Kondisi Oseanografi dan Kaitannya Terhadap Keanekaragaman Demospongiae di Perairan Teluk Sabang dan Lhokseumawe

Abstract

Teluk Sabang dan perairan Lhokseumawe merupakan bagian dari Selat Malaka yang berbatasan dengan Samudera Hindia yang memiliki kondisi oseanografi dinamis. Spons merupakan organisme yang sebarannya dipengaruhi oleh kondisi oseanografi dan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi oseanografi dan kualitas air dan kesesuaiannya dengan keanekaragaman Demospongiae. Parameter Oseanografi dan kualitas air diukur langsung di lapang pada tiga stasiun tiap lokasinya. Keanekaragaman Demospongiae diidentifikasi berdasarkan metode DNA lingkungan. Berdasarkan data hasil reanalisis Marine Copernicus, arus di kedua perairan berkisar antara 0,004 – 0,126 m/s dan tergolong arus lemah. Hasil analisis parameter fisik-kimia perairan Teluk Sabang dan Lhokseumawe menunjukkan keduanya merupakan lokasi yang sesuai bagi kehidupan spons. Kandungan nitrat dan fosfat terdeteksi cenderung melebihi kisaran optimum bagi kehidupan spons. Tingkat kesuburan perairan berdasarkan TRIX tergolong oligotrofik hingga mesotrofik sedangkan berdasarkan kandungan klorofil-a tergolong oligotrofik. Berdasarkan identifikasi DNA lingkungan terdapat 260 OTUs Demospongiae di Teluk Sabang dan 148 OTUs di Lhokseumawe. Populasi Demospongiae di Teluk Sabang dan Lhokseumawe memiliki keanekaragaman sedang dengan keseragaman tinggi dan tingkat dominansi rendah. Teluk Sabang memiliki tingkat kesesuaian untuk kehidupan spons yang lebih baik dibanding Lhokseumawe.

Sabang Bay and Lhokseumawe waters are part of the Malacca Strait which borders the Indian Ocean which has dynamic oceanographic conditions. Sponges are organisms whose distribution is influenced by oceanographic conditions and water quality. This study aims to examine oceanographic conditions and water quality and their compatibility with the diversity of Demospongiae. Oceanographic parameters and water quality were measured directly in the field at three stations for each location. Demospongiae diversity was identified based on environmental DNA methods. Based on data from Marine Copernicus reanalysis, currents in both waters range from 0.004 – 0.126 m/s and are classified as weak currents. The results of the analysis of the physical-chemical parameters of the waters of Sabang Bay and Lhokseumawe show that both are suitable locations for sponge life. The detected nitrate and phosphate content tend to exceed the optimum range for sponge life. The level of water fertility based on TRIX is classified as oligotrophic to mesotrophic, while based on chlorophyll-a content it is classified as oligotrophic. Based on environmental DNA identification, there are 260 Demospongiae OTUs in Sabang Bay and 148 OTUs in Lhokseumawe. Demospongiae populations in Sabang Bay and Lhokseumawe have moderate diversity with high uniformity and low dominance. Sabang Bay has a better level of suitability for sponge life than Lhokseumawe.