Penyesuaian Kalender Tanam Optimum Kentang (Solanum tuberosum L.), Berbasis Neraca Air di Sentra Produksi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat

Abstract

Kentang merupakan salah satu tanaman hortikultura utama di Sumatera Barat setelah bawang merah dan cabai. Komoditas ini berada di beberapa sentra produksi, salah satunya adalah Kabupaten Solok. Tahun 2019 luas panen kentang di Kabupaten Solok tercatat sebesar 1.962 hektar dengan produksi 39.285,8 ton. Sementara itu tahun 2020, luas panen berkurang menjadi 700 hektar dengan produksi sebesar 14.282,5 ton, dengan produktivitas yang sama yaitu 20 ton per hektar. Hal ini menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan konsumsi kentang penduduk Sumatera Barat sebesar 33.671,73 ton, dimana tahun sebelumnya produksi di Kabupaten Solok surplus 16,67%. Perlu upaya perbaikan sistem budidaya dan penambahan luas tanam (panen) untuk meningkatkan produksi kentang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kalender tanam kentang di Sumatera Barat; menduga neraca air tanaman kentang selama proses produksi; dan menentukan kalender tanam optimum untuk pertanaman kentang. Penelitian dilakukan di daerah Kecamatan Lembah Gumanti dengan pengambilan data primer melalui wawancara terstruktur, analisis neraca air metode Thornthwaite and Mather dan validasi hasil perhitungan neraca air dengan parameter usahatani yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Solok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menentukan waktu dan pola tanam selama satu musim ke depan antara lain, cuaca (31%), bibit (27%), OPT (21%), dan ekonomi (21%). Sementara itu, pihak yang paling dominan dalam memutuskan waktu dan pola tanam antara lain petani (88%), musyawarah kelompok tani (7%) dan pembinaan penyuluh (5%). Adapun neraca air di daerah ini tergambar pada kondisi surplus dan defisit air tanah tersedia selama periode tanam. Tahun 2018-2023, terjadi kondisi defisit pada beberapa waktu tanam sehingga tidak direkomendasikan tanam pada waktu tersebut, atau perlu upaya penambahan air irigasi untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Periode defisit tersebut antara lain Bulan Maret 2019, Agustus III – Oktober III 2019, Februari III – Maret II 2020, Juli III – Agustus I 2020, Januari III – Februari III 2021, dan November III – Desember I 2021. Keluaran dari neraca air ini adalah diagram kalender tanam selama satu tahun tanam. Setelah dilakukan validasi, waktu dan pola tanam optimum kentang dan komoditas lainnya antara lain, Tahun 2018-2019, kentang (Oktober I) – bawang merah (April I) – Cabai (Juli I); Tahun 2019-2020, kentang (Maret III) – cabai (Juli II) – bawang merah (Juli III); Tahun 2020-2021, bawang merah (November III) – kentang (Maret III) – bawang merah (Agustus I). Tahun 2021- 2022 rekomendasi waktu dan pola tanam terbaik adalah bawang merah (Desember I) – kentang (April II) – bawang merah (Agustus III); Tahun 2022-2023, bawang merah (Desember III) – kentang (April III) – bawang merah (September I-II).

Potato is one of the main horticultural crops in West Sumatra after shallots and chilies. This commodity is located in several production centers, one of which is Solok Regency. In 2019 the potato harvest area in Solok Regency was recorded at 1,962 hectares with a production of 39,285.8 tons. Meanwhile in 2020, the harvested area has decreased to 700 hectares with production of 14,282.5 tonnes, with the same productivity of 20 tonnes per hectare. This resulted in the non- fulfillment of the potato consumption needs of the West Sumatra population of 33,671.73 tons, whereas the previous year production in Solok Regency was a surplus of 16.67%. Efforts are needed to improve the cultivation system and increase the planting area (harvest) to increase potato production. This study aims to determine the factors that influence the potato planting calendar in West Sumatra; predict the water balance of potato plants during the production process; and determine the optimal calendar for potato growth. The research was conducted in the Lembah Gumanti Sub-district with primary data collection through structured interviews, Thornthwaite and Mather method balance analysis and validation of air balance calculations with farming parameters obtained from the Agriculture Service of Solok Regency. The results showed that the factors that determine the time and pattern of planting for the next one season include weather (31%), seeds (27%), pests (21%), and economy (21%). Meanwhile, the most dominant parties in deciding the time and pattern of planting include farmers (88%), farmer group consultations (7%) and extension workers (5%). The water balance in this area is reflected in the surplus and deficit conditions of available groundwater during the planting period. In 2018-2023, deficit conditions occurred at several planting times so it was uncertain at that time, or efforts were needed to add irrigation water to meet the needs of aquatic plants. The deficit periods include March 2019, August III – October III 2019, February III – March II 2020, July III – August I 2020, January III – February III 2021, and November III – December I 2021. The output of this water balance is a planting calendar diagram for one planting year. After validation, the optimal planting time and pattern of potatoes and other commodities include, 2018-2019, potatoes (October I) – onions (April I) – chili (July I); In 2019-2020, potatoes (March III) – chili (July II) – shallots (July III); Year 2020-2021, shallots (November III) – potatoes (March III) – shallots (August I). In 2021-2022, the recommended time and the best planting pattern are shallots (December I) – potatoes (April II) – shallots (August III); In 2022-2023, shallots (December III) – potatoes (April III) – shallots (September I- II).