Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116285
Title: Model Pengembangan Industri Kapal Perikanan untuk Pembangunan Kapal Penangkap Ikan Pelagis Kecil di Jalur III WPPNRI 572
Authors: Marimin, Marimin
Taryono, Taryono
Wisudo, Sugeng Hari
Prayitno, Mei Edi
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: WPPNRI 572 merupakan wilayah perairan dengan potensi sumber daya ikan (SDI) yang belum terkelola secara optimum, pada tingkat pusat dari jenis pelagis kecil sebesar 82.573 ton, pelagis besar sebesar 16.021 ton, ikan demersal sebesar 72.159 ton, dan cumi sebesar 2.667 ton, sehingga berpeluang untuk menambah kuota jumlah kapal penangkap ikan melalui model pengembangan industri kapal untuk pembangunan kapal penangkap ikan. Tujuan penelitian ini adalah: (i) menentukan teknologi penangkapan ikan pelagis kecil yang optimal beroperasi di jalur III WPPNRI 572, (ii) menyusun desain spesifikasi teknis kapal perikanan 180 GT untuk penangkapan SDI pelagis kecil, (iii) menganalisis finansial kelayakan usaha penangkapan ikan dengan kapal purse seine 180 GT, (iv) merumuskan model pengembangan industri kapal perikanan untuk pembangunan kapal penangkap ikan jalur III WPPNRI 572, dan (v) merumuskan strategi model bisnis kanvas (business model canvas) industri kapal perikanan yang berdaya saing. Penelitian ini menggunakan mixed methods yang merupakan gabungan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif pada model industri kapal perikanan yang berdaya saing untuk pembangunan kapal penangkap ikan dilakukan melalui pendekatan survei untuk menentukan kapasitas kapal dan alat tangkap melalui analisis analytical hierarchy process (AHP), model pengembangan industri kapal melalui analytical network process (ANP), dan pemilihan strategi melalui analisis strenght, weakness, opportunity dan threat (SWOT). Pendekatan wawancara dilakukan untuk menentukan model bisnis kanvas. Responden penelitian merupakan purposive sampling yang memiliki pengetahuan dan bekerja pada bidang penangkapan ikan, industri kapal, penyusunan kebijakan perikanan, peneliti serta akademisi pada bidang perikanan dan kapal perikanan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (i) pemilihan teknologi penangkapan ikan pelagis kecil dengan kriteria sumber daya ikan pelagis kecil, sistem perijinan kapal, karakteristik kapal, sistem pemeliharaan, kemampuan dan lokasi industri kapal, sosial budaya nelayan, jumlah anak buah kapal, karakteristik WPPNRI 572, efisiensi operasi, kecepatan kapal, tempat pendaratan ikan, sistem penyimpanan ikan di dalam palka dan alat bantu penangkap ikan didapat hasil kapasitas kapal adalah 180 GT (0,180) dengan alat tangkap purse seine (0,4230). (ii) Desain spesifikasi teknis kapal purse seine 180 GT untuk pengelolaan perikanan di WPPNRI 572 jalur III sesuai data owner requirement dengan data panjang kapal (Loa) dipilih dengan ukuran 35,30 meter, kecepatan sebesar 8 knot, main engine sebagai sistem pendorong menggunakan I line engine model 220 HP, sistem bantu untuk kebutuhan listrik kapal menggunakan dual engine model dengan kapasitas 150 Kva, sistem penyimpanan ikan menggunakan sistem Cargo hold freezer, Alat Bantu Penangkap Ikan menggunakan rumpon dan lampu, jumlah anak buah kapal sebanyak 27 personil, peralatan deteksi ikan menggunakan peralatan fish finder, peralatan mekanis penarikan penangkap ikan menggunakan winch mechanical dan power block dan waktu operasi kapal sepanjang 50 hari. (iii) Hasil analisa keuangan untuk pembangunan kapal penangkap ikan purse seine 180 GT diperlukan biaya v sebesar Rp14.204.111.123,88 dengan produktifitas 1,35 didapat hasil ikan sebesar Rp7.785.263.515,87 dan keuntungan (pendapatan) sebesar Rp 3.185.536.513,87. Dengan nilai Revenue cost ratio (R/C) sebesar 1,692; Payback perod (PP) sebesar 