Identifikasi Spesies Berdasarkan Karakter Morfologi dan Molekuler pada Famili Muridae di Gunung Ambang Sulawesi Utara

Abstract

Identifikasi spesies sangat penting dilakukan untuk memahami taksonomi hewan dan implikasinya. Revisi taksonomi Muridae yang dilakukan oleh peneliti sampai saat ini menandakan bahwa masalah identifikasi dan taksonomi belum terselesaikan. Morfologi dalam famili Muridae dirasa hampir mirip sehingga sulit dibedakan antar spesiesnya. Identifikasi genetik dengan DNA Barcoding menggunakan marka cytochrome oxidase subunit I (COI) dilakukan peneliti untuk mengonfirmasi identitas spesies. Informasi genetik dan barcode DNA dari marka COI dalam Genbank belum lengkap terutama pada Muridae endemik Sulawesi. Sulawesi merupakan salah satu pulau paling menarik di Indonesia untuk studi keanekaragaman hayati dan spesies endemik. Gradien ekologi yang diciptakan oleh ketinggian pegunungan di Sulawesi mendukung terjadinya keanekargaman fauna dan spesiasi di pulau ini salah satunya adalah Gunung Ambang di Sulawesi Utara, Indonesia. Studi ini menggabungkan analisis morfologi dan molekuler menggunakan cytochrome oxidase subunit I (COI) mitokondria sebagai barcode DNA untuk mengidentifikasi spesies pada Muridae yang ada di Gunung Ambang dan untuk melengkapi informasi genetik yang ada di Genbank. Identifikasi digunakan untuk membedakan spesies dalam famili Muridae. Metode ini telah digunakan oleh para peneliti untuk menentukan identitas spesies, mengungkapkan keanekaragaman Muridae dalam suatu ekosistem dan revisi taksa. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 9 spesies dari 7 genus pada Muridae di Gunung Ambang Sulawesi Utara berdasarkan karakter morfologi dengan menggunakan kunci identifikasi, spesies yang diidentifikasi merupakan spesies endemik Sulawesi. Pengukuran karakter morfologi memisahkan 7 spesies dari 9 spesies yang ditemukan karena analisis hanya berdasarkan variabel pengukuran. Keragaman genetik pada spesies yang teridentifikasi tergambarkan dari hasil analisis molekuler sehingga marka molekuler COI yang digunakan dapat mengonfirmasi 9 spesies yang teridentifikasi dalam penelitian ini.