Analisis Spasial Wisata Selam di Atol Kaledupa Berbasis Habitat Bentik dan Struktur Geomorfologi

Abstract

Atol Kaledupa sebagai sebuah ekosistem perairan yang pengelolaannya sebagai zona perlindungan bahari dan zona pemanfaatan lokal di Taman Nasional Wakatobi. Berbagai aktivitas yang dilakukan di Atol ini menjadi satu kesatuan yang unik dan menarik termasuk kegiatan wisata. Pengembangan kegiatan wisata dikasawan ini sangat dimungkinkan walaupun bersifat terbatas. Aktivitas wisata yang memanfaatkan sumberdaya alam sebagai daya tariknya dapat menjadi modal dalam mengembangkan sebuah kawasan wisata dengan konsep keterpaduan geomorfologi dan habitat terumbu karangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian wisata berbasis geomorfologi dan habitat terumbu karang. Identifikasi potensi geomorfologi dan habitat terumbu karang dilakukan dengan memanfaatkan Citra Sentinel 2A dan analisis spasial dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis untuk memperoleh kesesuaian lokasi wisata selam. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dengan ekstensi Benthic Terrain Modeler (BTM) digunakan untuk mengkaji habitat bentik dan geomorfologi perairan dangkal. Tiga belas kelas struktur geomorfologi habitat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Flat plain (17142,32 Ha), dan kelas terendah adalah Crevices, narrow gullies rock outcrops (1,64 Ha). Secara berturut kelas lainnya adalah Broad slope (9104.53 ha), Flat ridge tops, upper slopes (4262.67 ha), Current scoured depressions on a slope (3420.98 ha), Narrow depressions at the base of rock outcrops (2348.20 ha), Rock outcrop highs, narrow ridges (1792.45 ha), Local ridges, boulders, pinnacles on slopes (879.29 ha), Scarp, cliff or small local depressions on a slope (703.02 ha), Local ridges, boulders, pinnacles on broad flat (490.17 ha), Local depressions, current scoured on flat (416.39 ha), Local ridges, boulders, pinnacles on broad depressions (16.63 ha), dan Steep slopes (2.88 ha). Sedangikan Komponen habitat bentik di Atol Kaledupa dikelompokkan menjadi 6 kelas. Distribusi habitat bentik yang ditemukan terdiri dari Karang Hidup (KH), Pasir (P), Lamun (L), Pasir Karang Hidup (PKH), Lamun Karang Hidup (LKH), dan Pasir Rubble (PR). Hasil model spasial kesesuaian wisata berbasi geomorfologi menunjukan kategori sangat sesuai (S1) untuk wisata selam berada pada lokasi-lokasi yang memiliki bentukan geomorfologi kelas Broad Slope di beberapa lokasi yang masuk dam Zona perlindungan bahari da zona pemanfaatan umum.