Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114049
Title: Efek RUTF Susu dan RUTF Kedelai-Ikan terhadap Berat Badan, Kadar Albumin dan Total Protein Tikus Model Kurang Gizi
Other Titles: Effect of Milk RUTF and Fish-Soy RUTF on Weight Gain, Albumin and Total Protein Level of Undernourished Rat Model
Authors: Damayanthi, Evy
Rimbawan, Rimbawan
Giriwono, Puspo Edi
Fadly, Khaerul
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Gizi buruk merupakan masalah kesehatan masyarakat baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Efek jangka panjang dari malnutrisi tidak hanya menyebabkan gagal tumbuh (stunting) tetapi juga dapat mempengaruhi peforma akademik serta beresiko terkena penyakit degeneratif di usia dewasa seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan penyakit jantung. Malnutrisi terjadi karena adanya ketidakseimbangan dalam tubuh, dimana zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan jumlah yang digunakan oleh tubuh tidak seimbang (WHO, 2020; Dukhi, 2020). Ada beberapa bentuk malnutrisi yang termasuk dua kategori besar yaitu kurang gizi dan gizi lebih. Kekurangan gizi bermanifestasi sebagai kurus atau berat badan rendah berdasarkan tinggi badan (malnutrisi akut), pendek atau tinggi badan rendah berdasarkan usia (malnutrisi kronis), berat badan kurang atau berat badan rendah berdasarkan usia, dan kekurangan atau kelebihan mineral dan vitamin (Ubesie et al. 2012; WHO, 2019). Salah satu metode intervensi di banyak negara untuk mengatasi gizi buruk adalah makanan terapeutik siap santap (RUTF). Namun, penelitian pada hewan coba belum diteliti terutama pada efikasi pada perubahan biomarker albumin dan total protein serum. Kedua biomarker tersebut merupakan salah satu parameter untuk menilai kondisi status malnutrisi pada tikus. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh RUTF berbasis susu dan RUTF ikan-kedelai terhadap pertambahan berat badan, albumin, dan protein serum total tikus model kurang gizi. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan acak kelompok faktorial (RAKF). Faktor A adalah jenis RUTF (RUTF Susu dan RUTF Ikan-kedelai). Faktor B adalah kondisi tikus (Kurang Protein dan Kurang Energi Protein. Subjek yang digunakan adalah tikus Wistar jantan (Rattus Novergicus). Jumlah minimal sampel dihitung berdasarkan rumus Federer sehingga didapatkan jumlah total subjek yang digunakan adalah 31 ekor yang berumur 21 hari dengan berat badan 50-60 gram. Untuk membuat model tikus kurang gizi, tikus dialokasikan menjadi tiga kelompok dengan intervensi masing-masing kelompok yakni kontrol (diet biasa), protein rendah (5% protein), dan kelompok rendah protein-energi (pembatasan makan 30%). Setelah intervensi 21 hari, masing-masing kelompok secara acak diberikan RUTF berbasis susu dan berbasis ikan kedelai pada kelompok rendah protein dan energi rendah protein. Pengukuran pertambahan berat badan, serum albumin dan protein total dilakukan masing-masing menggunakan timbangan analitik, metode BCG, dan Biuret. Selanjutnya, data disajikan dalam bentuk rata-rata dan dianalisis menggunakan uji ANOVA, yang diikuti oleh Tukey post hoc dan t-test. Hasil penelitian menunjukkan pertambahan berat badan pada kelompok yang diberi RUTF Susu dan RUTF Ikan-kedelai dapat meningkat secara signifikan. Secara statistik menunjukkan tidak ada perbedaan berat badan antara kelompok intervensi RUTF (p > 0,05). Kadar albumin serum dan protein total juga menunjukkan peningkatan yang signifikan sampai pada nilai normal. Secara statistik menunjukkan bahwa baik jenis RUTF dan kondisi tikus tidak memberikan efek perbedaan yang signifikan pada semua kelompok. Pada penelitian ini dibuktikan bahwa pemberian diet rendah protein 5% dan restriksi pakan 30% berhasil mencapai kondisi kurang gizi selama 21 hari yang ditandai dengan terjadinya penurunan berat badan yakni -5.21±1.29 g pada kelompok kurang protein dan -4.17±1.24 g pada kelompok kurang energi protein. Selain itu intervensi RUTF selama 30 hari, baik RUTF Susu maupun RUTF ikan-kedelai sama-sama memberikan efek yang positif dalam meningkatkan berat badan, kadar albumin dan total protein sampai pada nilai normal pada tikus kurang gizi.
Malnutrition is a public health problem in both children and adults. The long-term effects of malnutrition not only cause stunting, but can also affect academic performance and increase the risk of developing degenerative diseases in adulthood such as diabetes, hypertension, obesity, and heart disease. Malnutrition occurs due to an imbalance in the body, where the nutrients needed by the body and the amounts used by the body are not balanced (WHO, 2020; Dukhi, 2020). There are several forms of malnutrition that fall into two broad categories, namely undernutrition and overnutrition. Undernutrition manifests as underweight or low body weight for height (acute malnutrition), short or tall for age (chronic malnutrition), underweight or underweight for age, and deficiency or excess of minerals and vitamins (Ubesie et al. 2012; WHO, 2019). One of the many intervention methods to address malnutrition is ready-to-eat therapeutic food (RUTF). However, studies in experimental animals have not been conducted, especially on the efficacy of changes in albumin biomarkers and serum total protein. These two biomarkers are one of the parameters to assess the condition of malnutrition status in rats. Therefore, this study aimed to determine the effects of milk-based RUTF and fish-soybean RUTF on weight gain, albumin, and total serum protein of malnourished rat models. The research design used was an experimental study with a factorial randomized block design (RAKF). Factor A is the type of RUTF (milk RUTF and fish-soybean RUTF). Factor B is the condition of rats (lack of protein and lack of protein energy). The subjects used are male Wistar rats (Rattus Novergicus). The minimum number of samples is calculated based on the formula so that the total number of subjects used is 31 individuals aged 21–days with a body weight of 50–60 grams. To make a model of malnourished rats, rats were allocated into three groups with each intervention group, namely control (regular diet), protein (5% protein), and low protein-energy group (30% dietary restriction). After 21 days of creating undernourished rats, each group was randomly assigned to a milk-based and fish-based RUTF in the low-protein and low-protein energy groups. Measurements of weight gain, serum albumin, and total protein were performed using analytical balances, the BCG method, and furthermore, the data was presented in average form and analyzed using the ANOVA test, followed by Tukey's post hoc and t-test. The results showed that the weight gain of the groups given RUTF Milk and RUTF Fish-soybeans could increase significantly. Statistically, there was no difference in body weight between the RUTF intervention groups (p > 0.05). Serum albumin and total protein levels also showed a significant increase to normal values. Statistical analysis revealed that neither the type of RUTF nor the condition of the rat had a significant difference effect in all groups. In this study, it was proven that the provision of a 5% protein diet and a 30% feed restriction succeeded in achieving a state of malnutrition for 21 days, which was marked by a decrease in body weight, namely -5.21±1.29 g in the protein group and -4.17±1.24 g in the protein-energy-deficient group. Furthermore, both the milk RUTF and the fish-soybean RUTF had a positive effect on increasing body weight, albumin levels, and total protein to normal levels in malnourished rats after a 30-day RUTF intervention.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114049
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Lembar Pengesahan, Prakata, Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover524.03 kBAdobe PDFView/Open
I151190191_Khaerul Fadly.pdf
  Restricted Access
Full Teks968.89 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran665.55 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.