Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113206
Title: Pemetaan Habitat Bentik menggunakan Drone dengan Sudut Sensor Berbeda di Perairan Pulau Mahitam, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Other Titles: Shallow-water Benthic Habitat Mapping using Drones with Different Sensor Angles on Mahitam Island waters, Pesawaran Regency, Lampung.
Authors: Nababan, Bisman
Susilo, Setyo Budi
Ilham, Muhammad
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Pulau Mahitam adalah salah satu pulau yang berada di Provinsi Lampung tepatnya di Kabupaten Pesawaran. Habitat bentik pada Pulau Mahitam memiliki kompleksitas yang cukup tinggi yang terdiri dari alga, karang hidup, karang mati, lamun, pasir, dan pecahan karang. Salah satu upaya dalam menjaga lingkungan perairan ini yaitu dengan cara melakukan pemetaan habitat bentik dengan memanfaatkan teknologi drone. Teknologi drone pada bidang kelautan menjadi salah satu opsi dalam menunjang ketersedian data spasil pada perairan Pulau Mahitam. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret - Mei 2020 di Pulau Mahitam, Lampung. Tahapan yang dilakukan meliputi pengumpulan data lapang dengan melakukan pengamatan habitat bentik secara langsung, perekaman foto udara menggunakan drone, klasifikasi citra berbasis objek (object based image analyses / OBIA), dan uji akurasi. Pengambilan data habitat bentik menggunakan metode stratified random sampling dan ditetapkan tujuh kelas habitat bentik berdasarkan persentase tutupan habitat bentik yang dominan pada perairan dangkal. Akuisisi foto udara dilakukan pada ketinggian 120 meter dengan posisi sudut sensor perekaman yaitu 60°, 75°, dan 90°. Pada tahapan klasifikasi berbasis objek terdapat beberapa tahapan klasifikasi yang dibagi menjadi 2 level. Pada level 1 diterapkan skala segmentasi 200 untuk menghasi tiga kelas yaitu darat, perairan dangkal (reef level), dan laut lebih dalam. Pada level 2 yang berfokus pada kelas perairan dangkal (reef level) diterapkan lima skala segmentasi yaitu 5, 10, 25, 50, dan 100 dengan nilai shape 0,5 serta compactness 0,1. Tahapan selanjutnya yaitu penerapan lima algoritma yaitu support vector machine (SVM), bayes, k-nearest neighbor (k-NN), decision trees (DT), dan random trees (RT). Peta habitat bentik yang telah terklasifikasi selanjutnya dilakukan tahapan uji akurasi menggunakan perhitungan confusion matrix. Berdasarkan hasil uji akurasi pada hasil klasifikasi citra drone dihasilkan nilai Overall Accuracy (OA) tertinggi sebesar 82,09% dengan sudut perekaman sensor 90°, sedangkan kedua sudut perekaman sensor 60° dan 75° menghasilkan nilai OA sebesar 81,51% dan 81,09%. Skala segmentasi yang menghasilkan nilai OA tertinggi pada nilai 10 dengan algoritma bayes. Secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil dari ketiga perekaman sudut sensor. Hal ini mungkin disebabkan karena: (1) waktu perekaman antar satu sudut sensor yang berbeda tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan, (2) pengambilan data drone pada ketiga sudut sensor berbeda tidak dilakukan pada waktu yang sama (hanya satu drone yang digunakan pada tiga sudut sensor perekaman pada hari yang berbeda), dan (3) waktu pengambilan data pada ketiga sudut sensor dengan sudut matahari terhadap zenith kemungkinan tidak persis sama.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113206
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover.pdf
  Restricted Access
Cover540.52 kBAdobe PDFView/Open
C552180101_Muhammad Ilham.pdf
  Restricted Access
Fullteks2.27 MBAdobe PDFView/Open
lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.8 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.