Teknik Minimasi Logam Pada Produksi Gula Semut Koperasi W Purworejo

Abstract

Gula semut adalah gula kelapa yang berbentuk bubuk dan berbahan baku dari nira kelapa yang telah dilakukan penyadapan dan dipanaskan pada suhu tertentu hingga proses kristalisasi kemudian dicetak dan digerus. Dalam produksinya terdapat kontaminan yang mencemari gula semut diantaranya kontaminasi oleh logam berat. Kontaminasi oleh logam pada gula semut dapat terjadi melalui proses produksi yang berlangsung mencakup peralatan dan mesin yang kotor serta berkarat, serta keadaan lingkungan produksi yang tidak higenis. Sebagai upaya untuk menurangi kadar logam dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan opsi perbaikan pada tingkat petani dan tingkat pabrik. Perbaikan yang ditawarkan di tingkat petani adalah dengan melakukan sanitasi peralatan produksi serta menghindari terjadinya kontaminasi silang dari logam pada peralatan yang digunakan. Perbaikan yang ditawarkan di tingkat pabrik adalah dengan melakukan pengulangan proses metal trap sebanyak 3 kali pengulangan, serta rancangan penambahan komponen pada metal trap dan pengadaan metal detector, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan analisis finansial sebelum serta sesudah pengadaan mesin mencakup Harga Penjualan Produk (HPP), Break Even Point (BEP), R/C ratio, dan Payback Period (PBP). Hasil pengujian kandungan logam setelah perbaikan adalah pada tingkat petani didapati penurunan tertinggi pada Pb yaitu 99% dengan penerapan metode menghindari kontaminasi silang oleh logam dan penurunan tertinggi pada Zn yaitu 98% dengan penerapan metode sanitasi peralatan. Opsi perbaikan tingkat pabrik didapati penurunan tertinggi pada Fe dan Cu yaitu 22% dan 20% dengan penerapan metode pengulangan metal trap sebanyak 3 kali dan dengan penerapan menghindari kontaminasi silang oleh logam. Analisis finansial dengan rancangan penambahan komponen metal trap dan mengadaan metal detector pada pabrik didapati bahwa nilai HPP yaitu Rp 24.064, R/C ratio> 1 sehingga layak untuk dilanjutkan, BEP unit 6.206, serta Payback period dengan nilai 0,520 tahun.

Palm sugar is coconut sugar in the form of powder and is made from coconut juice which has been tapped and heated at a certain temperature until the crystallization process is then molded and grinded. In its production, there are contaminants that pollute palm sugar, including contamination by heavy metals. Contamination by metals in palm sugar can occur through a production process that takes place including dirty and rusty equipment and machinery, as well as an unhygenic state of the production environment. As an effort to reduce metal levels in this study, namely by using improvement options at the farmer level and factory level. The improvements offered at the farmer level are to sanitize production equipment and avoid cross-contamination of metals in the equipment used. The improvements offered at the factory level are by repeating the metal trap process by 3 repetitions, as well as the design of adding components to the metal trap and the procurement of metal detectors, then continuing with financial analysis calculations before and after machine procurement including Product Cost of Goods Sold (HPP), Break Even Point (BEP), R/C ratio, and Payback Period (PBP). The results of testing the metal content after repairs were at the level of farmers found the highest decrease in lead, namely 99% with the application of the method of avoiding cross- contamination by metals and the highest decrease in zinc, which was 98% with the application of equipment sanitation methods. The factory-level repair option found the highest decrease in iron and copper, namely 22% and 20% with the application of the metal trap repeat method 3 times and with the application of avoiding cross-contamination by the metal. Financial analysis with the design of adding metal trap components and using metal detectors at the factory found that the (HPP) value was Rp 24,064, R/C ratio > 1 so that it was feasible to continue, BEP unit 6,206 and Payback period with a value of 0.520 years.