Akumulasi Mikroplastik pada Spons Agelas conifera dan Potensi Degradasinya oleh Bakteri Simbion di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

Abstract

Spons sebagai organisme bentik (filter feeder) mendapatkan makanan dari lingkungan perairan dan berpotensi menyerap serta mengakumulasi zat-zat yang terkandung dalam lingkungan perairan pada tubuhnya. Pulau Pramuka adalah pulau kecil yang menjadi destinasi wisata, dan memiliki potensi limbah domestik dan antropogenik pada periairannya, termasuk mikroplastik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji potensi akumulasi mikroplastik pada jaringan tubuh spons Agelas conifera dan menguji potensi bakteri simbionnya di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel spons diambil dari dua stasiun yang berbeda, yang terletak di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan buangan limbah cair rumah tangga. Pengamatan mikroplastik dilakukan dengan menambahkan larutan KOH untuk melarutkan bahan organik dan penambahan NaCl jenuh untuk memisahkan densitas. Observasi mikroplastik dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya binokuler Olympus CX-23. Hasil menunjukkan jaringan spons dapat mengakumulasi 166,66 – 300 partikel/g mikroplastik pada kedua stasiun, dengan mikroplastik tertinggi adalah fiber pada stasiun 1. Sedangkan kelimpahan mikroplastik pada sampel sedimen sebesar 0,76 – 0,97 partikel/g dan sampel air sebesar 1.550 – 1.956,66 partikel/m3, dengan tipe fragmen paling tinggi pada sampel sedimen (0,41 partikel/g) dan tipe fiber pada sampel air (1230 partikel/m3) pada stasiun 1. Fragmen dominan ditemukan pada sedimen, sedangkan fiber dominan ditemukan pada air dan spons dengan nilai signifikansi 0,01 (ANOVA, ρ value). Isolasi bakteri simbion spons A. conifera menggunakan media Zobell 2216 E. Uji potensi degradasi dilakukan dengan metode zona bening menggunakan media Mineral Salt Medium (MSM). Isolat bakteri didapatkan sebanyak 53 isolat dengan bakteri positif zona bening sebanyak 12 isolat. Diameter zona bening terbesar pada isolat Ac10mp dengan rata-rata pengukuran 12,84 mm dan terkecil pada isolat Ac48mp dengan rata-rata pengukuran 4,96 mm.

Sponges as benthic filter feeder get their food from the aquatic environment and have the potential to absorb and accumulate substances contained in the aquatic environment on their bodies, and can be found in many seagrass ecosystems on Pramuka Island. One of the small islands which is a tourism area is Pramuka Island, and has the potential for domestic and anthropogenic waste in its waters, including microplastics. The purpose of this study was to examine the potential for microplastic accumulation in the body tissues of the seagrass-sponge Agelas conifera in Pramuka Island, Seribu Island, DKI Jakarta. Sponge samples were collected from two different stations, which are located around the final disposal site and around the disposal of household liquid waste. Microplastic observations were carried out by adding KOH solution to remove sponge organic matter and adding saturated NaCl to separate the density. Microplastic observations were carried out using a Olympus Cx-23 optical binocular microscope. Result showed that sponge tissue could accumulated 166.66 – 300 particles/g microplastic at both sampling station, with the highest types of microplastic are fibre at station 1. Whilst the abundance of microplastic in sediment samples are 0,76 - 0,97 particles/g and water samples are 1.550 -1.956,66 particles/m3, with fragment type found as the most highest type for sediment samples (0,41 particles/g) and fibre type for water samples (1230 particles/m3), both at station 1. Fragments was the most types of microplastic found in sediment, whilst fibre type dominating water and sponges’ samples, with significant value of 0,01 (ANOVA, p values). Isolation of sponge symbiont bacteria A. conifera using Zobell 2216 E media. The degradation potential test was carried out using the clear zone method using Mineral Salt Medium (MSM). Bacterial isolates obtained as many as 53 isolates with positive bacteria clear zone as many as 12 isolates. The largest clear zone diameter was in isolate Ac10mp with an average measurement of 12.84 mm and the smallest was in isolate Ac48mp with an average measurement of 4.96 mm.