Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116909
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam-
dc.contributor.advisorSartono, Bagus-
dc.contributor.advisorAnggraeni, Lukytawati-
dc.contributor.authorSari, Linda Karlina-
dc.date.accessioned2023-04-03T01:04:37Z-
dc.date.available2023-04-03T01:04:37Z-
dc.date.issued2023-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116909-
dc.description.abstractHarga komoditas pertanian dicirikan dengan fluktuasi harga yang cukup besar dan sulit diprediksi. Hal ini terlihat pada pergerakan harga komoditas pangan secara global yang semakin fluktuatif, terutama selama satu dekade terakhir. FAO (2010) menyatakan bahwa volatilitas harga pangan semakin intens terjadi selama 30 tahun terakhir. Keberadaan volatilitas harga komoditas pertanian meningkatkan ketidakpastian dan risiko yang dihadapi oleh konsumen dan produsen. Namun, volatilitas dapat diukur dan diprediksi keberadaannya, akan tetapi pada kenyataannya masih sering terjadi perdebatan mengenai pemilihan pengukuran yang tepat dalam menggambarkan volatilitas. Pengukuran volatilitas yang tepat diharapkan dapat memberikan analisis yang tepat terkait karakteristik perubahan harga komoditas tertentu. Dengan demikian, pelaku pasar dapat mengambil keputusan yang tepat, sehingga pasar menjadi lebih efisien. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk menjaga stabilitas harga pangan utama – yakni beras, jagung, dan kedelai – di Indonesia yaitu dengan melakukan perdaganan bebas. Ketiga komoditas pangan tersebut berada dalam kondisi defisit neraca perdagangan. Namun, adanya perdagangan bebas menyebabkan pasar Indonesia langsung terkoneksi dengan pasar-pasar lainnya, sehingga harga ketiga komoditas pangan domestik akan sangan rentan oleh pergerakan harga komoditas pangan global. Dengan demikian, dampak dari harga pangan global dan minyak dunia terhadap harga pangan domestik perlu dipahami seiring meningkatnya integrasi pasar komoditas. Gangguan eksternal dalam perekononomian, seperti perubahan harga komoditas global menyebabkan ekonomi domestik sangat rentan akan perubahan global. Salah satu indikator ekonomi yang dapat diamati yakni perubahan Indeks Harga Komoditas (IHK). Fenomena perubahan harga komoditas global terhadap perubahan IHK menjadi hal menarik untuk diteliti. Dalam penelitian ini, akan dilihat dampak perubahan harga beras, jagung, dan kedelai dunia terhadap tiga kelompok IHK, yaitu: IHK umum, IHK bahan makanan, dan IHK makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Selanjutnya, dampak perubahan harga pangan Indonesia yang pada gilirannya memengaruhi IHK, akan diukur pengaruhnya terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis karakteristik volatilitas harga pangan utama (beras, jagung, dan kedelai) Indonesia dan dunia, (2) menganalisis transmisi harga minyak dan pangan utama dunia terhadap volatilitas harga pangan utama di Indonesia, (3) menganalisis dampak perubahan harga pangan dunia terhadap indeks harga konsumen (IHK) di Indonesia, dan (4) menganalisis dampak kenaikan harga pangan utama Indonesia terhadap kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan data bulanan deret waktu. Data yang digunakan adalah data harga komoditas dunia dan Indonesia, serta beberapa indikator makroekonomi pada periode Januari 2009-September 2019. Sementara itu, untuk menjawab tujuan 4 digunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) periode Maret 2019. Analisis data mencakup model simetris Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH), model asimetris GARCH – seperti EGARCH, GJR-GARCH, TGARCH, IGARCH, APARCH, dan CGARCH, model Non-Linier Autoregressive Distributed Lag (NARDL), model Structural Vector Autoregressive (SVAR), dan analisis microsimulation. Hasil yang dicapai untuk tujuan pertama menunjukkan bahwa model asimetris GARCH merupakan model terbaik dalam menggambarkan volatilitas harga komoditas. Masing-masing komoditas direpresentasikan dengan model yang berbeda-beda. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap volatilitas harga komoditas memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu, terdapat bukti efek leverage yang signifikan secara statistik, baik positif maupun negatif. Perbedaan efek leverage mengklasifikasikan komoditas menjadi dua jenis, yaitu komoditas konsumsi dan komoditas investasi. Adanya efek asimetris yang signifikan terhadap volatilitas harga berdampak pada volatilitas harga yang lebih tinggi. Hasil tujuan kedua menunjukkan bahwa harga minyak dunia dan harga pangan dunia terkait memiliki dampak asimetris jangka panjang yang signifikan terhadap perubahan harga pangan domestik terkait. Sementara itu, pada jangka pendek tidak ditemukan adanya pengaruh asimetris pada perubahan harga pangan domestik terkait. Selanjutnya, hasil tujuan ketiga menunjukkan bahwa guncangan harga beras dunia, harga jagung dunia, dan harga kedelai dunia memberikan pengaruh paling besar terhadap IHK bahan makanan. Sumber penting dari fluktuasi ketiga IHK yang diamati dalam penelitian ini adalah IHK itu sendiri. Variabel makroekonomi yang paling berpengaruh terhadap fluktuasi IHK di Indonesia adalah variabel jumlah uang beredar. Guncangan harga kedelai dunia memberikan dampak lebih besar terhadap fluktuasi ketiga kelompok IHK di Indonesia. Hasil tujuan keempat menunjukkan bahwa pada seluruh skenario kenaikan harga, beras memiliki dampak paling besar terhadap jumlah dan persentase penduduk miskin dibandingkan komoditas lainnya. Hal ini disebabkan oleh tingkat pengeluaran konsumsi pada komoditas beras lebih tinggi dibandingkan komoditas lainnya, sehingga kenaikan harga beras memberikan tekanan yang lebih besar terhadap tingkat kemiskinan. Hasil simulasi berdasarkan daerah menunjukkan bahwa kemiskinan di pedesaaan jauh lebih responsif terhadap perubahan harga pangan dibandingkan di perkotaan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran rumah tangga pedesaan dihabiskan untuk produk makanan. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini, pembuat kebijakan dapat mengambil beberapa tindakan. Pertama, dalam menghadapi ketidakpastian dalam pasar komoditas maka adanya sistem informasi harga yang tepat, akurat, dan real time bagi petani, pedagang, dan pemerintah seyogyanya dapat segera direalisasikan. Kedua, pemerintah dapat meningkatkan produksi pangan dengan memberikan dukungan kepada petani pengelolaan efisiensi pasokan dan memperbaiki infrastruktur pertanian. Ketiga, pemerintah dapat memperkuat jaringan distribusi dan logistik pangan untuk memastikan pasokan pangan stabil. Terakhir, pemerintah dapat memberikan bantuan sosial baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai upaya untuk memastikan akses pangan yang cukup bagi penduduk miskin.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleDinamika Harga Pangan Dunia dan Dampaknya terhadap Perekonomian Nasional.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordagricultural commodityid
dc.subject.keywordasymmetric effectid
dc.subject.keywordinflationid
dc.subject.keywordpovertyid
dc.subject.keywordvolatility modelingid
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_Linda Karlina Sari (H463170188).pdf
  Restricted Access
Cover780.41 kBAdobe PDFView/Open
Linda Karlina Sari (H463170188).pdf
  Restricted Access
Fulltext2.45 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.