Bioassay Detergen terhadap Biota Perairan sebagai Salah Satu Dasar Penentuan Strategi Pengelolaan Situ Gede, Kota Bogor

Abstract

Pandemi Covid-19, mengubah pola kehidupan masyarakat menjadi lebih memperhatikan sisi kebersihan. Menurut Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI) dikutip dari Kompas (2020), semenjak adanya pandemi Covid-19, permintaan jasa laundry meningkat antara 20% sampai dengan 50% dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19. Penelitian Suharjono (2010) menemukan 91,2 % konsumen membuang air limbah detergen langsung ke saluran drainase. Situ Gede merupakan salah satu danau di Kota Bogor yang berada dekat dengan pemukiman masyarakat. Situ Gede dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Salah satu penyebabnya adalah masukan bahan organik dari luar badan perairan Situ Gede (Ardiansyah, 2019). Di Situ Gede terdapat biota perairan yang beraneka ragam, diantaranya adalah ikan nila (Oreocromis niloticus) dan udang regang (Macrobrachium sintangense). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian mengenai toksisitas air limbah detergen terhadap udang ikan nila (O. niloticus) dan udang regang (M. sintangense) melalui studi bioassay untuk menentukan nilai LC50-96 jam. Selanjutnya hasil kajian bioassay tersebut dijadikan perbandingan dengan kondisi eksisting limbah detergen di Situ Gede. Penelitian ini dilaksanakan pada skala laboratorium untuk menentukan nilai LC50-96 jam dan analisis kerusakan jaringan insang. Penelitian skala lapang dilaksanakan di Situ Gede untuk mengetahui kondisi perairan eksisting, selain itu juga dilaksanakan wawancara terhadap stakeholder untuk menganalisis rekomendasi pengelolaan limbah domestik di Situ Gede. Nilai LC50-96 jam pada pengujian ikan nila (O. niloticus) adalah 61 mg/L dan udang regang (M. sintangense) adalah 181 mg/L. Konsentrasi detergen yang tergolong aman berdasarkan nilai LC50-96 jam untuk ikan nila adalah 0,61 mg/L dan udang regang adalah 1,81 mg/L. Daya adaptasi udang regang lebih baik jika dibandingkan dengan ikan nila dengan kondisi lingkungan yang memiliki kandungan pencemar detergen yang tinggi. Insang ikan nila (O. niloticus) dan udang regang yang terpapar toksikan (detergen) mengalami keadaan hipertrofi dan hiperplasia. Insang udang regang (M. Sintangense) yang terpapar toksikan mengalami nekrosis dan fusi. Berdasarkan hasil survei dan pemantauan kualitas air secara rutin (tahun 2014-2021 di Situ Gede, konsentrasi detergen total selalu berada di bawah baku mutu (0,2 mg/L). Terdapat indikasi peningkatan beberapa parameter kualitas air lain, parameter yang mengalami peningkatan adalah pH dan total fosfat. Kondisi ini terkait dengan meningkatnya penggunaan detergen pada masa pandemi Covid-19. Strategi pengelolaan limbah domestik di Situ Gede adalah dengan melakukan kegiatan sosialisasi ke masyarakat dan sekolah-sekolah yang berada di sekitar Situ Gede tentang pentingnya menjaga lingkungan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan ke wisatawan dan pemasangan pengumumam berupa ajakan menjaga lingkungan di sekitar area Situ Gede, serta membangun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal di area permukiman masyarakat sekitar Situ Gede.

The Covid-19 pandemic has changed the way of people's lives to pay more attention to the hygiene side. As a result, detergent consumption is increasing as well. According to the Indonesian Laundry Association (ASLI) quoted from Kompas (2020), since the Covid-19 pandemic, the demand for laundry services has increased between 20% and 50% compared to before the Covid-19 pandemic. Suharjono's research (2010) found that people have a low sense of concern for environmental sustainability as indicated by 91.2% of consumers throwing detergent waste water directly into drainage channels. Situ Gede is one of the lakes in Bogor City which is close to community settlements. Currently, Situ Gede is faced with problems that threaten its sustainability. One of the causes is the input of organic matter from outside the water body of Situ Gede. (Ardiansyah, 2019). In Situ Gede there are various aquatic biota, including tilapia (Oreocromis niloticus) and shrimp stretch (Macrobrachium sintangense).This study aims to study the toxicity of detergent wastewater to tilapia (O. niloticus) and sunda prawn (M. sintangense) through a bioassay study to determine the LC50-96 hours. Furthermore, the results of the bioassay study will be used as a comparison with the existing condition of detergent waste in Situ Gede. This research was conducted on a laboratory scale to determine the value of LC50-96 hours and analysis of gill tissue damage. Field-scale research was carried out in Situ Gede to determine the condition of the existing waters, besides that, interviews with stakeholders were also carried out to analyze recommendations for domestic waste management in Situ Gede.The value of LC50-96 hours in the test of tilapia (O. niloticus) was 61 mg/L and sunda prawn (M. sintangense) was 181 mg/L. The detergent concentration which is classified as safe based on the LC50-96 hour value for tilapia is 0.61 mg/L and shrimp strain is 1.81 mg/L. The adaptability of sunda prawn is better when compared to tilapia with environmental conditions that have a high detergent pollutant content.The gills of tilapia (O. niloticus) and shrimp strains exposed to toxicants (detergents) experienced hypertrophy and hyperplasia. Gills of sunda prawn (M. sintangense) exposed to necrosis and fusion toxicants. Based on the results of surveys and regular water quality monitoring (2014-2021 in Situ Gede, the concentration of total detergent is always below the quality standard (0.2 mg/L). There are indications of an increase in several other water quality parameters, the parameter that has increased is pH and total phosphate, which is related to the increasing use of detergents during the Covid-19 pandemic. The strategy for managing domestic waste in Situ Gede is to carry out outreach activities to the community and schools around Situ Gede about the importance of protecting the environment and socialization about the importance of protecting the environment to tourists and installing signage inviting the environment around the Situ Gede area, as well as building Communal WWTP (Wastewater Treatment Plant) in the residential area of the community around Situ Gede.