Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116116
Title: Potensi Kirinyuh Chromolaena odorata (L.) untuk Pengendalian Vibriosis pada Kakap Putih Lates calcarifer (Bloch)
Authors: Sukenda
Nuryati, Sri
Wahjuningrum, Dinamella
Widanarni
Nurbariah
Issue Date: 2022
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Vibriosis menjadi salah satu masalah yang terus dihadapi dalam sektor akuakultur karena berbagai faktor seperti keberagaman jenis, kemampuan adaptasi serta keberadaannya yang luas di perairan. Vibrio yang bersifat patogen dapat menyerang berbagai organisme akuatik seperti ikan, krustase dan moluska. Kakap putih Lates calcarifer termasuk komoditas perikanan yang dapat terserang vibriosis. Penggunaan antibiotik untuk mengatasi penyakit bakterial telah dibatasi karena efek samping seperti residu dan resistansi bakteri. Tanaman berkhasiat obat menjadi alternatif untuk mengatasi serangan penyakit pada komoditas budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi ekstrak daun kirinyuh Chromolaena odorata (L.) mengatasi vibriosis pada kakap putih dengan tiga tahap penelitian yaitu (1) evaluasi potensi ekstrak daun kirinyuh sebagai antioksidan dan antibakteri; (2) evaluasi potensi ekstrak daun kirinyuh untuk pencegahan vibriosis; dan (3) evaluasi potensi ekstrak daun kirinyuh untuk pengobatan vibriosis. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengevaluasi potensi ekstrak daun kirinyuh sebagai antioksidan dan antibakteri secara in vitro. Hasil ekstraksi dengan proses maserasi menggunakan pelarut akuades, etanol, etil asetat, dan n-heksan diperoleh rendemen ekstrak secara berurutan adalah sebesar 11,34%; 9,13%; 4,21%; dan 1,48%. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun kirinyuh mengandung flavonoid, saponin, tannin, dan steroid. Kandungan total fenol tertinggi terdapat pada ekstrak etil asetat (212,8 mg g-1) dan kandungan flavonoid tertinggi pada ekstrak etanol (195,5 mg g-1). Ekstrak etanol menunjukkan potensi antioksidan tertinggi (85,59%) dibandingkan ekstrak dengan pelarut lain dan tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan asam askorbat sebagai pembanding. Hasil uji sensitivitas bakteri terhadap ekstrak menunjukkan bahwa keempat jenis ekstrak daun kirinyuh dapat menghambat pertumbuhan V. alginolyticus. Hanya tiga jenis ekstrak daun kirinyuh yang dapat menghambat pertumbuhan V. harveyi sedangkan ekstrak akuades tidak menunjukkan zona hambat terhadap V. harveyi. Ekstrak etanol daun kirinyuh dapat menghambat pertumbuhan V. harveyi dan V. alginolyticus sebagai bakteriostatik (1,25 mg mL-1; 2,5 mg mL-1) dan bakterisidal (5 mg mL-1). Ekstrak etanol daun kirinyuh dapat menyebabkan kerusakan pada sel bakteri setelah 24 jam inkubasi serta menyebabkan kebocoran pada sel, hal ini dibuktikan dengan adanya kerusakan pada sel bakteri melalui pengamatan scanning electron microscope (SEM) dan pengukuran absorbansi metabolit seluler. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengevaluasi potensi ekstrak etanol daun kirinyuh mencegah vibriosis pada kakap putih. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu frekuensi (setiap 1, 2, dan 3 hari sekali) dan durasi (15, 30, dan 60 menit) serta tiga kali ulangan. Perlakuan pencegahan vibriosis pada kakap putih menggunakan metoda perendaman dengan variasi frekuensi dan durasi perendaman pada ekstrak etanol daun kirinyuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman dengan ekstrak etanol daun kirinyuh (86,3 mg L-1) terbukti dapat meningkatkan imunitas pada kakap putih dengan meningkatnya nilai aktivitas lisozim dan respiratory burst selama masa perendaman serta kelangsungan hidup yang lebih tinggi setelah uji tantang dengan V. alginolyticus jika dibandingkan dengan kontrol tanpa perlakuan perendaman. Nilai relative percent survival (RPS) sebesar 80% efektif untuk mencegah vibriosis pada kakap putih dengan perlakuan perendaman selama 30 menit setiap hari. Gambaran histopatologi jaringan hati pada perlakuan pencegahan tidak menunjukkan kerusakan jika dibandingkan dengan kontrol positif perlakuan. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi potensi ekstrak etanol daun kirinyuh mengobati vibriosis pada kakap putih. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu frekuensi (setiap 1, 2, dan 3 hari sekali) dan durasi (15, 30, dan 60 menit) serta tiga kali ulangan. Kakap putih terlebih dahulu diinfeksikan V. alginolyticus (107 CFU mL-1) sebanyak 0.1 mL intraperitoneal kemudian dilakukan prosedur pengobatan kakap putih dengan perendaman pada ekstrak etanol daun kirinyuh (86,3 mg L-1) selama tujuh hari dengan variasi frekuensi dan durasi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman selama 30 menit setiap dua hari sekali efektif mengatasi vibriosis pada kakap putih setelah tujuh hari proses pengobatan. Ekstrak etanol daun kirinyuh mampu menstimulasi komponen sistem imun sehingga terjadi peningkatan respons imun dan peningkatan kelangsungan hidup kakap putih setelah uji tantang. Gambaran histopatologi jaringan hati menunjukkan perubahan yang lebih baik setelah proses pengobatan jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol tanpa pengobatan perendaman ekstrak. Disimpulkan bahwa ekstrak daun kirinyuh memiliki potensi antioksidan dan antibakteri. Penggunaan ekstrak etanol daun kirinyuh mampu meningkatkan perlindungan terhadap serangan vibriosis pada kakap putih. Perendaman dengan ekstrak etanol daun kirinyuh selama 30 menit setiap hari efektif untuk tindakan pencegahan dan 30 menit setiap dua hari untuk mengobati vibriosis pada kakap putih.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116116
Appears in Collections:DT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover664.5 kBAdobe PDFView/Open
Fulltext.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.95 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.