Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116086
Title: Analisis Pengeluaran Pangan, Asupan Gizi, dan, Pola Pangan Harapan di Sulawesi Selatan Sebalum dan pada Masa Pandemi Covid-19
Other Titles: Analyisis Food Expenditure, Nutrition Intake, and Desirable Dietary Pattern in South Sulawesi Before and During the Covid-19 Pandemi
Authors: Martianto, Drajat
Ekayanti, Ikeu
Husain, Aslim
Issue Date: 2023
Publisher: IPB University
Abstract: Pandemi Covid-19 mempengaruhi ketahanan pangan baik secara langsung seperti mengganggu sistem pangan, maupun secara tidak langsung seperti pendapatan rumah tangga, akses dalam memperolah pangan dan kesehatan (Devereux et al. 2020). Dampak pandemi terhadap kemiskinan Indonesia meningkat 9,2% pada September 2019 menjadi 9,7% pada akhir 2020 sehingga 1,3 juta orang mengalami kemiskinan (Smeru 2020). Di Provinsi Sulawesi Selatan pada awal pandemi perekonomian pada triwulan I 2020 mengalami pertumbuhan terendah dalam satu dekade secara luas dan dalam waktu yang relatif cepat (BI 2020). Pada tahun 2021 kinerja ekonomi pada triwulan IV menunjukan adanya pemulihan didorong oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat (BI 2022). Penelitian mengenai perubahan sebelum dan pada masa Covid-19 pada permasalahan pangan dan gizi menurut kelompok pendapatan wilayah kota dan desa merupakan startegi dan langka awal dalam mengetahui perubahan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan di Provinsi Sulawesi Selatan Tujuan umum penelitian ini adalah mengkaji perubahan konsumsi pangan rumah tangga sebelum dan selama pandemi Covid-19 dengan menggunakan data Susenas 2019, 2020, dan 2021 menurut kelompok pendapatan menurut wilayah kota, desa, dan kota+desa di Provinsi Sulawasi Selatan. Tujuan khusus penelitian ini, yaitu: 1) menganalisis perubahan pola pengeluaran pangan dan nonpangan pada masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan menurut kelompok pendapatan di wilayah desa, kota, kota+desa sebelum dan pada masa pandemi Covid-19. 2) menganlisis perubahan asupan kalori, protein dan skor PPH masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan menurut kelompok pendapatan sebelum dan pada masa pandemi Covid-19. 3) menganalisis disparitas pangan dan gizi menurut kelompok pendapatan di wilayah desa dan kota sebelum dan pada masa pandemi Covid-19. 4) menganlisis perubahan kalori pangan yang dibayarkan menurut kelompok pendapatan pada masa sebelum dan masa Pandemi Covid-19. 5) merumuskan rekomendasi pengembangan program selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019-2021. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan program komputer Microsoft Excel 2019. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan berdasarkan wilayah (desa, kota, desa+kota) dan 5 kelompok yang sama besar setelah diurutkan mulai yang terkecil (kuintil 1) hingga terbesar (kuintil 5). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengeluaran pangan selama pandemi mengalami peningkatan 1% jika dibandingkan sebelum pandemi pada tahun 2019, sedangkan pengeluaran nonpangan mengalami penurunan 1%. Pada tahun 2020 pengeluaran pangan (53%) lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran nonpangan (46,4%) di wilayah perdesaan, hal ini menunjukan bahwa terdapat penurunan tingkat kesejateraan (ekonomi) selama pandemi Covid-19. Menurut kelas pendapatan (kuintil 1 dan 2) mengindikasikan terjadinya rentan panganselama pandemi dengan nilai food share 67,7% pada tahun 2020 dan pada tahun 2021 dengan nilai 64,3%. Rata-rata konsumsi energi dan protein selama pandemi mengalami penurunan 1-2% di setiap kuintil. Kuintil 1 merupakan kelas pendapatan yang paling rawan dan belum mencapai angka yang dianjurkan. Berdasarkan wilayah konsumsi energi dan protein lebih tinggi di perkotaan di bandingan perdesaan. Pada konsumsi keragaman pangan menurut kuintil, kuintil 4 dan 5 yang memiliki skor PPH yang paling baik, baik sebelum dan selama pandemi Covid-19. Perbandingan wilayah, konsumsi keragaman pangan di kota lebih baik dibandingkan di desa. Disparitas pangan dan gizi sebelum dan selama pandemi bahwa semakin tinggi pendapatan atau kuintil maka konsumsi energi, protein dan keragaman pangan akan semakin tinggi nilainya. Masyarakat membayar pangan dengan harga kalori yang lebih tinggi, dimana perubahan kalori pangan yang dibayarkan selama pandemi mengalami peningkatan jika dibandingkan sebelum pandemi. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) atau Pemanfaatan Pekarangan Lestari (P2L) atau sering disebut pemanfaatan sumber daya lokal yang telah dikembangkan selama ini perlu digalakkan sebagai salah satu solusi dalam meningkatkan akses pangan serta dapat meningkatkan konsumsi kergaman pangan selama pandemi Covid-19. Rekomendasi pengembangan program bansos di Provinsi Sulawesi ketepatan sasaran adalah kunci utama dalam pemberian bantuan sosial sehingga kerawanan pangan dan konsumsi energi dan protein serta keragaman pangan dapat memenuhi kecukupan sesuai yang dianjurkan.
