Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113977
Title: STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA BERBASIS SIPUT LAUT DI BANGSRING UNDERWATER DAN PULAU TABUHAN, BANYUWANGI
Other Titles: Sea slug-Based Ecotourism Management Strategy in Bangsring Underwater and Tabuhan Island, Banyuwangi
Authors: Krisanti, Majariana
Yulianto, Gatot
Rosyid, Abdur
Issue Date: 2022
Citation: IPB University
Abstract: Siput laut khususnya anggota dari sub kelas Opisthobranch merupakan salah satu hewan unik yang memiliki keanekaragaman tinggi dan memiliki nilai estetika. Siput laut yang merupakan hewan cryptic dan unik menjadi daya tarik wisata dan memiliki nilai manfaat ekonomi. Potensi ekonomi yang mampu diberikan siput laut sebagai objek wisata sangat besar, khususnya di perairan Indo-Pasifik yang memiliki keanekaragaman siput laut tertinggi. Aktivitas penyelaman mencari siput laut mengharuskan penyelam untuk lebih dekat ke dasar perairan untuk mengamati lebih dekat siput laut yang berada di dasar, oleh karena itu aktivitas tersebut memiliki potensi merusak ekosistem. Degradasi habitat telah terjadi di kawasan yang menjadi destinasi penyelam yang ingin melihat siput laut. Bangsring underwater dan Pulau Tabuhan merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan untuk wisata bahari di Jawa Timur. Potensi sumberdaya siput laut di Bangsring Underwater dan Pulau Tabuhan cukup tinggi namun belum dikaji lebih jauh dan lokasinya terletak dekat dengan Pulau Bali yang merupakan destinasi wisata internasional memberikan sebuah peluang wisata. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan 1) merumuskan dan menilai kesesuaian ekowisata berbasis siput laut di Bangsring Underwater dan Pulau Tabuhan, 2) menilai daya dukung kawasan untuk ekowisata berbasis siput laut di Bangsring Underwater dan Pulau Tabuhan, 3) menduga motivasi dan permintaan ekowisata berbasis siput laut, 4) merumuskan strategi pengelolaan ekowisata berbasis siput laut di Bangsring Underwater dan Pulau Tabuhan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai dengan April 2020. Lokasi penelitian terletak di Kawasan Perairan Bangsring Underwater, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi bawah air dan transek sabuk, wawancara, kuesioner, penggunaan data sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis keragaman, indeks kesesuaian wisata, daya dukung kawasan, analisis faktor, metode biaya perjalanan, metode valuasi kontingensi, analisis korespondensi, dan SWOT. Potensi sumberdaya siput laut di Bangsring Underwater dan Pulau Tabuhan cukup tinggi yaitu terdapat 85 spesies yang terbagi ke dalam tiga ordo yaitu Nudibranchia, Cephalaspidea, dan Sacoglossa. Lokasi yang termasuk ke dalam kategori sesuai adalah Bangsring Utara, Rumah Apung dalam, Outer Buoy, dan Tabuhan Utara, sedangkan satu lokasi sangat sesuai yaitu Soft Coral. Beberapa penyebab lokasi lainnya menjadi tidak sesuai yaitu sumberdaya siput laut yang rendah dan atau kondisi perairan seperti kecerahan dan kecepatan arus yang tidak sesuai. Daya dukung kawasan untuk ekowisata berbasis siput laut dapat menampung 71 orang setiap hari di area pemanfaatan seluas 13.799,5 m2. Nilai manfaat wisata selam di Bangsring berdasarkan yaitu Rp8.178.606.504,00 per tahun dan faktor yang mempengaruhi nilai tersebut adalah biaya perjalanan, umur, pendapatan, jarak, dan waktu tempuh. Nilai kesediaan membayar wisatawan untuk rehabilitasi ekosistem dalam bentuk tiket masuk kawasan sebesar Rp10.000,00, lebih tinggi dari harga awal sebesar Rp5.000,00. Berdasarkan analisis faktor motivasi wisatawan pemerhati siput laut, terdapat 5 variabel yang menjadi faktor pendorong motivasi yaitu variabel relaksasi dan harapan berwisata, waktu luang dan finansial, nilai epistemik, nilai sosial, dan pengalaman baru. Faktor penarik motivasi wisatawan yaitu kondisi perairan dan infrastruktur dan faktor ekologi siput laut. Faktor motivasi menunjukkan adanya potensi pengunjung untuk ekowisata berbasis siput laut dan jika dilihat dari nilai kesediaan membayar wisatawan, maka nilai manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari wisata selam secara umum dan berbasis siput laut akan semakin meningkat. Strategi pengelolaan yang menjadi prioritas untuk ekowisata berbasis siput laut yaitu meningkatkan efektivitas pemasaran terhadap produk wisata, membenahi infrastruktur wisata selam, memberikan pengetahuan ekologi pada penyelam, membentuk pengelolaan terpadu untuk rehabilitasi terumbu karang, dan menerapkan daya dukung kawasan.
