Faktor yang Memengaruhi Keputusan Petani Mengambil Kredit dan Dampaknya terhadap Kinerja Usahatani Cabai Merah di Indonesia

Abstract

Cabai merah merupakan komoditas strategis dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi di Indonesia. Kebutuhan cabai merah meningkat setiap tahunnya mengikuti pertumbuhan penduduk. Harga dari komoditas cabai merah berfluktuatif dan cenderung meningkat di periode tertentu. Hal ini menyebabkan cabai merah digolongkan ke dalam kelompok volatile food yang berkontribusi terhadap inflasi. Harga cabai yang berfluktuatif dipengaruhi oleh beragam penyebab, salah satunya adalah stok tersedia cabai merah di pasar. Ketersediaan cabai merah bersumber pada produksi di tingkat usahatani. Namun produksi cabai merah sendiri masih terbatas pada modal petani. Kekurangan modal usaha dapat menyebabkan tingkat produksi yang rendah, hal ini dapat menyebabkan ketersediaan cabai merah yang tidak mencukupi permintaan konsumen. Petani perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk memenuhi input produksi cabai merah. Keterbatasan modal menjadi alasan petani untuk membatasi penggunaan input, hal ini akan mengakibatkan tingkat produksi yang rendah. Oleh karena itu, petani memerlukan dukungan berupa dukungan pembiayaan agar dapat memperoleh input sesuai kebutuhan. Kredit merupakan salah satu sumber pembiayaan yang dapat digunakan petani untuk membeli input sesuai kebutuhan usahatani miliknya. Akan tetapi, jumlah petani cabai merah yang menggunakan kredit di Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petani untuk mengambil kredit sebagai sumber pembiayaan. Program kredit untuk sektor pertanian di Indonesia sudah berjalan sejak lama. Salah satu subsektor yang mendapatkan kredit pertanian adalah subsektor tanaman hortikultura. Kredit diharapkan dapat meningkatkan kinerja usahatani, terutama dalam hal ini adalah kinerja usahatani cabai merah di Indonesia. Dampak kredit terhadap kinerja usahatani perlu diketahui agar dapat menjadi acuan bagi kebijakan pembiayaan selanjutnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kredit terhadap kinerja usahatani cabai merah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode regresi logistik dan propensity score matching (PSM) untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petani mengambil kredit dan dampak kredit terhadap kinerja usahatani. Parameter kinerja yang digunakan adalah penerimaan, biaya dan profit usahatani. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi usahatani, usia petani, tingkat pendidikan, jenis kelamin, keanggotaan koperasi, keanggotaan kelompok tani, kemitraan, penyuluhan, dan penggunaan alat mesin berpengaruh nyata terhadap keputusan petani mengambil kredit. Petani yang menggunakan kredit memperoleh penerimaan serta mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar dibandingkan petani yang tidak menggunakan kredit. Namun, kredit tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap profit usahatani.

Red chili is a strategic commodity and has high economic value in Indonesia. The need for red chili increases every year by following the population growth. Red chili commodity has fluctuating prices and tend to increase in certain periods. This results red chilies to be classified as volatile foods that contribute to inflation. The fluctuating price of chili is influenced by various causes, one of which is the available stock of red chili in the market. The availability of red chili comes from production at the farm level. However, red chili production itself is still limited to farmers' capital. The lack of capital can lead to low production levels, this may lead to the availability of red chili which is not sufficient for consumer demand. Farmers need to spend a lot of money to meet the input of red chili production. Limited capital is the reason for farmers to limit the use of inputs, this will result in low production levels. Therefore, farmers need support in the form of financial assistance in order to obtain inputs as required. Credit is one source of financing that can be used by farmers to buy inputs according to their farming needs. However, the number of red chili farmers who use credit in Indonesia is still relatively low. Therefore, it is necessary to conduct research to determine the factors that influence the decision of farmers to take credit as a source of financing. Credit programs for the agricultural sector in Indonesia have been operating for a long time. One of the sub-sectors that get agricultural credit is the horticultural crop sub-sector. Credit is expected to improve farming performance, especially in this case is the performance of red chili farming in Indonesia. The impact of credit on farm performance needs to be known so that it can be a reference for further financing policies. Therefore, this study aims to analyze the impact of credit on the performance of red chili farming in Indonesia. This study uses logistic regression and propensity score matching (PSM) methods to determine the factors that influence farmers' decisions to take credit and the impact of credit on farm performance. The performance parameters used are farm income and profit. The results of this study indicate that the location of the farm, farmer's age, education level, gender, cooperative membership, farmer group membership, partnership, extension, and use of machine tools have a significant effect on farmers' decisions to take credit. Farmers who use credit receive greater revenue and expenditure than farmers who do not use credit. However, credit does not have a significant impact on farm profits.