat Suku Madura di Kabupaten Sampang dan Pamekasan
Authors: Djuita, Nina Ratna
Chikmawati, Tatik
Purwanto, Yohanes
Al Yamini, Thobib Hasan
Issue Date: 24-Mar-2023
Publisher: IPB University
Abstract: Tumbuhan pangan liar dan semi-liar (TPLS) memiliki peran penting untuk meningkatkan ketahanan pangan terutama pada musim paceklik, meningkatkan diversifikasi pangan, serta sebagai sumber nutrisi tambahan yang bermanfaat untuk kesehatan. Saat ini pemanfaatan TPLS yang merupakan tradisi nenek moyang semakin ditinggalkan. Perubahan sosial ekonomi, globalisasi dan gaya hidup modern menyebabkan terkikisnya pengetahuan lokal mengenai pemanfaatan tumbuhan pada masyarakat. Hal ini dikhawatirkan dapat mengancam keberadaan spesies tumbuhan TPLS di alam dan menurunkan pengetahuan lokal masyarakat Madura mengenai pemanfaatan spesies TPLS. masyarakat Madura memiliki pengetahuan dan kearifan lokal tentang pemanfaatan TPLS yang merupakan bentuk dari strategi adaptasi pada kondisi lingkungan Pulau Madura yang kering dan kurang subur, sehingga tidak dapat menggantungkan hidup sepenuhnya dari sektor pertanian. Namun hingga saat ini belum ada penelitian tentang pemanfaatan TPLS oleh masyarakat Madura. Selain itu, permasalahan yang dihadapi masyarakat Madura ialah tingkat ketahanan pangan yang rendah dan tingginya angka kemiskinan sehingga menciptakan urgensi yang sangat besar untuk studi lebih lanjut agar sumber daya ini tersedia untuk generasi mendatang dan untuk kedaulatan dan keamanan pangan khususnya di wilayah Kabupaten Sampang dan Pamekasan. Penelitian ini bertujuan menginventarisasi, mengidentifikasi dan mengkarakterisasi keberagaman spesies dan pemanfaatan TPLS, melakukan analisis dan menentukan spesies TPLS yang memiliki nilai penting tertinggi, meliputi: nilai ekonomi, nilai ekologi, dan nilai sosial budaya, dan menganalisis pengelolaan dan pengembangan TPLS yang berkelanjutan. Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2021 hingga Juni 2022. Pengumpulan data wawancara dan pengambilan sampel tumbuhan dilakukan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Sampang dan Kabupaten Pamekasan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terbuka, semistruktural dan struktural melalui kuesioner. Data yang diambil meliputi keanekaragaman spesies TPLS, bagian yang digunakan, frekuensi penggunaan, lokasi pemanenan, habitus, tingkat kesukaan, dan spesies TPLS sebagai pangan. Pengumpulan data kuantitatif nilai kepentingan tumbuhan dihitung menggunakan metode sebaran kerikil Pebble Distribution Method (PDM). Data dianalisis menggunakan Index of Cultural Significantion (ICS), Use Values (UVs), dan Local User's Value Index (LUVI), valuasi ekonomi, dan indeks nilai penting tumbuhan (INP). Masyarakat Madura memanfaatkan sekitar 122 spesies dari 80 genera dan 47 famili TPLS. Jumlah spesies TPLS berbeda antar lokasi penelitian, di Kabupaten Sampang terdapat 84 spesies dari 69 genera dan 53 genera dan 20 famili, dan di Kabupaten Pamekasan terdapat 90 spesies dari 30 famili TPLS. Keanekaragaman spesies yang ditemukan paling banyak berasal dari famili Anacardiaceae yaitu sebanyak 26 spesies, diikuti oleh famili Fabaceae sebanyak sembilan spesies, dan Myrtaceae sebanyak delapan spesies. Tumbuhan dengan habitus pohon paling banyak dimanfaatkan yaitu sebanyak 67 spesies dan organ tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan yaitu buah sebanyak 80 spesies. Spesies TPLS paling banyak ditemukan di area tegalan. Pemanfaatan TPLS antara lain sebagai sumber karbohidrat, buah-buahan, sayuran, minuman, biji-bijian, dan bumbu atau rempah. Sumber pangan yang berasal dari TPLS yang dimanfaatkan oleh masyarakat Madura paling banyak yaitu sumber buah-buahan sebanyak 69 spesies, sayuran 42 spesies, karbohidrat 11 spesies, biji-bijian sembilan spesies, bumbu atau rempah enam spesies, dan minuman lima spesies. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Index of Cultural Significance (ICS), Use Values (UVs), dan Local User's Value Index (LUVI) menunjukkan bahwa tumbuhan accem (Tamarindus indica) merupakan spesies yang memiliki kedua nilai tertinggi di Kabupaten Sampang dan Pamekasan. Spesies ini dimanfaatkan sebagai sumber buah-buahan, minuman, bumbu, biji-bijian. Selain itu, spesies ini juga dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, bahan konstruksi, pakan ternak dan kayu bakar. Nilai ICS di Kabupaten Sampang yaitu 49-115, sedangkan di Kabupaten Pamekasan 68-109. Nilai UV di Kabupaten Sampang yaitu 2,91-3,58, sedangkan di Kabupaten Pamekasan yaitu 3,3-3,91. Nilai LUVI di Kabupaten Sampang yaitu 2,96-4,67%, sedangkan di Kabupaten Pamekasan yaitu 3,05-4,10%. Strategi pengelolaan dan pengembangan TPLS yang dapat disarankan adalah: (1) mempertahankan jumlah individu spesies untuk accem (Tamarindus indica), nangkah (Artocarpus heterophyllus), dan pattek (Anacardium occidentale); (2) mengkaji dan mengembangkan potensi spesies alor (Suaeda maritima) dan peseppeh (Sesuvium portulacastrum); (3) membudidayakan malakah (Phyllanthus emblica) dan dhuwek salam (Syzygium polyanthum); (4) membudidayakan, mengkaji, dan mengembangkan potensi ghedung (Dioscorea hispida), lorkong (Amorphophallus variabilis), dan sobeg (Amorphophallus paeoniifolius). Berdasarkan analisis valuasi ekonomi TPLS, beberapa spesies yang memiliki nilai ekonomi tinggi di dua kabupaten, adalah accem (Tamarindus indica) yang memiliki nilai eknomi 1,04 juta /KK/tahun di Kabupaten Sampang dan 2,8 juta/KK/tahun di Kabupaten Pamekasan. Tumbuhan pattek (Anacardium occidentale) juga merupakan spesies dengan nilai ekonomi tinggi yaitu 4,8 juta/kk/tahun di Kabupaten Sampang dan Pamekasan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116933
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
COVER.pdf
  Restricted Access
Cover467.93 kBAdobe PDFView/Open
FULL TEXT.pdf
  Restricted Access
Full text2.06 MBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN.pdf
  Restricted Access
Lampiran287.73 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.