Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114662Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Hendrayanto | - |
| dc.contributor.author | Novitasari, Sukma | - |
| dc.date.accessioned | 2022-09-26T06:05:36Z | - |
| dc.date.available | 2022-09-26T06:05:36Z | - |
| dc.date.issued | 2022-09-22 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114662 | - |
| dc.description | Unsur iklim seperti curah hujan yang merupakan input dari neraca air DAS dapat mempengaruhi output dari neraca air itu sendiri yaitu evapotranspirarasi, aliran permukaan dan perkolasi. Neraca air suatu DAS juga dipengaruhi oleh karakteristik DAS dan penggunaan lahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan komponen iklim terhadap neraca air di Sub DAS Cisadane Hulu dengan karakteristik DAS dan penggunaan lahannya tetap. Perubahan neraca air dianalisis menggunakan model neraca air Soil Water Assessment Tool (SWAT). Model neraca air sebelum digunakan untuk menduga dampak perubahan iklim diuji terlebih dahulu keandalannya menggunakan parameter koefisien determinasi (R2) dan koefisien Efisiensi Nash – Suchtliffe (NSE). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peningkatan curah hujan dari 3.000,1 mm/th (250 mm/bln) menjadi 4.191,9 mm/th (349,3 mm/bln), serta peningkatan suhu rata-rata bulanan dari 24,9 °C menjadi 25 °C, peningkatan kecepatan angin rata-rata bulanan dari 0,8 m/s menjadi 1,1 m/s, dan penurunan radiasi matahari rata-rata bulanan dari 18,3 MJ/m2 menjadi 16,4 MJ/m2 menyebabkan peningkatan aliran permukaan dari 1.426,6 mm menjadi 1.781,3 mm, walaupun dari persentase aliran permukaan terhadap hujan terjadi penurunan sebesar 3,1%). Hal ini juga berlaku pada evapotranspirasi dimana terjadi peningkatan dari 908,4 mm menjadi 930,8 mm, walaupun bila dilihat dari presentasenya terhadap hujan terjadi penurunan evapotranspirasi sebesar 6,4%. Di sisi lain, perubahan iklim ini juga meningkatkan aliran lateral dari 193,3 mm menjadi 294 mm (atau setara dengan 0,6% terhadap hujan) serta peningkatan perkolasi dari 597,5 mm menjadi 1.064,3 mm (atau setara 5,9% terhadap hujan). Hasil kalibrasi antara debit simulasi SWAT dengan debit observasi DAS Cisadane Hulu dari SPAS Batubeulah menunjukkan nilai R2 dan NSE masing-masing sebesar 0,6 dan -1,9. Meskipun nilai R2 yang diperoleh menunjukkan bahwa model ini dapat diterima, namun nilai NSE yang diperoleh justru menunjukkan bahwa model ini tidak memuaskan sehingga perlu dilakukan kalibrasi ulang agar diperoleh nilai NSE yang lebih memuaskan. | id |
| dc.description.abstract | Unsur iklim seperti curah hujan yang merupakan input dari neraca air DAS dapat mempengaruhi output dari neraca air itu sendiri yaitu evapotranspirarasi, aliran permukaan dan perkolasi. Neraca air suatu DAS juga dipengaruhi oleh karakteristik DAS dan penggunaan lahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan komponen iklim terhadap neraca air di Sub DAS Cisadane Hulu dengan karakteristik DAS dan penggunaan lahannya tetap. Perubahan neraca air dianalisis menggunakan model neraca air Soil Water Assessment Tool (SWAT). Model neraca air sebelum digunakan untuk menduga dampak perubahan iklim diuji terlebih dahulu keandalannya menggunakan parameter koefisien determinasi (R2 ) dan koefisien Efisiensi Nash – Suchtliffe (NSE). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peningkatan curah hujan dari 3.000,1 mm/th (250 mm/bln) menjadi 4.191,9 mm/th (349,3 mm/bln), serta peningkatan suhu rata-rata bulanan dari 24,9 °C menjadi 25 °C, peningkatan kecepatan angin rata-rata bulanan dari 0,8 m/s menjadi 1,1 m/s, dan penurunan radiasi matahari rata-rata bulanan dari 18,3 MJ/m2 menjadi 16,4 MJ/m2 menyebabkan peningkatan aliran permukaan dari 1.426,6 mm menjadi 1.781,3 mm, walaupun dari persentase aliran permukaan terhadap hujan terjadi penurunan sebesar 3,1%). Hal ini juga berlaku pada evapotranspirasi dimana terjadi peningkatan dari 908,4 mm menjadi 930,8 mm, walaupun bila dilihat dari presentasenya terhadap hujan terjadi penurunan evapotranspirasi sebesar 6,4%. Di sisi lain, perubahan iklim ini juga meningkatkan aliran lateral dari 193,3 mm menjadi 294 mm (atau setara dengan 0,6% terhadap hujan) serta peningkatan perkolasi dari 597,5 mm menjadi 1.064,3 mm (atau setara 5,9% terhadap hujan). Hasil kalibrasi antara debit simulasi SWAT dengan debit observasi DAS Cisadane Hulu dari SPAS Batubeulah menunjukkan nilai R2 dan NSE masing-masing sebesar 0,6 dan -1,9. Meskipun nilai R2 yang diperoleh menunjukkan bahwa model ini dapat diterima, namun nilai NSE yang diperoleh justru menunjukkan bahwa model ini tidak memuaskan sehingga perlu dilakukan kalibrasi ulang agar diperoleh nilai NSE yang lebih memuaskan. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Dampak Perubahan Iklim terhadap Neraca Air DAS Cisadane Hulu | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| dc.subject.keyword | water balance | id |
| dc.subject.keyword | watershed | id |
| dc.subject.keyword | climate change | id |
| dc.subject.keyword | SWAT | id |
| dc.subject.keyword | the effect of | id |
| Appears in Collections: | UT - Forest Management | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| ABSTRAK.pdf Restricted Access | Abstrak | 126.99 kB | Adobe PDF | View/Open |
| COVER.pdf Restricted Access | Cover | 410.35 kB | Adobe PDF | View/Open |
| FULL TEXT.pdf Restricted Access | Full Text | 1.39 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.