Aplikasi Model Evaluasi Multikriteria Menggunakan Fuzzy Analythic Hierarchy Process (AHP) Untuk Penentuan Lokasi Budidaya Ikan Kerapu

Abstract

Budidaya ikan kerapu di Kepulauan Seribu berkembang pesat namun terdapat sejumlah kendala seperti terbatasnya lokasi yang sesuai, dampak negatif terhadap lingkungan, dan konflik penggunaan lahan. Kurangnya informasi terkait karakteristik perairan yang sesuai untuk budidaya akan menyebabkan pemilihan lokasi yang kurang tepat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis lokasi yang sesuai untuk budidaya ikan Kerapu di Kepulauan Seribu dengan menggunakan metode model evaluasi multikriteria Fuzzy AHP berbasis sistem informasi geografis (SIG). Kesesuaian lahan budidaya ikan Kerapu dianalisis berdasarkan faktor biofisik seperti arus, kedalaman, suhu permukaan laut, muatan padatan tersuspensi, pasang surut, jarak ke tempat penduduk, jarak ke pasar, jarak ke jalan, dan jarak ke dermaga. Parameter tersebut dihitung bobotnya menggunakan matriks perbandingan berpasangan Triangular Fuzzy Number hingga mendapatkan konsistensi rasio <0,1. Analisis spasial untuk klasifikasi kesesuaian lahan budidaya ikan Kerapu dilakukan dengan menggunakan SIG. Kondisi umum perairan menunjukkan sebaran arus berkisar 10-25 cm/detik dimusim barat dan 10-30 cm/detik pada musim timur, suhu permukaan laut berkisar 28-30 ℃, kedalaman perairan berkisar 0-60 meter, dan muatan padatan tersuspensi berkisar 10-17 mg/L. Kisaran nilai parameter suhu permukaan laut dan muatan padatan tersuspensi secara spasial dan temporal di Kepulauan Seribu masuk dalam kriteria kelas sangat sesuai sehingga tidak digunakan untuk analisis spasial lebih lanjut. Parameter yang dianalisis lebih lanjut untuk kelas kesesuaian adalah enam parameter lainnya yaitu jarak ke tempat penduduk, arus, jarak ke pasar, jarak ke jalan, jarak ke dermaga, dan kedalaman perairan. Hasil pembobotan parameter menunjukkan jarak ketempat penduduk memiliki bobot sebesar 37,28%, arus perairan sebesar 26%, jarak ke pasar sebesar 17,21%, jarak ke jalan sebesar 11,33%, jarak ke dermaga sebesar 5,34%, dan kedalaman perairan sebesar 2,84%. Nilai konsistensi rasio sebesar 0,0337 menunjukkan pembobotan parameter-parameter untuk kesesuaian budidaya keramba ikan Kerapu dapat diterima. Perairan pulau Tidung, pulau Panggang, pulau Pramuka, pulau Karya, pulau Kelapa, pulau Kelapadua, pulau Kaliage, dan pulau Pari merupakan perairan yang ideal bagi kegiatan budidaya ikan kerapu karena memiliki kondisi perairan dan faktor sosial infrastruktur yang sesuai.

Grouper cultivation in Kepulauan Seribu is growing rapidly but there are several obstacles such as limited suitable locations, negative impacts on the environment, and land use conflicts. A lack of information regarding the characteristics of waters suitable for aquaculture will lead to inappropriate site selection. Therefore, this study aims to identify and analyze suitable locations for Grouper aquaculture in Kepulauan Seribu by using the Fuzzy AHP multi-criteria evaluation model based on geographic information systems (GIS). The suitability of the Grouper cultivation area was analyzed based on biophysical factors such as sea current speed, depth, sea surface temperature (SST), total suspended solid (TSS), tides, distance to residential areas, distance to the market, distance to the road, and distance to the pier. The weights of these parameters are calculated using a pairwise comparison matrix of triangular fuzzy numbers to obtain a consistency ratio of <0.1. Spatial analysis for the classification of land suitability for Grouper aquaculture was carried out using GIS. The general condition of the waters shows that the current speed distribution ranges from 10-25 cm/second in the wet season and 10-30 cm/second in the dry season, SST ranges from 28-30 ℃, water depth ranges from 0-60 meters, and TSS ranges from 10-17 mg/L. The range of SST and TSS spatially and temporally in Kepulauan Seribu was included in the very appropriate category so that they were not used for further spatial analysis. The parameters that were analyzed further for the suitability classes were six other parameters, consist of distance to residents, current speed, distance to the market, distance to the road, distance to the pier, and water depth. The parameter weighting results show the values respectively distance to the population (37.28%), current speed (26%), distance to the market (17.21%), distance to the road (11.33%), distance to the pier (5.34%), and the water depth (2.84%). The value of the consistency ratio of 0.0337 indicates that the parameters weighting for the suitability of the Grouper culture is acceptable. The waters of Tidung Island, Panggang Island, Pramuka Island, Karya Island, Kelapa Island, Kelapadua Island, Kaliage Island, and Pari Island are suitable for Grouper cultivation activities because they have appropriate water conditions and social infrastructure factors.