4,458 tahun; Net present value (NPV) sebesar Rp 12.360.058.256,445; Net benefit cost ratio (Net B/C) sebesar 1,862 dan Internal rate return (IRR) sebesar 23,54% (lebih besar dari minimum attractive rate of return (MAR) sebesar 15%, maka usaha penangkapan ikan kapal purse seine 180 GT layak (feasible) dilanjutkan. (iv) Prioritas rata-rata elemen pada model pengembangan industri kapal yang berdaya saing untuk membangun kapal penangkap ikan pada dimensi faktor internal (f1) adalah klaster industri inti (k1) (0,5075), klaster pemasaran (k2) (0,3128) dan klaster pelayanan purna jual (k3) (0,1797). Dimensi faktor eksternal (f2) hasil prioritas rata-rata adalah klaster industri pendukung (k4) (0,1358), klaster supplier (k5) (0,0721), klaster pelaku usaha perikanan (k6) (0,6378), klaster faktor kondisi (k7) (0,0375) dan klaster pemerintah (k8) (0,1168). Strategi untuk mendukung model pengembangan industri kapal terhadap pembangunan kapal penangkap ikan yang berdaya saing adalah membangun standardisasi kapal penangkap ikan (s3) (0,4124) guna memberi kemudahan bagi industri pendukung dan supplier untuk mendukung material baku dan komponen kapal penangkap ikan, meningkatkan kualitas produksi kapal melalui inovasi terhadap tahapan pembangunan kapal mulai dari langkah desain, uji model, proses pembangunan dan pengujian kapal (s1) (0,3731) dan menurunkan biaya produksi kapal, sehingga lebih ekonomis (s2) (0,2145). Standardisasi kapal penangkap ikan merupakan strategi utama yang penting untuk memberikan pedoman bagi industri inti (industri kapal) guna membangun berbagai blok dan modul kapal penangkap ikan. (v) Membangun model bisnis kanvas (business model canvas) yang berdaya saing dari 9 elemen, pada industri kapal perikanan guna membangun kapal penangkap ikan pada aspek keuangan dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah produksi kapal dan jasa pemeliharaan yang dilakukan melalui peningkatan kemampuan industri kapal dalam membangun dan pemeliharaan kapal penangkap ikan, menggunakan peralatan sewa untuk pemakaian terbatas, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Peningkatan kapasitas produksi industri kapal dapat dilakukan melalui penggunaan peralatan modern dan SDM yang terampil, meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan fasilitas bengkel, meningkatkan kemampuan SDM pada desain kapal penangkap ikan yang efisien dan memberikan kompensasi tunjangan dan jabatan kepada tenaga kerja yang berdedikasi tinggi. Sebagai rekomendasi untuk pembangunan kapal penangkap ikan dengan biaya rendah dan efisien adalah pentingnya Kementerian Keuangan untuk konsisten terhadap kebijakan pembebasan bea masuk (impor) bagi material dan komponen industri kapal dengan mempertimbangkan material dan komponen tersebut belum diproduksi oleh industri pendukung dan industri terkait dari dalam negeri. Pentingnya kerjasama antara Kementerian Perindustrian bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Standardisasi Nasional, Akademisi dan Pelaku industri kapal perikanan, untuk menyusun standardisasi material dan komponen kapal penangkap ikan, sehingga dapat diproduksi material dan komponen kapal yang murah dan berkualitas serta penelitian teknologi kapal penangkap ikan yang efisien terutama dalam pemakaian energi selama periode penangkapan ikan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116285
Appears in Collections:DT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover,Lembar Pernyataan,Abstrak,Lembar Pengesahan,Prakata, dan Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover1.18 MBAdobe PDFView/Open
K16170018_Mei Edi Prayitno.pdf
  Restricted Access
Fulltext11.2 MBAdobe PDFView/Open
lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.18 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.