Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116207
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSudrajat, Agus Oman-
dc.contributor.advisorAlimuddin, Alimuddin-
dc.contributor.advisorArfah, Harton-
dc.contributor.authorHalawa, Nenima-
dc.date.accessioned2023-01-20T08:55:30Z-
dc.date.available2023-01-20T08:55:30Z-
dc.date.issued2023-01-20-
dc.identifier.citationHalawa N, Sudrajat AO, Alimuddin A, Arfah H. 2022. Tingkat Kelangsungan Hidup dan Kinerja Pertumbuhan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) dengan Pemberian Hormon Serotonin. Intek Akuakultur. 6(2): 195-207.id
dc.identifier.issn2579-6291-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116207-
dc.description.abstractTingginya tingkat kematian pada benih merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh pembudidaya ikan lele (Clarias sp.) pada tahap pembenihan. Kejadian kanibalisme tertinggi terjadi di awal pemeliharaan pada stadia larva hingga benih dan merupakan salah satu penyumbang kematian yang berdampak pada rendahnya produksi benih ikan lele. Tingkah laku kanibalisme erat kaitannya dengan perilaku agresif yang dipelopori oleh aktivitas hormonal melalui modular (neurotransmitter). Serotonin 5-hydroxy tryptamine (5-HT) merupakan salah satu neuromodulator yang berperan dalam pengendalian perilaku agresif. Serotonin disintesis dari triptofan dengan bantuan enzim tryptophan hydroxylase dan berperan dalam fungsi endokrin, pengendalian emosi, stres, dan agresivitas. Pendekatan secara hormonal merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pengendalian kanibalisme pada budi daya ikan lele secara khusus pada segmen pembenihan dan pemeliharaan benih. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi peran dan dosis hormon serotonin yang efektif dalam upaya mengontrol tingkat kanibalisme pada benih ikan lele. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen yang disusun dalam rancangan acak lengkap yang terdiri atas empat taraf dosis serotonin yang berbeda dengan masing-masing tiga kali ulangan, yaitu 0 mg g-1 (S0), 0,5 mg g-1 (S0,5), 1,0 mg g-1 (S1,0), dan 1,5 mg g-1 (S1,5) bobot ikan. Penelitian ini menggunakan benih ikan lele berumur tujuh hari dengan panjang rata-rata 0,8 ± 0,07 cm dan dipelihara selama 30 hari. Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah kontainer plastik berukuran 60 x 40 x 40 cm sebanyak 12 unit. Pemberian pakan dilakukan sebanyak empat kali dalam sehari dengan feeding rate 10 % dari biomassa populasi. Parameter yang dievaluasi pada penelitian ini adalah kanibalisme, kinerja pertumbuhan, glukosa tubuh tipe luka, dan kualitas air. Parameter kanibalisme meliputi total kanibalisme, tipe kanibalisme, non kanibalisme dan sintasan. Kinerja pertumbuhan meliputi pertumbuhan panjang dan bobot mutlak, laju pertumbuhan panjang dan bobot spesifik serta koefisien keseragaman panjang. Kualitas air meliputi suhu, DO dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan serotonin pada pakan dengan dosis 1,0 mg g-1 bobot ikan memiliki total kanibalisme terendah dengan nilai 80,00 %, akan tetapi meningkatkan kematian non kanibalisme. Penambahan serotonin dengan dosis 0,5 mg g-1 mampu meningkatkan sintasan dan menurunkan kematian non kanibalisme. Menurunnya tingkat kanibalisme pada benih ikan lele, maka sintasan meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan selama 30 hari pemeliharaan menunjukkan bahwa kanibalisme tipe II merupakan penyumbang kematian tertinggi pada benih ikan lele. Kejadian kematian kanibalisme tipe I dan non kanibalisme dominan terjadi pada rentang waktu antara pukul 12.00-18.00. Penambahan serotonin pada pakan berpengaruh nyata (P<0,05) menekan kinerja pertumbuhan benih ikan lele. Hasil menunjukkan pertumbuhan benih ikan lele lebih tinggi pada perlakuan S0 (kontrol) dibandingkan dengan perlakuan penambahan serotonin. Hal ini disebabkan karena penambahan serotonin pada pakan benih ikan lele mampu menekan nafsu makan. Menurunnya nafsu makan pada benih ikan menyebabkan energi yang dialokasikan untuk pertumbuhan tidak maksimal. Hasil pengukuran kadar glukosa tubuh benih ikan lele selama penelitian secara umum meningkat. Hal ini disebabkan oleh aktivitas metabolisme yang semakin tinggi yang dipengaruhi oleh kepadatan dan pertambahan ukuran dari benih ikan lele. Hasil pengamatan parameter kualitas air selama penelitian berada pada kisaran standar dan tidak ada perbedaan kualitas air pada semua perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan serotonin pada pakan dapat menurunkan tingkat kanibalisme dan meningkatkan sintasan hidup dengan dosis terbaik 0,5 mg g-1 bobot ikan. Hal ini mengindikasikan bahwa serotonin pada dosis optimum mampu menurunkan tingkat kanibalisme pada benih ikan lele.id
