Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116820
Title: Evaluasi Intervensi Dashat Sebagai Program Percepatan Atasi Stunting
Authors: Khomsan, Ali
Rifayanto, Rania Permata
Adha, As Syaffa Amalia
Firdausi, Alya
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Presiden memberikan arahan agar ada langkah-langkah luar biasa atau extraordinary untuk mengatasi stunting. Angka stunting di Indonesia ditargetkan turun 14 persen hingga 2024 atau turun 2,7 persen per tahun. Untuk itu telah ditunjuk BKKBN menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting. Pemetaan stunting sudah sangat detil dan jelas. Penderita stunting sudah dideteksi by name by address sehingga data yang ada dapat dijadikan dasar untuk membuat langkah-langkah konkret untuk penanganannya. Ada dua langkah besar yang harus dilakukan pemerintah yaitu pertama penanggulangan stunting dan kedua pencegahan stunting. Mengapa kedua langkah ini harus dibedakan? Karena target atau sasarannya berbeda. Penanggulangan stunting sasarannya adalah anak-anak balita yang kodisinya saat ini berstatus kurang gizi kronis sehingga mereka menderita stunting. Intervensi yang harus diberikan adalah bantuan makanan langsung baik berupa pangan sumber kalori maupun protein atau sumber gizi lainnya. Jika target penanggulangan stunting adalah balita, lalu siapa yang menjadi sasaran pencegahan stunting? Pertama, remaja putri adalah target jangka panjang yang harus diintervensi. Menyiapkan generasi bebas stunting diawali dengan membekali calon ibu dengan kesehatan dan gizi yang baik. Problem yang sering dihadapi remaja putri adalah anemia (kurang darah) dan masalah ini bisa berkelanjutan hingga remaja putri tersebut berkeluarga, hamil dan melahirkan. Potensi bayi lahir stunting bisa terjadi karena ibu hamil kurang gizi termasuk anemia. Sasaran pencegahan stunting lainnya adalah ibu hamil kurang energi kronis (KEK) dan rumah tangga miskin yang berisiko melahirkan anak stunting. Program-program pencegahan stunting kini dikenal dengan istilah intervensi spesifik dan sensitif. Kedua intervensi ini harus dipadukan agar pencegahan masalah stunting sifatnya holistik dan berkelanjutan. Contoh intervensi spesifik adalah imunisasi dan pemberian vitamin A untuk balita, pemberian tablet besi untuk ibu hamil, dan pemantauan 1000 hari pertama kehidupan (sejak anak dalam kandungan hingga berusia dua tahun). Program Makanan Tambahan (PMT) di posyandu/puskesmas selama ini hanya difokuskan pada balita gizi buruk dan ibu hamil kurang energi kronis (KEK). Tidak ada program makanan tambahan untuk balita stunting. ..dst ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116820
Appears in Collections:Research Report

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
(rev-1 finale) LAPORAN AKHIR DASHAT PROJECT.pdfLaporan Akhir1.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.