Kajian Biopelet Ampas Teh dengan Limbah Transesterifikasi Biodiesel sebagai Aditif untuk Meningkatkan Kualitas Mutu

Abstract

The production of packaged tea drinks produces tea dregs which can be used as fuel in the form of biopellets as an environmentally friendly alternative energy. The process of making biodiesel using the transesterification method produces a by-product in the form of a mixture of glycerol, methanol, and a catalyst (KOH). The by-product waste has the potential to be reused, one of which is as an additive in the manufacture of biopellets. This study aims to analyze and characterize tea dregs biopellets with biodiesel waste as an additive to increase the quality value and find out the best formulation for each treatment. Comparison of the formulations used, namely A0 as control (90% tea dregs: 10% adhesive), A1 (85% tea dregs: 5% biodiesel waste: 10% adhesive), A2 (80% tea dregs: 10% biodiesel waste: adhesive 10%), A3 (75% tea dregs: 15% biodiesel waste: 10% adhesive), A4 (70% tea dregs: 20% biodiesel waste: 10% adhesive), and A5 (65% tea dregs: 25% biodiesel waste : adhesive 10%). The parameter value of the quality of the biopellet refers to the SNI 8675:2018 standard. The best formulation was obtained in treatment A2 with a density value of 0.91 g/cm3 , 98.08% resistance, 6.96% moisture content, 73.37% volatile matter content, 6% ash content, with calorific value of 15.05 MJ/kg. The addition of biodiesel waste up to 10% as an additive was proven to be able to improve the quality of tea dregs biopellet.

Produksi minuman teh kemasan menghasilkan limbah ampas teh yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar berupa biopelet sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Proses pembuatan biodiesel dengan metode transesterifikasi menghasilkan hasil samping berupa campuran gliserol, metanol, dan katalis (KOH). Limbah hasil samping tersebut memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali, salah satunya sebagai aditif dalam pembuatan biopelet. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan karakterisasi biopelet ampas teh dengan limbah biodiesel sebagai aditif untuk meningkatkan nilai mutu serta mengetahui formulasi terbaik dari setiap perlakuan. Perbandingan formulasi bahan yang digunakan yaitu A0 sebagai kontrol (ampas teh 90% : perekat 10%), A1 (ampas teh 85% : limbah biodiesel 5% : perekat 10%), A2 (ampas teh 80% : limbah biodiesel 10% : perekat 10%), A3 (ampas teh 75% : limbah biodiesel 15% : perekat 10%), A4 (ampas teh 70% : limbah biodiesel 20% : perekat 10%), dan A5 (ampas teh 65% : limbah biodiesel 25% : perekat 10%). Parameter nilai mutu biopelet mengacu kepada standar SNI 8675:2018. Formulasi terbaik diperoleh pada perlakuan A2 dengan nilai kerapatan 0,91 g/cm3 , ketahanan 98,08%, kadar air 6,96%, kadar zat terbang 73,37%, kadar abu 6%, dengan nilai kalor yaitu 15,05 MJ/kg. Penambahan limbah biodiesel hingga 10% sebagai aditif, terbukti mampu meningkatkan mutu biopelet ampas teh.