Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113279
Title: Swasembada Pangan Berkelanjutan Berdasarkan Total Nilai Produksi Padi Di Kabupaten Lombok Tengah
Authors: Mulatsih, Sri
Purnamawati, Heni
Putra, Agus Maulana
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah tahun 2019, luas lahan pertanian padi Kabupaten Lombok Tengah berkurang sebanyak 5.404 ha dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah populasi penduduk tahun 2008 sebesar 844.105 menjadi 939.409 pada tahun 2018. Keadaan ini mendorong konsumsi beras yang terus bertambah dari tahun ke tahun karena beras merupakan sumber pangan utama masyarakat Kabupaten Lombok Tengah. Data dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Tengah tahun 2018 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi beras/kapita/tahun masyarakat mencapai 147,62 kg, jauh diatas angka Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) nasional yang hanya 114,6 kg/kapita/tahun. Kabupaten Lombok Tengah tahun 2018 terdiri dari 12 kecamatan dimana 4 kecamatan masuk dalam daya dukung lahan pertanian kelas I (σ > 2,47) yaitu Kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Timur dan Kecamatan Pujut. Sementara 8 kecamatan lainnya masuk dalam daya dukung lahan pertanian kelas II (1 ≤ σ ≤ 2,47) yaitu Kecamatan Praya, Praya Tengah, Janapria, Kopang, Batukliang, Batukliang Utara, Pringgarata dan Jonggat. Secara akumulatif, Kabupaten Lombok Tengah masuk dalam daya dukung lahan pertanian kelas II dengan nilai daya dukung sebesar 2,13. Daya dukung lahan pertanian kelas I berarti suatu wilayah mampu swasembada beras dan mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya, sementara daya dukung lahan pertanian kelas II berarti suatu wilayah hanya mampu swasembada beras akan tetapi tidak mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya. Proyeksi daya dukung lahan pertanian dilakukan dengan 2 skenario. Skenario 1 tanpa variabel penurunan luas lahan, dan skenario 2 dengan variabel penurunan luas lahan pertanian padi sebesar 0,4 %. Skenario 1 menunjukkan Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2028 masih masuk dalam daya dukung lahan pertanian kelas II dengan nilai daya dukung sebesar 1,66. Jika kondisi ini berlanjut, Kabupaten Lombok Tengah tahun 2066 akan mengalami defisit beras. Skenario 2 menunjukkan tahun 2028 Kabupaten Lombok Tengah masih masuk dalam daya dukung lahan pertanian kelas II dengan nilai daya dukung sebesar 1,59. Kondisi ini akan menjadikan Kabupaten Lombok Tengah mengalami krisis beras pada tahun 2053. Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi yang tepat untuk meningkatkan status swasembada pangan berkelanjutan di Kabupaten Lombok Tengah adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki (strategi agresif). Beberapa strategi yang bisa digunakan antara lain: penetapan kewajiban tanaman padi pada lahan sawah irigasi dan semi irigasi di Musim Tanam I (MT I) dan Musim Tanam II (MT II), implementasi padi salibu dan mina padi untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan pendapatan, serta meningkatkan intensitas pendampingan oleh PPL tiap desa terhadap kelompok tani binaan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113279
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover601.08 kBAdobe PDFView/Open
Agus Maulana Putra.pdf
  Restricted Access
Fullteks12.03 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.04 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.