The impact of the Covid-19 pandemi are disrupting the food security directly such as food system, and indirectly such as household income, food access and health (Devereux et al. 2020). Pandemi Covid-19 also increases Indonesia's poverty from 9.2% in September 2019 to 9.7% in 2020 so that there are 1.3 million new poverty (Smeru 2020). In South Sulawesi Province, the economy in the first quarter of 2020 is the lowest growth in a decade broadly and in a relatively fast time (BI 2020). Economic performance in the fourth quarter of 2021 shows a recovery driven by increased household consumption (BI 2022). Research about the changes before and during the Covid-19 period in food and nutrition problems based to urban and rural income groups is an initial strategy and step in order to know the changes of the quantity and quality of foods consumption in South Sulawesi Province. The general purpose of this research is to examine the changes of household food consumption before and during Covid-19 pandemi using National Economic Survey in 2019, 2020, and 2021 data according to group income by urban, rural, and both urban and rural areas in South Sulawesi Province. The specific purposes of this research are: 1) to analyze the change of food and non-food expenditure of people in South Sulawesi Province according to income groups in rural and urban areas before and during the Covid-19 pandemi. 2) To analyze the change in calorie intake, protein and DDP scores of people in South Sulawesi Province according to group’s income before and during the Covid-19 pandemi. 3) To Analyze food and nutrition disparities according to income groups in rural and urban areas before and during the Covid-19 pandemi. 4) To Analyze the changes in food calories paid according to group’s income in the period before and during the Covid-19 Pandemi. 5) To recommendation programs to strengthen food security during the Covid-19 pandemi. This research uses a descriptive study research design, the type of data used is secondary data using the 2019-2021 National Socio-Economic Survey data. Data processing and analysis was carried out using the Microsoft Excel 2010 computer program. The collected data was processed, analyzed and presented based on the region and 5 groups of equal size after being sorted from the smallest (quintile 1) to the largest (quintile 5). The results of the research show that at the beginning of the 2020 pandemi food expenditure (53%) was higher than non-food expenditure (46.4%) in rural areas, this indicates that there was a decrease in the level of welfare (economic) during the Covid-19 pandemi. According to the comparative income class before and during the pandemi, low income (quintiles 1 and 2) indicates the occurrence of food insecurity with a food share value of 67.7% in 2020 and in 2021 with a value of 64.3%. Average energy and protein consumption during the pandemi decreased 1-2% in each quintile. Quintile 1 is the most vulnerable income class and has not reached the recommended figure yet. Based on the region, energy and protein intake is higher in urban areas than in rural areas. In the consumption of food diversity according to quintiles, quintiles 4 and 5 have the best DDP scores, both before and during the Covid-19 pandemi. Comparison of regions, the consumption of food diversity in urban areas is better than rural areas. Food and nutrition disparities before and during the pandemi shows that the higher the income or quintile, the higher the value of energy, protein and food diversity consumption. Changes in food calories paid during the pandemi have increased compared to before the pandemi. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) or Pemanfaatan Pekarangan Lestari (P2L) or often called local resource utilization is a solution in increasing food access and increase consumption of food diversity during the Covid-19 pandemi. The recommendation for the development of the sosial assistance program in Sulawesi Province. Accuracy of goals is the main key in providing sosial assistance so that food insecurity and consumption of energy and protein as well as food diversity can meet the adequacy as recommended.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/116086
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover914.99 kBAdobe PDFView/Open
I151190211_Aslim Husain.pdf
  Restricted Access
Fullteks1.56 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran913.28 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.