dc.description.abstractThe high mortality rate in seed is a problem that is often faced by catfish (Clarias sp.) farmers at the hatchery stage. The highest incidence of cannibalism occurs at the beginning of maintenance in larval stadia to juvenile and is one of the contributors to death which has an impact on the low production of catfish seed. Cannibalistic behavior is closely related to aggressive behavior pioneered by hormonal activity through modular (neurotransmitters). Serotonin 5-hydroxy tryptamine (5-HT) is one of the neuromodulators that plays a role in controlling aggressive behavior. Serotonin is synthesized from trytophan by trytophan hydroxylase and plays a role in endocrine function, emotional control, stress, and aggressiveness. The hormonal approach is one of the efforts that can be made in controlling cannibalism in catfish farming specifically in the hatchery and seed rearing segments. Based on the description above, this study was conducted with the aim of evaluating the role and dosage of the effective serotonin hormone in an effort to control the level of cannibalism in catfish seed. This study was conducted with an experimental method arranged in a complete randomized design consisting of four different levels of serotonin doses with three repeats each, namely 0 mg g-1 (S0), 0.5 mg g-1 (S0.5), 1.0 mg g-1 (S1.0), and 1.5 mg g-1 (S1.5) fish weights. This study used 7-day-old catfish larvae with an average length of 0.8 ± 0.07 cm and were kept for 30 days. The maintenance container used is a plastic container measuring 60 x 40 x 40 cm as many as 12 units. Feeding is carried out four times a day with a feeding rate of 10% of the population biomass. The parameters evaluated in this study were cannibalism, growth performance, body glucose, wound types and water quality. The parameters of cannibalism include total cannibalism, types of cannibalism, non-cannibalism and survival. Growth performance includes absolute length and weight growth, length and specific weight growth rates and length uniformity coefficients. Water quality includes temperature, DO and pH. The results showed that the addition of serotonin to feed at a dose of 1.0 mg g-1 fish weight had the lowest total cannibalism with a value of 80.00% but increased the mortality of non-cannibalism. The decrease in the level of cannibalism in catfish seed, then the survival increases. The results of a study conducted during 30 days of maintenance showed that type II cannibalism was the highest contributor to mortality in catfish seed. The death rate of type I cannibalism and non-cannibalism predominantly occurs in the time span between 12.00-18.00. The addition of serotonin to the feed has a noticeable effect (P<0.05) on the growth performance of catfish seed. Results showed higher catfish seed growth at the S0 (control) treatment compared to the serotonin addition treatment. This is due to the addition of serotonin to the feed of catfish fry able to suppress appetite. Decreased appetite in fish fry causes the energy allocated for growth not to be maximized. The results of measuring the body glucose levels of catfish seed during the study generally increased. This is due to the increasingly high metabolic activity which is influenced by the density and increase in size of the catfish seed. The results of observations of water quality parameters during the study were in the optimum range and there was no difference in water quality in all treatments. Based on these results, it can be concluded that the addition of serotonin 0.5 mg g-1 to feed can reduce the level of cannibalism and non-cannibalistic mortality and increase survival rate. This indicates that serotonin at the optimum dose is able to lower the level of cannibalism in catfish seed.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.relation.ispartofseries6;2-
dc.titleKontrol Kanibalisme pada Pemeliharaan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) dengan Hormon Serotoninid
dc.title.alternativeControl of Cannibalism in Catfish Seed (Clarias sp.) by the Using Serotonin Hormoneid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCannibalismid
dc.subject.keywordcatfish seedid
dc.subject.keywordgrowthid
dc.subject.keywordserotoninid
dc.subject.keywordsurvivalid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Full Text.pdf
  Restricted Access
Full Text1.21 MBAdobe PDFView/Open
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover595.17 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
291.51 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.