Produksi Benih Cabai Rawit Varietas Feira Ipb Dalam Rangka Komersialisasi Dan Diseminasi Benih

Abstract

Komoditas cabai rawit (Capsicum frutescens) atau bird pepper[1] memiliki warna buah muda dan bentuk daun deltoid[2]. Cabai rawit mengandung mineral, vitamin dan asam amino esensial serta mengandung alkaloid, penolik, glycoside, dan limonoi [3,4]. Cabai rawit digunakan sebagai bahan baku industri pangan, farmasi dan berperan sebagai bumbu pelengkap masakan[5] seperti bubuk cabai rawit[6]. Kandungan capsaicin berbeda untuk setiap varietas[7], seperti Cabai Hiyung yang memiliki tingkat kepedasan mencapai 802,95 ppm[8] atau mencapai 1,60% dari berat keringnya[9], bahkan dapat menghasilkan capsaicin sebesar 102,89 mg/g bk dan kandungan vitamin C 27,57 mg/g bk [10]. Kadar capsaicin dapat menurun mencapai 14-16% pada penyimpanan dengan suhu 4-(-22)ºC[11]. Capsicum frutescens L merupakan tanaman dataran rendah dan dapat tumbuh dengan media tanah, cocopeat dan vermicompos[12] dan telah dibudidayakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi, bahkan dapat mencapai harga melebihi Rp 100.000 kg-1 terutama di musim paceklik[5]. Kementerian Pertanian telah melepas 75 varietas cabai rawit[13], tetapi kebutuhan cabai rawit belum terpenuhi. Nilai konsumsi cabai rawit pada tahun 2019 sebesar 1,46 kg kapita-1[14], sedangkan produktivitas mencapai 15.82 ton ha-1[15]. Nilai produktivitas masih berada dibawah nilai potensi hasil 20 ton ha-1. Penggunaan varietas lokal yang berproduksi rendah menyebabkan rendahnya produktivitas cabai rawit. Terobosan inovasi teknologi baru dapat difokuskan pada penggunaan benih unggul, sehinga perlu dilakukan perakitan varietas unggul yang mudah diproduksi oleh petani yaitu melalui perakitan varietas cabai rawit bersari bebas. dst ...