Model Dinamika Struktur Tegakan dan Potensi Karbon pada Hutan Alam Bekas Tebangan Papua

Abstract

Hutan alam bekas tebangan memiliki komposisi struktur tegakan yang berbeda dengan hutan alam primer sebagai akibat dari kegiatan penebangan. Kayu umumnya merupakan komoditas utama dari hutan, namun tren pemanfaatan hutan saat ini mengarah pada usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan. Kegiatan pengelolaan hutan lestari tidak hanya dilihat dari keberlanjutan produksi kayu tetapi dilihat dari keberlanjutan peran hutan sebagai penyedia jasa lingkungan, salah satunya adalah sebagai penyimpan karbon. Pada penelitian ini akan dikaji bagaimana dinamika struktur tegakan dan karbon hutan serta skenario yang tepat dalam menentukan siklus dan intensitas tebang pada tegakan pemeliharaan dan tanpa pemeliharaan di PT. Tunas Timber Lestari, Papua. Data yang digunakan merupakan data seri PUP (Petak Ukur Permanen) hasil pengamatan selama 10 tahun (2005-2015). Analisa data dilakukan dengan membentuk model dinamika struktur tegakan dan karbon hutan dengan menggunakan variabel laju ingrowth, upgrowth, dan mortality. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata laju ingrowth pada tegakan dengan pemeliharaan cenderung lebih kecil dibandingkan dengan tegakan tanpa pemeliharaan. Besarnya nilai upgrowth bervariasi dimana upgrowth mengalami peningkatan pada kelas diameter 10-19 cm sampai 30-39 cm untuk tegakan tanpa pemeliharaan dan 20-29 cm sampai 40-49 cm untuk tegakan dengan pemeliharaan. Tingkat mortality pada tegakan tanpa pemeliharan cenderung lebih tinggi terutama pada kelompok jenis Rimba Campuran dan Non Komersil, sedangkan pada kelompok jenis Meranti tingkat kematian banyak terjadi pada tegakan dengan pemeliharaan. Siklus dan intensitas tebang optimal sebagai salah satu alternatif skenario dalam perencanaan pengelolaan hutan adalah siklus 30 tahun dan intensitas tebang 40% pada kelas diameter 40 dan 50up cm

Logged-over natural forest has a different stand structure composition from primary natural forest as a result of logging activities. Woods are commonly the main commodity of forests, but the current trend of forest use has led to non-timber forest products and environmental services. Sustainable forest management activities are not only seen from the sustainability of wood production but also from the sustainable role of forest as a provider of environmental services, one of which is as a carbon storage. In this study, the dynamics of stand structure and carbon and the appropriate scenario in determining the cutting cycle and intensity of stands with and without treatments at PT. Tunas Timber Lestari, Papua, were examined. The data used were Permanent Sample Plots or ( Petak Ukur Permanen, PUP) data series that were observed for 10 years (2005-2015). Data analysis was carried out by formulating a dynamic model of stand structure and carbon potential using the variables of ingrowth, upgrowth, and mortality rates. Results of the analysis showed that the average ingrowth rate in stands with treatment was smaller than stands without treatment. The value of upgrowth varied where upgrowth increased in diameter classes from 10-19 cm to 30-39 cm for stands without treatment and 20-29 cm to 40-49 cm for stands with treatment. The mortality rate in stands without treatment tended to be higher, especially in species groups of Rimba Campuran and Non-Commercial groups, while in Meranti group, the mortality rate mostly occurred in the stands with treatment. Optimal cutting cycle and intensity as an alternative scenario in forest management planning is cycle of 30 years and cutting intensity 40% for diameter classes of 40 and 50up cm.