Analisis Biaya Pemeliharaan Meranti (Shorea spp.) pada Areal Penelitian Tanam Rumpang di PT. Intracawood Manufacturing, Kalimantan Utara

Abstract

Sistem Tanam Rumpang Tebang Rumpang (TRTR) merupakan salah satu inovasi sistem silvikultur dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hutan terdegradasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis biaya kegiatan pemeliharaan meranti (Shorea spp.) dalam rumpang pada areal penelitian di PT. Intracawood Manufacturing. Tahapan pemeliharaan meliputi penyiangan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode time study, analisis biaya, dan uji statistik dengan Uji Independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kebutuhan tenaga kerja pemeliharaan rumpang pada blok perlakuan sebesar 5,60 HOK/ha dan pada blok tanpa perlakuan sebesar 7,16 HOK/ha. Biaya pemeliharaan tanaman di blok perlakuan sebesar Rp 1.001.912/ha dan di blok tanpa perlakuan sebesar Rp 933.481/ha. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara biaya per hektar blok perlakuan dan tanpa perlakuan, namun ada perbedaan nyata biaya per hektar bila luas rumpang >1000 m2. Tingginya waktu tidak efektif dan tidak ada kegiatan pemupukan di blok tanpa perlakuan memengaruhi perhitungan biaya pemeliharaan.

Gap Planting and Gap Cutting System (TRTR) is an innovation of silvicultural systems to increase the productivity and quality of the degraded forest. This research aimed to analyze the costs of maintaining meranti (Shorea spp.) in gaps in the research area at PT. Intracawood Manufacturing. The stage of plant maintenance consists of weeding, rotating hoe, replacing plant and fertilizing. The method used in this research consists of a time study method, cost analysis, and statistical test with an independent sample t-test. The results showed that the average labour requirement for gap maintenance was 5,60 manhour/ha in the treatment block and 7,16 manhour/ha in the untreated block. The average cost of plant maintenance in the treated blocks Rp 1.001.912/ha and in untreated blocks Rp 933.481/ha. The statistical test results showed no significant difference between the cost per hectare of treatment and no treatment blocks, but a significant difference in the cost per hectare if the gap area >1000 m2. The high ineffective time and no fertilizing activities in untreated blocks affect the calculation of maintenance costs.