Sea slugs, especially members of the Opisthobranch sub-class, are unique animals that have high diversity and have aesthetic value. Sea slugs, which are cryptic and unique animals, are a tourist attraction and able to provide economic benefit. The economic potential that sea slugs can provide as a tourist attraction is very high, especially in the Indo-Pacific waters which have the highest diversity of sea slugs. Diving activities based on sea slugs cannot be separated from the impact that can be caused to the ecosystem as the dives carried out require divers to be closer to the sea bottom. Habitat degradation has occurred in the area which is a destination for divers looking for sea slugs. Bangsring underwater and Tabuhan Island are areas designated for marine tourism in East Java. The potential of sea slug resources is quite high but has not been studied further and its location close to the island of Bali which is an international destination provides an opportunity. Therefore, this study aims to 1) formulate and assess the suitability of sea slug-based ecotourism in Bangsring Underwater and Tabuhan Island, 2) assess the carrying capacity of the area for sea slug-based ecotourism in Bangsring Underwater and Tabuhan Island, 3) estimate motivation and demand for sea slug-based ecotourism. , 4) formulate a strategy for managing sea slug-based ecotourism in Bangsring Underwater and Tabuhan Island. The research was carried out from November to April 2020. The research location is located in the Bangsring Underwater, Bangsring Village, Wongsorejo District, Banyuwangi. Data collection methods used in this study were underwater observations and belt transects, interviews, questionnaires, and the use of secondary data. The data analysis used in this research is diversity analysis, tourism suitability index, carrying capacity, factor analysis, travel cost method, contingency valuation method, correspondence analysis, and SWOT. The potential of sea slug resources in Bangsring Underwater and Tabuhan Island is quite high, with 85 species identified in this study which are divided into three orders, namely Nudibranchia, Cephalaspidea, and Sacoglossa. Bangsring Utara, Soft Coral, Rumah Apung (>10m), Outer Buoy, and North Tabuhan are categorized as suitable and only one location, namely the shallow Soft Coral, is very suitable. The causes of the location being unsuitable are low sea slug resources potential and/or water conditions such as visibility and current speed that are not suitable for tourism. The carrying capacity for sea slug-based ecotourism can accommodate 71 people/day in an estimated area of 13.799,5 m2. The value of the benefits of diving tourism in Bangsring based on TCM analysis is Rp. 8,178,606,504 per year and factors that affect the value of economic benefits are travel cost, age, income, distance, and travel time. The increase in entrance ticket prices as a form of willingness to pay tourists for ecosystem rehabilitation up to Rp10,000 from the initial amount of Rp5,000. Based on the factor analysis for tourists’ motivation who observe sea slugs, there are 5 variables that are categorized as push factor, namely relaxation and travel expectations, leisure and financial time, epistemic values, social values, and new experiences. The pull factors for tourists' motivation are the condition of the waters and infrastructure and the ecological factors of sea slugs. The priority management strategies for sea slug-based ecotourism are increasing the marketing effectiveness of tourism products, improving diving tourism infrastructure, providing ecological knowledge to divers, establishing integrated management for coral reef rehabilitation, and implementing the carrying capacity of the area.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113977
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Lembar Pernyataan, Abstrak, Lembar Pengesahan, Prakata, Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover853.73 kBAdobe PDFView/Open
C252190191_Abdur Rosyid.pdf
  Restricted Access
Fullteks3.52 MBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.83 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.