Analisis Biaya Manfaat Pendekatan One Health dalam Program Pengendalian Rabies di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat

Abstract

Rabies merupakan penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat mamalia termasuk manusia. Rabies menjadi salah satu zoonosis prioritas di Indonesia dan telah menyebar di 26 dari 34 provinsi di Indonesia. Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berstatus tertular rabies. Wilayah yang luas, sumberdaya manusia, anggaran dan fasilitas pelayanan kesehatan hewan yang terbatas menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam pencegahan dan pengendalian rabies sehingga diperlukan adanya strategi yang efektif. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan upaya pencegahan dan pengendalian rabies saat sebelum intervensi dengan pendekatan One Health (tahun 2014 hingga tahun 2016) dan setelah intervensi dengan pendekatan One Health (tahun 2017 hingga tahun 2020). Kabupaten Ketapang merupakan wilayah percontohan penerapan One Health di Kalimantan Barat. Penyakit ini memberikan dampak ekonomi dan sosial. Setiap kejadian penyakit selalu menimbulkan beban bagi komunitas atau negara. Pengukuran beban penyakit menggunakan konsep Global Burden Disease (GBD) yaitu ukuran sederhana kesehatan populasi. Metrik GBD yang diterima secara luas dikenal dengan DALY (Disability-Adjusted Life Years). Hal terkait zoonosis digunakan pengukuran dengan konsep Zoonotic Disability-Adjusted Life Years (zDALY) yaitu mengkombinasikan jumlah tahun hidup pada kematian dini (Years Life Lost/YLL); jumlah tahun hidup dengan disabilitas (Years Live with Disability/YLD) serta nilai lokal hewan dan produknya terkait morbiditas dan mortalitas pada ternak atau hewan domestik lainnya akibat penyakit (Animal Loss Equivalent/ALE). Evaluasi ekonomi dan kajian pengukuran nilai DALY dari beban rabies dibutuhkan oleh pengambil keputusan sehingga dapat memberikan informasi tambahan pentingnya dilakukan program pengendalian rabies. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung beban penyakit menggunakan zDALY (Zoonoses Disability Adjusted Life Years) saat sebelum dan setelah adanya intervensi dengan pendekatan One Health di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat; serta menganalisis secara ekonomi program pengendalian rabies yang telah dilakukan saat sebelum dan setelah intervensi dengan pendekatan One Health. Data primer dan sekunder digunakan untuk penelitian ini. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan focus group discussion (FGD), dan data sekunder diperoleh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Pemerintah Kabupaten Ketapang. Hasil penelitian ini menunjukkan beban penyakit dari rabies pada sektor kesehatan hewan dan sektor kesehatan manusia sebelum adanya intervensi dengan pendekatan One Health di Kabupaten Ketapang diperoleh nilai zDALY sebesar 1.561,22 tahun-orang (109,53 tahun per 100.000 orang), sedangkan beban penyakit setelah adanya intervensi dengan pendekatan One Health diperoleh nilai zDALY sebesar 1.808,86 tahun-orang (86,62 tahun per 100.00 penduduk). Analisis biaya-manfaat (CBA) saat sebelum adanya intervensi dengan pendekatan One Health memiliki net present Value (NPV) negatif sebesar 583 Juta

Rupiah dan rasio manfaat-biaya (BCR) kurang dari 1 (0,863), sedangkan indikator CBA saat setelah adanya intervensi dengan pendekatan One Health memiliki nilai NPV positif sebesar 1,2 Miliar Rupiah dan BCR lebih dari 1 (1,33). Hal ini menunjukkan rate zDALY dengan pendekatan One Health lebih kecil dibandingkan dengan tanpa pendekatan One Health. Beban penyakit akibat rabies akan menjadi lebih tinggi bila tidak dilakukan pencegahan penyebaran penyakit kepada manusia. Indikator CBA menunjukkan program pengendalian rabies dengan pendekatan One Health yang telah dilakukan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat lebih menguntungkan secara ekonomi dan layak dijalankan dibandingkan dengan tanpa pendekatan One Health.

Rabies is a viral disease that Rabies is one of the prioritized zoonoses in Indonesia and has spread to 26 out of 34 provinces in Indonesia.attacks the central nervous system of mammals, including humans. West Kalimantan is one of the provinces which has contracted rabies. The large area, human resources, budget, and limited animal health service facilities challenge the Provincial Government of West Kalimantan in preventing and controlling rabies, so an effective strategy is needed. The Provincial Government of West Kalimantan has made efforts to prevent and control rabies before the intervention using the One Health approach (2014 to 2016) and after the intervention using the One Health approach (2017 to 2020). Ketapang District is a pilot area for implementing One Health in West Kalimantan. This disease has an economic and social impact. Disease occurrence always poses a burden to the community or country. The concept of Global Burden Disease (GBD) is used to measure disease burden, a simple measure of population health. The widely accepted GBD metric is DALY (Disability-Adjusted Life Years). Zoonoses measurements use the Zoonotic Disability-Adjusted Life Years (zDALY) concept. The concept of zDALY combines the number of years lived at early death (Years Life Lost/YLL); the number of years lived with disabilities (Years Live with Disability/YLD), as well as local values of animals and their products related to morbidity and mortality in livestock or other domestic animals due to disease (Animal Loss Equivalent/ALE). Economic evaluations and studies on the measurement of the DALY value of the rabies burden are needed by decision makers so that they can provide additional information on the importance of carrying out a rabies control program. This study aims to assess disease burden using zDALY (Zoonoses Disability Adjusted Life Years) before and after intervention with the One Health approach in Ketapang District, West Kalimantan; as well as analyzing the economics of rabies control programs that have been carried out before and after the intervention with the One Health approach. Primary and secondary data are used for this research. Primary data was collected through interviews and focus group discussions (FGD), and secondary data was obtained from the Provincial Government of West Kalimantan and the Government of Ketapang District. The results of this study show that the disease burden on animal health and human health before the intervention with the One Health approach in Ketapang District was zDALY value of 1,561.22 person-years (109.53 years per 100,000 people), while the disease burden after the intervention with the One Health approach obtained by zDALY value of 1,808.86 person-years (86.62 years per 100,000 population). The cost-benefit analysis (CBA) before the intervention with the One Health approach had a negative net present value (NPV) of 583 Million Rupiah. The benefit-cost ratio (BCR) was less than 1 (0.863), while the CBA indicator after the intervention of the One Health approach has a positive NPV value of 1.2 billion

Rupiah and a BCR of more than 1 (1.33). The result shows that the zDALY rate with the One Health approach is lower than without the One Health approach. The disease burden due to rabies will be higher if prevention of the spread of the disease to humans is not carried out. The CBA indicator shows that the rabies control program using the One Health approach implemented in Ketapang District, West Kalimantan is more economically profitable and feasible than without using the One Health approach.