Analisis Bisnis Industri Minyak Serum dan Produk Sampingnya Berbasis Buah Nyamplung pada Skala Industri Menengah

Abstract

Pemanfaatan tanaman untuk produk kosmetik kulit merupakan hal yang perlu dikembangkan di Indonesia. Hal ini didasari dengan melimpahnya tanaman berkhasiat yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk produk kosmetika perawatan kulit. Nyamplung (Calophyllum inophyllum) merupakan salah satu tanaman berkhasiat tinggi yang prospektif untuk dikembangkan. Faktor utamanya yaitu pada produkminyak nyamplung memiliki kandungan senyawa aktif dan beragam manfaat. Minyak nyamplung dapat diproduksi melalui proses ekstraksi secara mekanik dan atau dengan pelarut. Selain minyak, terdapat produk samping berupa biopelet dan pakan ternak yang akan menambah pendapatan. Teknologi proses produksi minyak serum yang diuji dalam penelitian ini menggunakan bahan baku biji nyamplung segar dengan tiga skema proses produksi dimana setiap skema melakukan dua kali proses ekstraksi minyak dengan kombinasi yang berbeda, yaitu cold dan hot hydraulic press, cold hydraulic press dan pelarut biner, hot screw press dan pelarut biner. Penelitian ini dilakukan untuk merancang model bisnis menggunakan metode Business Model Canvas (BMC) yang mencakup produk, segmentasi konsumen, rancangan keuangan, dan kegiatan operasional, serta menganalisis studi kelayakan untuk setiap skema. Hasil analisis biaya dari masing-masing proses produksi pada skema 1 mendapatkan nilai biaya investasi sebesar Rp 2.714.434.262 dengan besar pendapatan sebesar Rp 4.049.062.489. Untuk skema 2 memperoleh biaya investasi senilai Rp 3.118.791.515 dengan pendapatan sebesar Rp 5.208.184.137. Terakhir pada skema 3 memperoleh biaya investasi sebesar Rp 3.033.466.092 dengan pendapatan Rp 5.924.724.490. Berdasarkan studi kelayakan yang telah dilakukan dengan 4 kriteria yaitu Net Present Value (NPV), B/C ratio, Payback Period (PBP), dan Return on Investment (ROI) memperoleh hasil layak pada ketiga skema tersebut. Dengan demikian industri minyak serum untuk ketiga skema tersebut layak untuk dibangun dan dioperasikan.

Utilization on plants for skin cosmetic products is something that needs to be developed in Indonesia. This is based on the abundance on nutritious plants that have not been used optimally for skin care cosmetic products. Calophyllum is one on the highly nutritious plants that are prospective to be developed. The main factor is Calophyllum oil products contain active compounds and various benefits. Calophyllum oil can be produced through mechanical and/or solvent extraction processes. In addition to oil, there are by-products in the form on biopelets and animal feed that will increase income. Serum oil production process technology tested in this research used fresh nyamplung seeds as raw material with three alternative production processes where each alternative performed two oil extraction processes with different combinations, namely cold and hot hydraulic press, cold hydraulic press and binary solvent, hot screw press and binary solvent. This research was conducted to design a business model using the Business Model Canvas (BMC) method which includes products, consumer segmentation, financial design, and operational activities, as well as analyzing a feasibility study for each alternative. The results on the cost analysis on each production process in alternative 1 got an investment cost on Rp 2.714.434.262 with a large income on Rp 4.049.062.489. For alternative 2 obtained an investment cost on Rp 3.118.791.515 with an income on Rp 5.208.184.137. Finally, in alternative 3, the investment cost was Rp 3.033.466.092 with an income on Rp 5.924.724.490. Based on the feasibility study that had been carried out with 4 criteria, namely Net Present Value (NPV), B/C ratio, Payback Period (PBP), and Return on Investment (ROI) obtained feasible result on the three alternatives. Thus, the serum oil industry for the three alternatives was feasible to build and operate.