Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11581
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorWibowo, Agung
dc.date.accessioned2010-05-04T23:09:32Z
dc.date.available2010-05-04T23:09:32Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11581
dc.description.abstractKrisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia telah memaparkan pada publik bahwa upaya pembangunan ekonomi yang hanya ditumpukan kepada sektor usaha besar dan konglomerasi ternyata tidak melahirkan suatu pondasi yang kokoh bagi perekonomian. Sebaliknya sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang sebelumnya dipandang sebelah mata, ternyata telah menunjukkan dirinya sebagai sektor usaha yang dapat bertahan bahkan dapat memulihkan perekonomian nasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan kontribusi yang diberikan oleh sektor UKM dimana pasca krisis tahun 1997 pun jumlah UKM semakin bertambah setiap tahunnya. Selain itu UKM juga mampu menyerap tenaga kerja dan memberikan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah yang cukup banyak memiliki industri kecil. Jumlah industri kecil di Kabupaten Bogor pada tahun 2007 adalah sebanyak 1368 sedangkan jumlah usaha menengah dan besar adalah sebanyak 667 (Disperindag, 2008). Jenis industri yang memiliki jumlah usaha paling banyak di daerah Kabupaten Bogor adalah usaha barang yang terbuat dari kulit. Usaha pada sektor ini memiliki jumlah sebanyak 145 usaha dan merupakan jumlah terbesar ketiga setelah sektor tekstil dan industri logam (Disperindag, 2008). Industri kerajinan sepatu di kecamatan Ciomas merupakan salah satu bidang usaha yang memberi peluang pada masyarakat desa untuk bekerja. Penelitian ini menganalisis beberapa hal yaitu mengukur kinerja usaha kerajinan sepatu di Kecamatan Ciomas, dan menganalisis kekuatan dan kelemahan usaha kerajinan sepatu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer berkaitan dengan data yang dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan penelitian yang dilakukan dan diperoleh dengan wawancara langsung terhadap pemilik usaha kerajinan sepatu CV. Anugerah Jaya. Data sekunder merupakan data pelengkap diperoleh dengan cara pencatatan (penggunaan data sekunder terlebih dahulu sebelum menentukan pengumpulan data primer), pengumpulan data-data dari literatur atau bahan bacaan yang ada dan dari instansi-instansi pemerintahan, seperti Badan Pusat Statistika, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan sebagainya. Hasilnya menunjukkan tingkat keuntungan usaha kerajinan sepatu adalah Rp.117.091.555,-, nilai ROI usaha kerajinan sepatu sebesar 19,71 persen dan nilai rasio R/C sebesar 1,15. Dari segi faktor internal yang menjadi kekuatan bagi industri kerajinan sepatu adalah produk sudah dikenal masyarakat luas, produk yang dihasilkan berkualitas, harga yang ditawarkan bersaing, tenaga kerja tersedia melimpah dan terlatih, lokasi dekat dengan pemasok, dan pimpinan kreatif. Sedangkan yang menjadi kelemahannya adalah manajemen keuangan belum teratur, manajemen persediaan bahan baku belum teratur, kurangnya pengawasan produksi, lahan kerja kurang luas dan nyaman, teknologi minimalis, tidak ada perhitungan harga pokok produksi dan sarana transportasi terbatas. Dari segi faktor eksternal yang menjadi kekuatan adalah memiliki sistem pemasaran terpusat, dan tempat penjualan strategis, serta memiliki banyak relasi. Sedangkan yang menjadi kelemahannya adalah adanya pesaing dalam negeri, adanya pesaing dari luar negeri, faktor musim, faktor inflasi, kekuatan tawar menawar pemasok bahan dan grosir. Berdasarkan analisis SWOT maka strategi yang dapat dijalankan dalam rangka mengembangkan usaha kerajinan sepatu adalah Pemerintah membantu usaha kerajinan sepatu dengan regulasi yang mendukung perkembangan usaha tersebut, misalnya: pemberian kredit lunak tanpa agunan dan mendirikan koperasi atau paguyuban yang memfasilitasi kebutuhan modal dan ketersediaan bahan baku yang relatif lebih murah. Sarannya adalah karena kontribusi tenaga kerja terhadap usaha kerajinan sepatu cukup banyak, maka pemerintah harus lebih perhatian terhadap sektor UKM khususnya Industri kerajinan sepatu yaitu dengan melakukan pembinaan secara intensif terhadap para pengusaha kerajinan sepatu, baik dari segi permodalan maupun peningkatan skill para pengusaha kerajinan sepatu itu sendiri. Perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi, perlu meningkatkan efisiensi dan meningkat kualitas produk yang menarik minat konsumen. Selain itu, karena melihat kontribusi pengeluaran bahan baku yang sangat besar dalam usaha kerajinan sepatu, maka ntuk efisiensi biaya bahan baku, perlu dibentuknya koperasi atau paguyuban yang bisa menyediakan bahan baku dengan harga yang lebih murah. Sehingga keuntungan yang diperoleh pengrajin sepatu dapat lebih besar. Dan terakhir untuk mempermudah memperoleh mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah dan perbankan, pengusaha kerajinan sepatu perlu membuat pembukuan terhadap transaksi bisnisnya dan mengurus surat-surat yang berkaitan dengan perizinan usaha.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis kinerja dan strategi pengembangan usaha kerajinan sepatu di kabupaten Bogor studi kasus CV. Anugerah Jaya, desa Suka Makmur, kecamatan Ciomasid
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H09awi_abstract.pdf
  Restricted Access
Abstract129.01 kBAdobe PDFView/Open
H09awi.pdf
  Restricted Access
Full Text568.61 kBAdobe PDFView/Open
H09awi_abstract.ps
  Restricted Access
PostScript301.2 kBPostscriptView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.