Analisis Sinyal Sub Bottom Profiler Untuk Penentuan Parameter Uji Penetrasi Dasar Perairan.

Abstract

Penyelidikan dan pengujian dasar perairan memegang peranan penting pada konstruksi pondasi kelautan dikarenakan informasi yang dihasilkan akan mempengaruhi desain dan faktor keamanan. Umumnya informasi mengenai dasar perairan dan lapisan dibawahnya disediakan oleh metode konvensional seperti Standard Penetration Test (SPT), yang memerlukan waktu dan biaya lebih tinggi pada pelaksanaan di area laut yang luas. Metode remote sensing akustik bawah air dengan instrument Sub Bottom Profiler (SBP) merupakan metode yang lebih efisien untuk mendapatkan informasi dasar perairan pada area yang luas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sinyal SBP dan menggunakannya untuk menentukan parameter SPT (N-value), menggunakan instrumen parametrik SBP. Data SBP diambil pada bulan Desember 2019 di Teluk Kariangau, Balikpapan, dengan membuat 4 jalur survey lurus yang melalui 3 titik borehole eksisting. Pemrosesan sinyal data SBP meliputi proses automatic gain control (AGC), bandpass filtering, fast fourier transform (FFT), dan dekonvolusi spike. Metode inversi sifat fisik sedimen yang menggunakan teori poroelastis Biot diaplikasikan untuk membentuk properti fisik sedimen. Formula empiris Meyerhoff digunakan untuk membentuk parameter SPT (N-value) berdasar hasil inversi. Ekstraksi koefisien refleksi dari pemrosesan sinyal SBP menunjukkan tipe dasar perairan silty clay dengan rentang nilai koefisien refleksi berkisar 0,271 – 0,395, dan carbonaceous clay - claystone dengan rentang nilai koefisien refleksi 0,426 – 0,376. Metode inversi sifat fisik sedimen menghasilkan nilai properti fisik sedimen pada lapisan di bawah dasar perairan. Perhitungan parameter N-value menunjukkan posisi lapisan keras pada kedalaman 28 – 38 m dari dasar perairan, dengan rentang nilai N-value berkisar 15 – 54 blowcount. Pola grafik prediksi N-value memiliki kesesuaian tinggi terhadap log impedansi hasil ekstraksi koefisien refleksi.