Analisis Kesesuaian Budidaya KJA Ikan Kerapu (Epinephelus sp.) di Perairan Sebesi dan Sebuku, Lampung Selatan.

Abstract

Indonesia memiliki perairan yang luas dengan terdiri dari negara yang berbentuk kepulauan. Luas laut Indonesia mencapai 3,25 juta km2 dan 2,55 juta km2 adalah zona eksklusif ekonomi (ZEE). Luasnya lautan ini memiliki potensi yang besar dalam bidang perikanan budidaya maritim atau marikultur. Kelayakan lokasi merupakan salah satu upaya untuk keberhasilan dalam kegiatan budidaya. Kelayakan lokasi yang tidak cocok bagi komoditas yang dibudidayakan akan menyebabkan budidaya tersebut tidak berlangsung lama (Estigade et al. 2018). Perkembangan teknologi masa kini dapat dilakukan dengan menggunakan SIG untuk mengetahui kelayakan suatu lokasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian budidaya keramba jaring apung ikan kerapu dengan menggunakan pemetaan. Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2021 di perairan Pulau Sebesi dan Sebuku, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Pengukuran kualitas air dilakukan secara in-situ dan ex-situ meliputi suhu, dissolved oxygen (DO), derajat keasaman (pH), kecerahan, kedalaman, kecepatan arus, gelombang, salinitas, nitrat, fosfat, amonia, substrat dasar, dan keterlindungan. Data hasil setiap parameter dianalisis menggunakan perbandingan modifikasi matriks kesesuaian lahan budidaya, pembobotan dan skoring, perhitungan indeks kesesuaian, penentuan kelas kesesuaian dari jenis budidaya tertentu, serta analisis secara spasial menggunakan program Arc GIS 10.8. Hasil menunjukkan Terdapat dua lokasi yang termasuk dalam kelas sangat sesuai (S1) yaitu Lokasi Kayu Duri dan Pelabuhan Sirih. Selain itu, lokasi penelitian lainnya termasuk dalam kelas sesuai (S2) yaitu Cemara, Keramba, Teluk Bera, dan Teluk Bangke. Area yang dapat mendukung budidaya ikan kerapu di KJA pada perairan Pulau Sebesi dan Sebuku seluas 341,514 ha (9,28%) yang masuk ke dalam kategori S1 (sangat sesuai), seluas 2492 ha (67,71%) yang masuk ke dalam kategori S2 (sesuai) dan 847,0001 ha (23,01%) yang masuk ke dalam kategori S3 (tidak sesuai) dari total luas lahan perairan untuk budidaya kerapu sebesar 3680,5141 ha.

Indonesia has wide coastal area due to its archipelagic country with sea area reaches 3.25 million km2 with 2.55 million km2 is an exclusive economic zone (EEZ). The extent of this marine area has great potential in the field of mariculture. Suitable location is one of the efforts for success in cultivation activities. Today's technological developments can be done using GIS for location eligibility. The feasibility of a location that is not suitable for cultivated commodities will cause the cultivation to not last long (Estigade et al. 2018). This study aims to analyze the suitability of grouper floating net cage cultivation using GIS. The research was conducted in August 2021 in the waters of Sebesi and Sebuku Islands, South Lampung Regency, Lampung Province. Water quality measurements were carried out in-situ and ex-situ. The resulting data for each parameter were analyzed using a modified comparison of the cultivation land suitability matrix, weighting and scoring, calculation of the suitability index, determination of suitability classes for certain types of cultivation, and spatial analysis using the Arc GIS 10.8 program. The results show that there are two locations that are included in the very suitable class (S1), namely the Location of Kayu Duri and Pelabuhan Sirih. In addition, other research locations are included in the appropriate class (S2), namely Cemara, Keramba, Teluk Bera, and Teluk Bangke. Areas that can support grouper cultivation in KJA in the waters of Sebesi and Sebuku Islands are 341.514 ha (9.28%) which is S1 category (very suitable), an area of 2492 ha (67.71%) which is the S2 category (suitable) and 847,0001 ha (23.01%) which is S3 category (not suitable) from the total area of aquatic land for grouper cultivation of 3680,5141 ha.